Wednesday, June 18, 2008

Warga Kian Ketakutan

Sabtu, 07-06-2008 | 00:45:25

•  Longsor Gunung Jambangan Makin Parah

KOTABARU, BPOST - Warga unit permukiman transmigrasi (UPT) Desa Kumang Kumang, Kecamatan Pulau Laut Tengah, Kotabaru, makin dicekam ketakukan. Selain longsor yang semakin parah, Gunung Jambangan telah mengeluarkan asap dan kerikil.

Sebanyak 36 kepala keluarga (KK) yang tinggal di lokasi itu sudah mengungsi. Mereka untuk sementara menempati rumah kosong-kosong di UPT.

Rianto, warga setempat, mengatakan, asap dan batu-batu kerikil yang dikeluarkan gunung Jambangan membuat warga semakin tidak tenang.

"Sebelum terjadi longsor lebih besar, kami mencari lokasi yang lebih aman. Kalau malam warga tidur di rumah-rumah kosong. Warga baru pulang ke rumah siang, itu pun kalau keadaan dianggap aman," kata Rianto, dihubungi via telepon.

Rianto mengaku trauma dengan gempa, rumahnya di Jogyakarta luluh lantak akibat gempa. "Saya khawatir longsor semakin besar dan menimbun rumah kami," kata transmigran asal Bantul itu.

Longsor di Gunung Jambangan terjadi sejak, Kamis (5/6), namun, kata Rianto, pemerintah daerah belum mengeluarkan peringatan longsor tersebut membahayakan atau tidak bagi warga setempat.

"Pernyataan pemerintah daerah sangat kami harapkan. Kami tidak tenang kalau belum mendapat keterangan dari pemeritah daerah, longsor itu membahayakan atau tidak bagi warga," pinta Rianto.

Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kotabaru Sajidan, mengatakan, pihaknya akan membentuk tim teknis yang akan menyatakan longsor tersebut membahayakan atau tidak bagi warga yang tinggal lokasi itu.

"Saya mengimbau kepada warga agar tidak panik dulu, sambil kita membentuk tim sementara yang melibatkan dari beberapa pihak terkait. Karena Satlak tidak bisa menentukan longsor itu berbahaya atau tidak," kata Sajidan. (SK/hel)

Belasan Hektare Padi Gagal Panen

Jumat, 06-06-2008 | 00:32:12

PELAIHARI, BPOST - Banjir yang melanda Desa Asam Asam, Kecamatan Jorong, menimbulkan masalah serius bagi sejumlah korban banjir setempat. Tanaman padi yang siap panen, rusak seketika akibat terendam air bah.

"Laporan yang masuk setidaknya tercatat 12 hektare tanaman padi yang gagal panen. Padahal rata-rata sudah siap panen, sudah berbulir dan tinggal menunggu masaknya saja," ucap Kaur Pemerintahan Desa Asam Asam Rusdi, Kamis (5/6).

Hamparan sawah yang rusak tersebut berada di wilayah Rt 9. Rata-rata luasan garapan milik petani setempat dua hektare.

Banjir melanda Asam Asam sejak Selasa pekan lalu dan menyebabkan rumah milik 620 KK (1.698 jiwa) terendam air hingga dua meter. Air bah sempat surut, namun kemudian naik lagi menyusul turun hujan lebat hingga jumlah korbannya menjadi 706 (1.957 jiwa) di 15 RT.

Kini seiring membaiknya cuaca, genangan air sebagian sudah mengering. "Alhamdulillah banjirnya sudah kering, tidak ada lagi rumah warga yang kebanjiran. Semuanya sudah kembali. Saya sendiri sudah kembali ke rumah sejak Selasa," tutur Rusdi, warga wilayah RT 5 yang merupakan titik banjir terparah di Asam Asam. Lima lokasi lainnya yang juga parah yaitu di RT 23, 20, 22, 10, dan 18.

Sebagian besar warga Asam Asam sebagai petani padi. Itu sebabnya mereka sangat terpukul dengan banjir kali ini.

"Mereka yang padinya gagal panen sudah pasti bakal terimpit ekonomi keluarganya. Untuk itu kami berharap masih ada bantuan pangan atau bentuk lainnya," ucapnya seraya mengatakan bantuan yang telah diterima selama ini masih kurang.

"Hasil mencari ikan dan membuat daun atap nipah itu pun tak seberapa. Syukur-syukur bisa untuk makan sehari-hari, tapi pasti itu tidak bisa terlalu diandalkan untuk hidup," tambah Rusdi. (roy)

Atmari Langsung Tinjau Banjir

Selasa, 03-06-2008 | 00:50:29

PELAIHARI, BPOST - Hari pertama ngantor sebagai wakil bupati, Senin (2/6), H Atmari langsung terjun ke lapangan. Orang nomor dua di Bumi Tuntung Pandang ini meninjau lokasi banjir di wilayah Kecamatan Jorong dan Kintap.

Sebelumnya Atmari memimpin apel Senin pagi di halaman kantor Bupati di Jalan A Syairani. Biasanya tiap Senin awal bulan, pembina upacaranya adalah Bupati, namun karena Bupati H Adriansyah sedang menghadiri hari jadi Kotabaru, pembina upacara diambilalih Atmari.

Kehadiran Atmari di tengah kalangan PNS di lingkup Pemkab Tala bukan hal baru. Pasalnya, sebelumnya yang bersangkutan juga mantan pejabat Pemkab Tala dengan jabatan terakhir sekretaris daerah.

Di hadapan ratusan PNS yang mengikuti apel Senin pagi, Atmari mengucapkan terimakasih atas dukungan masyarakat Tala, termasuk kalangan PNS, terhadap dirinya sehingga ia terpilih menjadi wabup mendampingi H Adriansyah. Ia juga meminta PNS Tala untuk terus meningkatkan kinerja dan disiplin.

Usai memimpin apel, Atmari langsung meluncur ke RSUD Hadji Boejasin melihat fasilitas fisik di rumah sakit milik daerah itu. Kepada Kadiskes dr H Gt Rifaniansyah dan Direktur RSUD Hadji Boejasin, ia meminta agar keterbatasan sarana dan prasarana segera dilengkapi. Ruangan pasien hingga WC yang tidak layak lagi, mesti diperbaiki demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Atmari juga menyempatkan diri mengunjungi pasien gizi buruk akibat TBC, Maria Nunung Sri Handayani (12), yang dirawat di ruang isolasi bangsal penyakit anak.

