Friday, June 26, 2009

Abrasi Pantai Ancam Trans Kalimantan

Senin, 25 Mei 2009 | 17:22 WITA

BATULICIN, SENIN - Abrasi pantai di daerah Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalimantan Selatan telah merambah ke badan Jalan Trans Kalimantan.

Dari pantauan, Senin (25/5) , bekas hempasan gelombang laut telah mengikis pinggiran jalan sepanjang puluhan meter hingga nyaris menyebabkan longsor.

Tidak sedikit tanaman pantai seperti Pinus dan pohon kelapa menjadi tumbang dan akhirnya mati akibat gelombang laut yang memicu terjadinya abrasi.

Tanggul penahan gelombang sepanjang garis pantai yang dibangun pemerintah beberapa tahun lalu kini juga hancur terkikis gelombang laut. Terbatasnya upaya pemerintah membangun kembali tanggul yang rusak dikawatirkan terus memicu abrasi pantai yang semakin parah.

Perbaikan yang dilakukan masih difokuskan pada jembatan di ruas jalan tersebut, tepatnya di kawasan Desa Sungai lembu, Kecamatan Kusan Hilir, yang sebelumnya nyaris ambruk terkena abrasi laut.

Jalan Trans Kalimantan merupakan sarana vital jalur transportasi darat yang telah menghubungkan Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanbu menuju Banjarmasin, pusat ibukota Kalimantan Selatan.

Pada 2006, jalan di Kecamatan Kusan Hilir ini sempat terputus akibat tingginya gelombang laut, hingga membuat pemerintah terpaksa mengeluarkan biaya miliaran rupiah untuk membangun sebuah jembatan dengan panjang 400 meter guna menyambung kembali ruas jalan tersebut.

Penderita Stroke Selamat Diterjang Puting Beliung

Kamis, 14 Mei 2009 | 07:20 WITA

GEMURUH hujan disertai terjangan angin kencang membuat  khawatir Dalamiah (50). Apalagi saat muncul cuaca buruk Selasa (3/5) siang kemarin, dia hanya seorang diri di rumah.

Semetara letak rumah sederhananya itu berada di kawasan terbuka, areal persawahan di Jalan Tatah Belayung RT 13 Banjarmasin Selatan sehingga sangat rentan disapu badai.

Suaminya yang dipercaya sebagai ketua RT setempat, kebetulan sedang berada di rumah tetangga untuk pertemuan RT. Sementara anaknya berada di pahumaan sekitar 100 meter dari rumahnya.

Saat terjangan angin makin kencang, Dalamiah pun kian dicekam was-was. Apalagi kondisi fisiknya masih sangat lemah pascaterserang stroke. Saat itu, dia berada di ruang tengah rumahnya. Tiba-tiba, rumahnya berguncang diterpa angin.

"Tiba-tiba ada bunyi menggelegar. Rumah saya langsung berguncang. Saya ketakutan setengah mati. Kejadian itu hanya berlangsung hitungan detik, tapi setelah itu atap rumah hancur," ucap Dalamiah.

Ditengah amuk puting beliung itu, dia hanya bisa pasrah dan berdoa. Ya, terjangan puting beliung itu menghancurkan atap dapurnya. Atap ruang tengah rumahnya juga ambrol. Beruntung dia selamat dari amukan puting beliung itu. Dia tidak mengalami cedera sedikit pun. Padahal saat itu dia sedang berada di ruang tengah. Dia duduk di bagian pojok ruang itu sehingga tak tertimpa runtuhan atap rumahnya.

Melihat angin menyapu rumahnya, sang anak yang berada di pahumaan berjarak sekitar 100 meter langsung berlari. Demikian juga sang suami. "Syukur alhamdulillah, kami selamat meski atap rumah hancur," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan keterangan warga setempat, putaran angin sempat muncul bersamaan, lalu terpecah menjadi tiga titik yang bergerak dari arah Tatah Pamangkih Kertak Hanyar. "Untung titik angin itu menyebar, terpecah tiga. Kalau tidak, kekuatannya bisa lebih dahsyat," ucap Acid, warga setempat.