Usai dari rumah sakit, Atmari langsung menuju Kintap meninjau lokasi banjir di Kecamatan Jorong dan Kintap.Di Kintap ada dua desa yang juga kebanjiran (Kintap dan Kintap Lama), namun banjir di tempat ini tidak parah dan hanya puluhan rumah saja yang terendam.

Banjir terparah terjadi di Asam-Asam, sejak Selasa (27/5) silam. Tercatat 706 KK (1.957 jiwa) di 12 RT yang rumahnya terendam. Namun banjir telah surut, kurang lebih setengah rumah warga yang kebanjiran telah kering.

Para korban banjir sendiri telah mendapatkan bantuan pangan dari Pemkab Tala. “Yang sudah kami salurkan dua ton beras, 20 dos mie instan, dan lima dos kecap,” beber Plt Kadis PMD Kesos H Abdul Halim. (roy)

Korban Banjir Masih Mengungsi

Jumat, 30-05-2008 | 00:45:05

BATULICIN, BPOST - Memasuki hari keempat musibah banjir di Sungai Danau, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu sebagaian korban banjir masih bertahan di pengungsian. Mereka tetap tinggal di rumah saudara maupun tetangga yang aman dari banjir.

Kamis (29/5) air masih menggenangi rumah-rumah penduduk meski sudah mulai surut. Sebagian warga yang rumahnya bertingkat dua kembali ke rumahnya masing-masing. Giani (45), warga RT 21 yang masih bertahan di rumah tetangganya bersama istri dan tiga anaknya mengaku takut pulang ke rumah, karena genangan air di rumahnya masih tinggi.

Karena hujan terus mengguyur, dia khawatir tidak bisa tenang saat tidur malam, karena bisa saja ketinggian air makin bertambah. Di pengungsian, Giani makan seadanya. Karena harta benda hanya sebagian yang sempat diselamatkan dan dibawa ke pengungsian tersebut.

Meski begitu, dia mengaku bersyukur karena masih ada orang yang peduli dan menyumbangkan sebagian hartanya."Yang bisa kami bawa hanya baju, kasur dan benda-benda elektronik. Kalau beras dan peralatan masak tergenang air,"ujarnya.

Sementara, Supiani (46), memilih kembali ke rumahnya, karena air berangsur-angsur turun. Apalagi, rumahnya berlantai dua. Namun, istri dan dua anaknya tetap tinggal di rumah familinya.

Pantauan BPost, sebagian kawasan tergenang sudah surut, sebagian masih tergenang. Ketinggian air yang semula mencapai satu meter kini rata-rata di atas lutut orang dewasa. Sebagian besar warga tak beraktivitas. Seperti pekerja di tambang maupun petani.

Polsek Satui membagikan bantuan kepada warga yang menjadi korban bajir, khususnya kepada mereka yang mengungsi.

Lebih dari 150 paket kebutuhan pokok, seperti beras, mie instan dan lauk pauk dibagikan Kapolsek Satu Ajun Komisaris Polisi Julianto. Tidak hanya warga yang tinggal di kawasan Pasar Bawah, tapi juga di Sungai Danau, Satui Barat, Satui Timur, Angsana maupun Desa Sekapuk.

Selama empat hari, memang belum ada bantuan apapun dari pemkab setempat. Hanya ada posko ORARI yang berdiri di halaman Mapolsek Satui. (coi)

Lumpur Terjang Tujuh Rumah

 
Kamis, 10-04-2008 | 00:40:10

•  Tanggul Tambang Jebol

PELAIHARI, BPOST - Hujan lebat yang mengguyur kota Pelaihari dan sekitarnya, Selasa (8/4), membuat beberapa rumah warga di Desa Sungai Bakar, Kecamatan Pelaihari terendam.

Harta benda, bahkan rumah mereka rusak akibat diterjang air sungai yang meluap. Ada tujuh rumah warga di RT 5 yang terendam, yaitu milik Sarpani alias Pani, Syamsudin, Duan, Izai, Rudi, Ipar, dan Selamet.

Paling apes dialami Pani. Seluruh perabotan dan harta benda (televisi, pecah belah, pakaian, dan lainnya) rusak akibat terjangan air bah yang bercampur lumpur.

Rumah Pani memang berada paling pinggir pada topografi yang peling rendah, persis menempel sejajar di bibir sungai. Itu sebabnya rumahnya langsung menjadi sasaran hantaman air, Selasa lalu.

Pani dan enam orang tetangganya tidak sempat menyelamatkan harta benda, karena air datang secara tiba-tiba. Meja dapur terbalik. Lemari pakaian ambruk, dan sebagian perabot hanyut terseret arus.

Begitu kuatnya arus air, membuat dinding depan rumah Pani jebol. Padahal dinding terbuat dari kayu yang masih kokoh, karena baru dibangun tahun lalu. Untung dinding itu tak sampai hanyut. Sementara bagian dapur berkontruksi kayu non permanen ambruk.

"Semua barang di rumah saya basah dan rusak. Jangankan menyelamatkan barang, kami sendiri saat itu sempat panik karena hampir terkurung di dalam rumah yang terus dipenuhi air. Pintu tak bisa dibuka dari dalam, akibat arus air yang sangat keras. Untung ada tetangga yang membantu membuka dari luar," tutur Pani.

Saat itu ketinggian air di dalam rumah Pani kurang lebih satu meter. Sementara ketinggian genangan air di rumah tetangganya umumnya hanya setengah meter.

Penuturan warga, air yang datang tiba-tiba itu diduga berasal dari lokasi tambang bijih besi, tak jauh dari permukiman. Kabarnya tanggul kontruksi tanah yang selama ini menjadi pengisolasi limbah pencucian bijih besi, jebol.

"Saya melihat air datang bergulung-gulung seperti tsunami," kata Pani. (roy)

Derita Korban Banjir Bati Bati (1), Kaki Sampai Balancatan

Senin, 07-04-2008 | 00:50:12

PASRAH dan berdoa. Hanya inilah yang bisa dilakukan warga dua desa--Benua Raya dan Bati Bati--di Kecamatan Bati Bati, Kabupaten Tanah Laut. Desa itu hingga kini masih terendam air bah. Tiap hari warga berkubang air, baik di luar maupun di dalam rumah.

Luapan air memang mulai turun menyusul membaiknya cuaca. Namun penurunannya lambat. Selama sepekan terakhir, penurunan air hanya kurang lebih setinggi lima jari.

Bahrudin (45), warga RT 2 Desa Benua Raya, menuturkan, banjir di terjadi sejak sebulan lalu, dan masih bertahan sampai sekarang. Selama itu pula ia bersama istri dan tiga anaknya--Maharin (kelas V SD), Rido (kelas II SD), dan Muhaddah (5)--berkutat dengan air. Hingga Sabtu (5/4), genangan air di dalam rumahnya masih setinggi mata kaki.

Banjir yang melanda Kecamatan Bati Bati tahun ini adalah banjir besar. “Ini terjadi lima tahun sekali. Tahun 2003 lalu juga seperti ini kondisinya. Pun dengan tahun 1997 silam,” tutur H Gazali, warga Benua Raya RT 3.

Puncak luapan air bah di Bati-Bati terjadi Senin (23/3) lalu. Genangan air saat itu merendam jalan trans Kalimantan (jalur Pelaihari-Banjarmasin) di desa setempat di empat titik. Saat ini di jalan vital itu tersisa satu titik dengan ketinggian genangan 10 sentimeter.

Desa Benua Raya paling parah, karena dekat sungai. Tercatat 600 rumah warga terendam. Sedangkan di Desa Bati-Bati rumah warga yang terendam sekitar 400 rumah.

Lambannya air bah menyusut, disebabkan tidak adanya saluran pembuangan di bagian hilir di kawasan Lebak Dalam, Kecamatan Bati-Bati dan pendangkalan Sungai Bawah Layung yang merupakan pintu pembuangan air karena bermuara langsung dengan laut Jawa.

Lama berkutat dengan air membawa masalah baru bagi warga korban banjir. Cukup banyak dari mereka yang mengalami penyakit kulit, terutama gatal-gatal (kutu air).

“Ini kaki saya balancatan (luka),” tutur Bahrudin sembari memperlihatkan sela-sela jarinya yang belah dan berlobang-lobang kecil. Ia bersyukur ketiga anaknya tidak terserang gatal-gatal.(idda royani)

Oprit Jembatan Tungkaran Ambrol

Senin, 31-03-2008 | 00:31:29

MARTAPURA - Banjir di Kabupaten Banjar selama Maret ini sudah terjadi dua kali, dampaknya ratusan meter jalan desa dan beberapa unit jembatan di beberapa kecamatan rusak.

Salah satunya jembatan ulin di RT 2 Desa Tungkaran, Martapura Kota yang bagian opritnya ambrol sejak tiga hari yang lalu. Sementara jalan desa di perbatasan Desa Keramat, Martapura Timur dan Tungkaran itu juga mengalami kerusakan karena tergenang air selama seminggu.

Oprit jembatan yang ambrol dengan ukuran 1 X 2 meter itu dalamnya hampir mencapai dua meter. Kendaraan roda empat sudah tiga hari terakhir tidak bisa lewat dan harus mengeliling melewati jalan di Desa Sungai Sipai.

Baru pada Minggu (30/3) kendaraan roda empat bisa melewati jalan tersebut setelah warga RT 2 bergotong royong menutup oprit yang ambrol itu menggunakan kayu ulin dan tanah. Dana yang digunakan murni dari swadaya masyarakat tanpa bantuan dari pemerintah daerah.

"Kami berinisiatif menutup kerusakan ini agar kendaraan bisa lewat dengan nyaman. Kalau menunggu pemerintah jelas lambat," ujar Ketua RT2 Desa Tungkaran, Lahmuddin, Minggu (30/3). (MTB/ofy)

Pengungsi Mulai Resah

 
Kamis, 27-03-2008 | 00:40:15

MARTAPURA, BPOST - Sudah tiga hari ini, Dina tidak pulang ke rumahnya. Bocah berusia tiga tahun ini selalu merengek minta pulang. Tapi neneknya, Jam’iyah melarangnya.

Alasannya, rumahnya terendam air banjir setinggi pinggang orang dewasa. Akibatnya, gadis kecil yang telah ditinggal ibunya untuk selama-lamanya saat berusia satu tahun akibat sakit ini hanya bisa termenung di kantor Kepala Desa Tambak Baru Martapura Banjar.

Tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan Dina. Paling-paling hanya duduk di pangkuan neneknya. Sesekali ikut bermain dengan beberapa anak sebayanya yang juga ikut mengungsi di tempat itu. Di ruang berukuran tiga kali lima meter persegi itu, Dina dan Jam’iyah harus tidur bersama beberapa tetangganya.

"Air di dalam rumah sudah sepinggang. Saya takut cucu saya sakit, makanya saya pilih tidur di balai desa ini. Saya tidak tahu kapan bisa pulang, karena air terlihat tidak mau surut," kata Jam’iyah, Rabu (26/3) di tempat pengungsiannya di kantor Desa Tambak Baru Martapura.

Jam’iyah mengaku hanya bisa pasrah menerima keadaan ini. Sudah beberapa tahun terakhir, rumah panggungnya yang tidak terlalu tinggi tiangnya itu selalu tergenang air akibat Sungai Riam Kiwa meluap. Jika dihitung-hitung, sudah tiga kali dia mengungsi pada tahun ini akibat air sungai Riam Kiwa meluberi desanya.

Pembakal Desa Tambak Baru, Zainal Arifin mengatakan, banjir telah merendam desanya selama sepekan. Akibatnya, aktivitas masyarakat harus dilakukan di atas jukung. Dua buah jalan desa di tempatnya, Jalan Mufakat dan Jalan Bina Karya sudah tidak berfungsi lagi karena terendam air hingga 65 sentimeter.

Banjir kali ini terhitung cukup tinggi. Sebanyak 86 rumah terendam dengan ketinggian air antara 30 hingga 60 sentimeter di dalam rumah. Akibatnya, pihaknya terpaksa mengungsikan sebanyak 45 orang ke dua tempat yaitu di kantor Desa Tambak Baru dan Madrasah Baitul Atiq yang terletak di belakang kantor desa.

Sementara itu, siang kemarin, Akademi Kebidanan (Akbid) Martapura bekerjasama dengan Yayasan Suaka Ananda BPost Group menggelar bhakti sosial di Kecamatan Astambul. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan pelayanan kesehatan khususnya kesehatan produksi, pemberian makanan kepada korban banjir dan memberikan pakaian pantas pakai. (sig)

Tuesday, June 17, 2008

Seluruh Daerah Rawan Puting Beliung

Selasa, 25-03-2008 | 00:40:25

• Pohon Tumbang Timpa Kios
• Pesisir dan Hulu Sungai Paling Rawan

BANJARBARU, BPOST - Warga Kalsel diminta mewaspadai ancaman cuaca buruk dalam sepekan ke depan. Hujan deras, disertai angin kencang puting beliung sangat berpotensi terjadi di seluruh daerah di Kalimantan. Paling terparah, di kawasan pesisir dan Hulu Sungai.

Di Banjarbaru akibat angin kencang Senin (23/3) dinihari membuat lebih dari lima batang pohon tumbang. Satu di antaranya, pohon waru besar berukuran berdiameter 70 sentimeter di Jalan A Yani kilometer 25, menimpa dua kios warga.

Akibatnya, satu bengkel milik Huda dan satu kios perlengkapan pertanian milik Muharto di sana rusak. Beruntung, tidak ada korban jiwa. Namun, keduanya diperkirakan menderita kerugian ratusan juta rupiah setelah rumah usahanya hancur ditimpa pohon akibat angin kencang.

Peristiwa ini mengulang kejadian serupa akhir 2007. Waktu itu, pohon waru di depan Radar Bandara ini roboh menghalangi jalan. Juga ada satu pohon besar berdiameter sekitar 30 sentimeter di taman air mancur Minggu Raya sempat menimpa seorang pengendara sepeda motor. Beruntung, pengendaranya selamat dan hanya mengalami luka ringan berupa lecet di beberapa bagian tubuhnya.

Satelit di Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Staisun Meteorologi Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru menangkap angin malam itu berkekuatan dahsyat yakni sampai 23 knot atau setara dengan 46 kilometer/jam. BMG menangkap gejala serupa munculnya angin tersebut bakal terulang sampai akhir Maret.

Prediksi ini dikuatkan dengan munculnya awan comulunimbus (CB) atau awan pembentuk hujan yang diakibatkan terbentuknya banyak tekanan udara rendah (low pressure) di sekitar Samudera Hindia. Setidaknya lebih dari lima titik tekanan udara rendah terlihat di sepanjang laut Jawa sampai daerah ekuator sehingga imbasnya hujan deras disertai angin kencang karena terbentuknya awan CB itu.

Fenomena alam ini diperparah dengan munculnya Maddane Julian Osilation (MJO) atau pergerakannya yang sampai menuju Indonesia. Jika sampai di Indonesia, cuaca ekstrim yang semula sudah terbentuk semakin ekstrim. Awan-awan aktif pembentuk hujan pun kian bertambah saja dan imbasnya sampai ke Banua. Tidak heran, jika pada siang hari cuaca di Kalsel cukup panas, maka pada sore harinya langsung hujan.

"Kalau di Kalsel, daerah yang perlu diwaspadai adalah sebelah Timur dan Utara yakni daerah Tanah Bumbu dan Kotabaru juga Hulu Sungai dan sebagian Kabupaten Banjar," ucap Wayan prakirawan Stasiun Meteorologi diamini Riza prakirawan yang lainnya.

Gejala angin kencang ini begitu cepat dan tak bisa diprediksi. "Berbeda dengan angin yang diakibatkan badai tropis yang terjadi berhari-hari," timpal Dwi Agus Priyono, Kepala BMG Stasiun Meteorologi Bandara Syamsudin Noor. (niz)
Daerah Lapang Lebih Waspada

BMG juga mewanti-wanti masyarakat agar mengantisipasi cuaca buruk ini, khususnya bagi mereka yang tinggal di areal lapang dengan vegetasi kurang. Angin puting beliung lebih sering menyapu tanah lapang tanpa tanaman dan sangat jarang terjadi di perbukitan atau hutan yang lebat.

Rumah non permanen pun wajib waspada karena hantaman keras angin ini juga kerap terjadi menimpa rumah jenis kayu tanpa beton. Termasuk rumah yang beratap seng/asbes maupun daun nipah.

Hal yang sama juga bisa terjadi di lautan. Saat ini cuaca buruk juga terjadi di Laut Jawa, kendati tinggi gelombang masih normal, maksimal hanya setinggi dua meter. Cuaca buruk angin kencang (water spot) ditambah hujan dan petir terjadi di perairan yang kerap dilalui kapal-kapal yang menuju maupun keluar dari Kalsel. (niz)

Kenali Gejala Angin Kencang :
• Suhu udara sebelumnya pengap.
• Segera berlindung tatkala gumpalan awan mulai menghitam dalam jumlah banyak.
• Waspada saat hujan disertai petir, karena biasanya agin puting beliung atau angin puyuh satu paket dengan turunnya hujan.
• Cermati kalau ada lintasan angin semakin cepat dalam waktu singkat karena angin kencang seperti puting beliung biasanya berdurasi pendek.
• Waspada jika ada angin kencang di sekitar anda dengan radius 5 kilometer, karena angin ini menyerang pada radius itu.

Sumber: BMG Stasiun Meteorologi Bandara Syamsudin Noor di Banjarbaru

Antisipasi Angin Puting Beliung :
• Segera tebang pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh sehingga saat angin puting beliung menyapu tidak langsung roboh.
• Perhatikan atap rumah, segera ganti atapnya jika rapuh karena akan memudahkan angin menghempaskan rumah.
• Hindari mendekati awan gelap yang muncul tiba-tiba dari sebelumnya awan cerah.
• Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi karena fenomena ini sangat cepat terjadi.

Seminggu Terendam Banjir


Minggu, 23-03-2008 | 00:30:30

MARTAPURA, BPOST - Ratusan masyarakat dan petani warga Desa Munggu Raya Kecamatan Astambul Banjar hanya bisa pasrah. Pasalnya, sudah seminggu terakhir jalan desa mereka sepanjang tiga kilometer dan ratusan hektare sawah di kawasan itu terendam banjir.

Akibatnya, mereka harus bersusah payah keluar masuk desa karena jalan satu-satunya di kawasan ini terendam air setinggi 30-60 centimeter.

Begitu juga dengan para petani, tanaman padi seluas 150 hektare di kawasan ini musnah karena sepekan terendam banjir. Dipastikan, petani di kawasan ini tidak akan bisa memanen tanamannya, padahal mereka telah mengeluarkan uang ratusan juta rupiah uang untuk menanam bibit.

Kejadian ini cukup mengejutkan warga karena biasanya banjir yang terjadi di Kabupaten Banjar hanya satu atau dua hari, setelah air langsung surut.

Dari pantauan, banjir itu kiriman dari Sungai Astambul dan Sungai Martapura yang mengalir ke desa yang berada di kawasan rendah itu.

Desa Munggu Raya sendiri merupakan desa paling ujung di Kecamatan Astambul. Akibat terendamnya jalan utama di desa itu, ratusan warga di Desa Akar Bagantung, Martapura Timur dan sebagian warga Astambul juga terganggu karena jalur penghubung mereka terputus.

Pambakal Munggu Raya Jumat, mengatakan, ratusan warga desanya resah karena sudah sepekan air menggenangi desa mereka. Hingga Sabtu (22/3), belum ada tanda-tanda air itu akan surut, bahkan, Sabtu siang hujan kembali turun di beberapa kawasan di Kabupaten Banjar.

"Hingga saat ini belum ada tanda-tanda air akan surut. Warga tambah resah karena hari ini hujan turun lagi," kata Jumat.

Menurutnya, warga dan juga aparat desa tidak bisa berbuat apa-apa karena daerah mereka termasuk rendah. (sig)

Waduk Normal

SEMENTARA itu di kecamatan lain, meski hujan turun cukup deras pada Sabtu Siang, tapi tidak terjadi banjir.

Camat Sungai Pinang, Asliansyah mengatakan, hingga Sabtu masih belum ada laporan terjadi banjir. Beberapa desa yang menjadi langganan banjir juga masih normal.

Camat Pengaron, Wasis Nugraha juga, mengatakan, beberapa titik di kawasan rendah di kecamatannya juga tidak tergenang air. Dari pantauannya di beberapa desa, belum ditemukan tanda-tanda air Riam Kiwa akan meluap.

Kepala PLTA Riam Kanan, Ir Kardoyo mengatakan, air waduk masih dalam kondisi normal. Kini ketinggian air waduk Riam Kanan berkisar 57 meter. Angka itu masih di bawah ambang batas elevasi yang ditentukan setinggi 60 meter.

"Saat ini ketinggian air masih dalam batas aman," kata Kardoyo. (sig)

Stok Bantuan Bencana Menipis

 
Rabu, 16-04-2008 | 00:35:05

BARABAI, BPOST - Stok bantuan bencana di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertrans), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), menipis. Kepala Dinas tersebut, H Akhyar Akhrani menyatakan, sejak awal tahun 2008, hanya stok sandang, alat dapur dan alat evakuasi yang tersisa. Sedangkan bahan makanan telah habis.

"Kita tidak memungkiri kalau sepanjang tahun 2007 sampai sekarang, rentetan musibah merundung warga Kalsel. Mungkin saja stok bantuan di pemerintah provinsi tersalur ke korban bencana di kabupaten lain," ujarnya.

Sejak tak pernah mendapat suplai bantuan bencana dari pemprov sejak awal 2007 lalu, daerah terpaksa menyiasati agar sepanjang suplai belum datang, stok yang ada bisa dimanfaatkan maksimal. Salah satunya, menguatkan data korban di lapangan jika terjadi bencana, sehingga bantuan tidak mubazir dan tepat sasaran.

Musibah sepanjang tahun 2007 hingga sekarang yang menyedot stok bantuan bencana di Disnakertrans dan Sosial, adalah kebakaran. Karena diluar diprediksi, ketersediaan stok bantuan ini harus terjamin.

Catatan BPost, sejumlah kebakaran di Kabupaten HST dan mendapat bantuan dari pemerintah daerah seperti di Desa Limbar RT 3 Kecamatan Batang Alai Selatan (BAS), yang menghanguskan 14 unit rumah warga, awal tahun 2008 lalu.

Selanjutnya kebakaran di Desa Benawa Tengah RT 4 Kecamatan Barabai yang mengakibatkan 51 warga kehilangan tempat tinggal, pada pertengahan Januari 2008. Selain itu, musibah kebakaran yang melanda warga Desa Sungai Harang RT 2 Kecamatan Haruyan, akhir Maret tadi. Peristiwa itu mengahanguskan lima unit rumah dan satu masjid.

Terakhir, di Desa Batang Bahalang RT 1 Kecamatan Labuan Amas Selatan, sehari pascakebakaran di Desa Sungai Harang yang menghanguskan tiga buah rumah penduduk. (yud)

Tuesday, June 10, 2008

Stok Bantuan Bencana Menipis

Rabu, 16-04-2008 | 00:35:05

BARABAI, BPOST - Stok bantuan bencana di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertrans), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), menipis. Kepala Dinas tersebut, H Akhyar Akhrani menyatakan, sejak awal tahun 2008, hanya stok sandang, alat dapur dan alat evakuasi yang tersisa. Sedangkan bahan makanan telah habis.

"Kita tidak memungkiri kalau sepanjang tahun 2007 sampai sekarang, rentetan musibah merundung warga Kalsel. Mungkin saja stok bantuan di pemerintah provinsi tersalur ke korban bencana di kabupaten lain," ujarnya.

Sejak tak pernah mendapat suplai bantuan bencana dari pemprov sejak awal 2007 lalu, daerah terpaksa menyiasati agar sepanjang suplai belum datang, stok yang ada bisa dimanfaatkan maksimal. Salah satunya, menguatkan data korban di lapangan jika terjadi bencana, sehingga bantuan tidak mubazir dan tepat sasaran.

Musibah sepanjang tahun 2007 hingga sekarang yang menyedot stok bantuan bencana di Disnakertrans dan Sosial, adalah kebakaran. Karena diluar diprediksi, ketersediaan stok bantuan ini harus terjamin.

Catatan BPost, sejumlah kebakaran di Kabupaten HST dan mendapat bantuan dari pemerintah daerah seperti di Desa Limbar RT 3 Kecamatan Batang Alai Selatan (BAS), yang menghanguskan 14 unit rumah warga, awal tahun 2008 lalu.

Selanjutnya kebakaran di Desa Benawa Tengah RT 4 Kecamatan Barabai yang mengakibatkan 51 warga kehilangan tempat tinggal, pada pertengahan Januari 2008. Selain itu, musibah kebakaran yang melanda warga Desa Sungai Harang RT 2 Kecamatan Haruyan, akhir Maret tadi. Peristiwa itu mengahanguskan lima unit rumah dan satu masjid.

Terakhir, di Desa Batang Bahalang RT 1 Kecamatan Labuan Amas Selatan, sehari pascakebakaran di Desa Sungai Harang yang menghanguskan tiga buah rumah penduduk. (yud)

seluruh Daerah Rawan Puting Beliung

Selasa, 25-03-2008 | 00:40:25


• Pohon Tumbang Timpa Kios
• Pesisir dan Hulu Sungai Paling Rawan

BANJARBARU, BPOST - Warga Kalsel diminta mewaspadai ancaman cuaca buruk dalam sepekan ke depan. Hujan deras, disertai angin kencang puting beliung sangat berpotensi terjadi di seluruh daerah di Kalimantan. Paling terparah, di kawasan pesisir dan Hulu Sungai.

Di Banjarbaru akibat angin kencang Senin (23/3) dinihari membuat lebih dari lima batang pohon tumbang. Satu di antaranya, pohon waru besar berukuran berdiameter 70 sentimeter di Jalan A Yani kilometer 25, menimpa dua kios warga.

Akibatnya, satu bengkel milik Huda dan satu kios perlengkapan pertanian milik Muharto di sana rusak. Beruntung, tidak ada korban jiwa. Namun, keduanya diperkirakan menderita kerugian ratusan juta rupiah setelah rumah usahanya hancur ditimpa pohon akibat angin kencang.

Peristiwa ini mengulang kejadian serupa akhir 2007. Waktu itu, pohon waru di depan Radar Bandara ini roboh menghalangi jalan. Juga ada satu pohon besar berdiameter sekitar 30 sentimeter di taman air mancur Minggu Raya sempat menimpa seorang pengendara sepeda motor. Beruntung, pengendaranya selamat dan hanya mengalami luka ringan berupa lecet di beberapa bagian tubuhnya.

Satelit di Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Staisun Meteorologi Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru menangkap angin malam itu berkekuatan dahsyat yakni sampai 23 knot atau setara dengan 46 kilometer/jam. BMG menangkap gejala serupa munculnya angin tersebut bakal terulang sampai akhir Maret.

Prediksi ini dikuatkan dengan munculnya awan comulunimbus (CB) atau awan pembentuk hujan yang diakibatkan terbentuknya banyak tekanan udara rendah (low pressure) di sekitar Samudera Hindia. Setidaknya lebih dari lima titik tekanan udara rendah terlihat di sepanjang laut Jawa sampai daerah ekuator sehingga imbasnya hujan deras disertai angin kencang karena terbentuknya awan CB itu.

Fenomena alam ini diperparah dengan munculnya Maddane Julian Osilation (MJO) atau pergerakannya yang sampai menuju Indonesia. Jika sampai di Indonesia, cuaca ekstrim yang semula sudah terbentuk semakin ekstrim. Awan-awan aktif pembentuk hujan pun kian bertambah saja dan imbasnya sampai ke Banua. Tidak heran, jika pada siang hari cuaca di Kalsel cukup panas, maka pada sore harinya langsung hujan.

"Kalau di Kalsel, daerah yang perlu diwaspadai adalah sebelah Timur dan Utara yakni daerah Tanah Bumbu dan Kotabaru juga Hulu Sungai dan sebagian Kabupaten Banjar," ucap Wayan prakirawan Stasiun Meteorologi diamini Riza prakirawan yang lainnya.

Gejala angin kencang ini begitu cepat dan tak bisa diprediksi. "Berbeda dengan angin yang diakibatkan badai tropis yang terjadi berhari-hari," timpal Dwi Agus Priyono, Kepala BMG Stasiun Meteorologi Bandara Syamsudin Noor. (niz)
Daerah Lapang Lebih Waspada

BMG juga mewanti-wanti masyarakat agar mengantisipasi cuaca buruk ini, khususnya bagi mereka yang tinggal di areal lapang dengan vegetasi kurang. Angin puting beliung lebih sering menyapu tanah lapang tanpa tanaman dan sangat jarang terjadi di perbukitan atau hutan yang lebat.

Rumah non permanen pun wajib waspada karena hantaman keras angin ini juga kerap terjadi menimpa rumah jenis kayu tanpa beton. Termasuk rumah yang beratap seng/asbes maupun daun nipah.

Hal yang sama juga bisa terjadi di lautan. Saat ini cuaca buruk juga terjadi di Laut Jawa, kendati tinggi gelombang masih normal, maksimal hanya setinggi dua meter. Cuaca buruk angin kencang (water spot) ditambah hujan dan petir terjadi di perairan yang kerap dilalui kapal-kapal yang menuju maupun keluar dari Kalsel. (niz)

Kenali Gejala Angin Kencang :
• Suhu udara sebelumnya pengap.
• Segera berlindung tatkala gumpalan awan mulai menghitam dalam jumlah banyak.
• Waspada saat hujan disertai petir, karena biasanya agin puting beliung atau angin puyuh satu paket dengan turunnya hujan.
• Cermati kalau ada lintasan angin semakin cepat dalam waktu singkat karena angin kencang seperti puting beliung biasanya berdurasi pendek.
• Waspada jika ada angin kencang di sekitar anda dengan radius 5 kilometer, karena angin ini menyerang pada radius itu.

Sumber: BMG Stasiun Meteorologi Bandara Syamsudin Noor di Banjarbaru

Antisipasi Angin Puting Beliung :
• Segera tebang pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh sehingga saat angin puting beliung menyapu tidak langsung roboh.
• Perhatikan atap rumah, segera ganti atapnya jika rapuh karena akan memudahkan angin menghempaskan rumah.
• Hindari mendekati awan gelap yang muncul tiba-tiba dari sebelumnya awan cerah.
• Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi karena fenomena ini sangat cepat

Monday, June 09, 2008

Seminggu Terendam Banjir


Minggu, 23-03-2008 | 00:30:30


MARTAPURA, BPOST - Ratusan masyarakat dan petani warga Desa Munggu Raya Kecamatan Astambul Banjar hanya bisa pasrah. Pasalnya, sudah seminggu terakhir jalan desa mereka sepanjang tiga kilometer dan ratusan hektare sawah di kawasan itu terendam banjir.

Akibatnya, mereka harus bersusah payah keluar masuk desa karena jalan satu-satunya di kawasan ini terendam air setinggi 30-60 centimeter.

Begitu juga dengan para petani, tanaman padi seluas 150 hektare di kawasan ini musnah karena sepekan terendam banjir. Dipastikan, petani di kawasan ini tidak akan bisa memanen tanamannya, padahal mereka telah mengeluarkan uang ratusan juta rupiah uang untuk menanam bibit.

Kejadian ini cukup mengejutkan warga karena biasanya banjir yang terjadi di Kabupaten Banjar hanya satu atau dua hari, setelah air langsung surut.

Dari pantauan, banjir itu kiriman dari Sungai Astambul dan Sungai Martapura yang mengalir ke desa yang berada di kawasan rendah itu.

Desa Munggu Raya sendiri merupakan desa paling ujung di Kecamatan Astambul. Akibat terendamnya jalan utama di desa itu, ratusan warga di Desa Akar Bagantung, Martapura Timur dan sebagian warga Astambul juga terganggu karena jalur penghubung mereka terputus.

Pambakal Munggu Raya Jumat, mengatakan, ratusan warga desanya resah karena sudah sepekan air menggenangi desa mereka. Hingga Sabtu (22/3), belum ada tanda-tanda air itu akan surut, bahkan, Sabtu siang hujan kembali turun di beberapa kawasan di Kabupaten Banjar.

"Hingga saat ini belum ada tanda-tanda air akan surut. Warga tambah resah karena hari ini hujan turun lagi," kata Jumat.

Menurutnya, warga dan juga aparat desa tidak bisa berbuat apa-apa karena daerah mereka termasuk rendah. (sig)

Waduk Normal

SEMENTARA itu di kecamatan lain, meski hujan turun cukup deras pada Sabtu Siang, tapi tidak terjadi banjir.

Camat Sungai Pinang, Asliansyah mengatakan, hingga Sabtu masih belum ada laporan terjadi banjir. Beberapa desa yang menjadi langganan banjir juga masih normal.

Camat Pengaron, Wasis Nugraha juga, mengatakan, beberapa titik di kawasan rendah di kecamatannya juga tidak tergenang air. Dari pantauannya di beberapa desa, belum ditemukan tanda-tanda air Riam Kiwa akan meluap.

Kepala PLTA Riam Kanan, Ir Kardoyo mengatakan, air waduk masih dalam kondisi normal. Kini ketinggian air waduk Riam Kanan berkisar 57 meter. Angka itu masih di bawah ambang batas elevasi yang ditentukan setinggi 60 meter.

"Saat ini ketinggian air masih dalam batas aman," kata Kardoyo. (sig)

Selasa, 25-03-2008 | 00:40:25

Image
MENIMPA RUMAH - Warga membersihkan potongan pohon waru yang tumbang dan menimpa kios serta pangkalan ojek di Jalan A Yani Km 25 Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan Senin (24/3). Pohon tua tersebut tumbang akibat hujan lebat disertai angin kencang. (METRO BANJAR/DONNY SOPHANDI)
• Pohon Tumbang Timpa Kios
• Pesisir dan Hulu Sungai Paling Rawan

BANJARBARU, BPOST - Warga Kalsel diminta mewaspadai ancaman cuaca buruk dalam sepekan ke depan. Hujan deras, disertai angin kencang puting beliung sangat berpotensi terjadi di seluruh daerah di Kalimantan. Paling terparah, di kawasan pesisir dan Hulu Sungai.

Di Banjarbaru akibat angin kencang Senin (23/3) dinihari membuat lebih dari lima batang pohon tumbang. Satu di antaranya, pohon waru besar berukuran berdiameter 70 sentimeter di Jalan A Yani kilometer 25, menimpa dua kios warga.

Akibatnya, satu bengkel milik Huda dan satu kios perlengkapan pertanian milik Muharto di sana rusak. Beruntung, tidak ada korban jiwa. Namun, keduanya diperkirakan menderita kerugian ratusan juta rupiah setelah rumah usahanya hancur ditimpa pohon akibat angin kencang.

Peristiwa ini mengulang kejadian serupa akhir 2007. Waktu itu, pohon waru di depan Radar Bandara ini roboh menghalangi jalan. Juga ada satu pohon besar berdiameter sekitar 30 sentimeter di taman air mancur Minggu Raya sempat menimpa seorang pengendara sepeda motor. Beruntung, pengendaranya selamat dan hanya mengalami luka ringan berupa lecet di beberapa bagian tubuhnya.

Satelit di Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Staisun Meteorologi Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru menangkap angin malam itu berkekuatan dahsyat yakni sampai 23 knot atau setara dengan 46 kilometer/jam. BMG menangkap gejala serupa munculnya angin tersebut bakal terulang sampai akhir Maret.

Prediksi ini dikuatkan dengan munculnya awan comulunimbus (CB) atau awan pembentuk hujan yang diakibatkan terbentuknya banyak tekanan udara rendah (low pressure) di sekitar Samudera Hindia. Setidaknya lebih dari lima titik tekanan udara rendah terlihat di sepanjang laut Jawa sampai daerah ekuator sehingga imbasnya hujan deras disertai angin kencang karena terbentuknya awan CB itu.

Fenomena alam ini diperparah dengan munculnya Maddane Julian Osilation (MJO) atau pergerakannya yang sampai menuju Indonesia. Jika sampai di Indonesia, cuaca ekstrim yang semula sudah terbentuk semakin ekstrim. Awan-awan aktif pembentuk hujan pun kian bertambah saja dan imbasnya sampai ke Banua. Tidak heran, jika pada siang hari cuaca di Kalsel cukup panas, maka pada sore harinya langsung hujan.

"Kalau di Kalsel, daerah yang perlu diwaspadai adalah sebelah Timur dan Utara yakni daerah Tanah Bumbu dan Kotabaru juga Hulu Sungai dan sebagian Kabupaten Banjar," ucap Wayan prakirawan Stasiun Meteorologi diamini Riza prakirawan yang lainnya.

Gejala angin kencang ini begitu cepat dan tak bisa diprediksi. "Berbeda dengan angin yang diakibatkan badai tropis yang terjadi berhari-hari," timpal Dwi Agus Priyono, Kepala BMG Stasiun Meteorologi Bandara Syamsudin Noor. (niz)
Daerah Lapang Lebih Waspada

BMG juga mewanti-wanti masyarakat agar mengantisipasi cuaca buruk ini, khususnya bagi mereka yang tinggal di areal lapang dengan vegetasi kurang. Angin puting beliung lebih sering menyapu tanah lapang tanpa tanaman dan sangat jarang terjadi di perbukitan atau hutan yang lebat.

Rumah non permanen pun wajib waspada karena hantaman keras angin ini juga kerap terjadi menimpa rumah jenis kayu tanpa beton. Termasuk rumah yang beratap seng/asbes maupun daun nipah.

Hal yang sama juga bisa terjadi di lautan. Saat ini cuaca buruk juga terjadi di Laut Jawa, kendati tinggi gelombang masih normal, maksimal hanya setinggi dua meter. Cuaca buruk angin kencang (water spot) ditambah hujan dan petir terjadi di perairan yang kerap dilalui kapal-kapal yang menuju maupun keluar dari Kalsel. (niz)

Kenali Gejala Angin Kencang :
• Suhu udara sebelumnya pengap.
• Segera berlindung tatkala gumpalan awan mulai menghitam dalam jumlah banyak.
• Waspada saat hujan disertai petir, karena biasanya agin puting beliung atau angin puyuh satu paket dengan turunnya hujan.
• Cermati kalau ada lintasan angin semakin cepat dalam waktu singkat karena angin kencang seperti puting beliung biasanya berdurasi pendek.
• Waspada jika ada angin kencang di sekitar anda dengan radius 5 kilometer, karena angin ini menyerang pada radius itu.

Sumber: BMG Stasiun Meteorologi Bandara Syamsudin Noor di Banjarbaru

Antisipasi Angin Puting Beliung :
• Segera tebang pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh sehingga saat angin puting beliung menyapu tidak langsung roboh.
• Perhatikan atap rumah, segera ganti atapnya jika rapuh karena akan memudahkan angin menghempaskan rumah.
• Hindari mendekati awan gelap yang muncul tiba-tiba dari sebelumnya awan cerah.
• Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi karena fenomena ini sangat cepat terjadi.


Minggu, 23-03-2008 | 00:30:30

Image
BELUM BEROPERASI - RS Ratu Zalecha yang baru di Jalan Mentri Empat Martapura rencananya akan difungsikan sepenuhnya pada Juli 2008. Saat ini hanya pelayanan rawat jalan yang sudah beroperasi. (METRO BANJAR/DONNY SOPHANDI)
MARTAPURA, BPOST - Ratusan masyarakat dan petani warga Desa Munggu Raya Kecamatan Astambul Banjar hanya bisa pasrah. Pasalnya, sudah seminggu terakhir jalan desa mereka sepanjang tiga kilometer dan ratusan hektare sawah di kawasan itu terendam banjir.

Akibatnya, mereka harus bersusah payah keluar masuk desa karena jalan satu-satunya di kawasan ini terendam air setinggi 30-60 centimeter.

Begitu juga dengan para petani, tanaman padi seluas 150 hektare di kawasan ini musnah karena sepekan terendam banjir. Dipastikan, petani di kawasan ini tidak akan bisa memanen tanamannya, padahal mereka telah mengeluarkan uang ratusan juta rupiah uang untuk menanam bibit.

Kejadian ini cukup mengejutkan warga karena biasanya banjir yang terjadi di Kabupaten Banjar hanya satu atau dua hari, setelah air langsung surut.

Dari pantauan, banjir itu kiriman dari Sungai Astambul dan Sungai Martapura yang mengalir ke desa yang berada di kawasan rendah itu.

Desa Munggu Raya sendiri merupakan desa paling ujung di Kecamatan Astambul. Akibat terendamnya jalan utama di desa itu, ratusan warga di Desa Akar Bagantung, Martapura Timur dan sebagian warga Astambul juga terganggu karena jalur penghubung mereka terputus.

Pambakal Munggu Raya Jumat, mengatakan, ratusan warga desanya resah karena sudah sepekan air menggenangi desa mereka. Hingga Sabtu (22/3), belum ada tanda-tanda air itu akan surut, bahkan, Sabtu siang hujan kembali turun di beberapa kawasan di Kabupaten Banjar.

"Hingga saat ini belum ada tanda-tanda air akan surut. Warga tambah resah karena hari ini hujan turun lagi," kata Jumat.

Menurutnya, warga dan juga aparat desa tidak bisa berbuat apa-apa karena daerah mereka termasuk rendah. (sig)

Waduk Normal

SEMENTARA itu di kecamatan lain, meski hujan turun cukup deras pada Sabtu Siang, tapi tidak terjadi banjir.

Camat Sungai Pinang, Asliansyah mengatakan, hingga Sabtu masih belum ada laporan terjadi banjir. Beberapa desa yang menjadi langganan banjir juga masih normal.

Camat Pengaron, Wasis Nugraha juga, mengatakan, beberapa titik di kawasan rendah di kecamatannya juga tidak tergenang air. Dari pantauannya di beberapa desa, belum ditemukan tanda-tanda air Riam Kiwa akan meluap.

Kepala PLTA Riam Kanan, Ir Kardoyo mengatakan, air waduk masih dalam kondisi normal. Kini ketinggian air waduk Riam Kanan berkisar 57 meter. Angka itu masih di bawah ambang batas elevasi yang ditentukan setinggi 60 meter.

"Saat ini ketinggian air masih dalam batas aman," kata Kardoyo. (s