Monday, September 10, 2007

Lima Titik Panas Terdeteksi

Kamis, 30 Agustus 2007

KOTABARU,- memasuki musim kemarau tahun ini, di kawasan Kabupaten Kotabaru kembali terdeteksi adanya hotspot (titik panas) yang tersebar pada beberapa lokasi. Hotspot tersebut terdeteksi oleh Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada pertengahan Agustus. Untuk wilayah Kalsel berjumlah 73 titik panas.

    Kabid Konservasi dan Rehabilitasi Dinas Kehutanan setempat, Armadi Tamaju mengatakan, pada musim kemarau bulan Agustus ini petani dan ladang berpindah mulai membersihkan lahan untuk persiapan tanam seperti tahun-tahun sebelumnya. Dari data Dinas Kehutanan Provinsi, khusus di Kotabaru ada 7 titik panas. Jika dibandingkan dengan tahu lalu jumlah hotspot di kabupaten ini menurun. Pada periode sama tahun di 2006, ditemukan 732 titik hotspot, dan 31 titik di antaranya terdeteksi pada Agustus.

       "Biasanya titik panas tersebut ditemukan di dalam dan di luar kawasan hutan di wilayah Pulau Laut dan Senakin, karena di wilayah itu banyak perusahaan perkebunan dan areal HPH PT Inutani," ujarnya.

       Selain itu, hotspot juga banyak ditemukan dalam areal penggunaan lain (APL) bahkan ada pada kawasan hutan lindung seperti di Berangas Kecamatan Pulau Laut Timur. Begitu juga dalan kawanan hutan tanaman industri perkebunan kelapa sawit

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kotabaru sudah meminta kepada semua perusahaan perkebunan atau pemilik HPH, tetap waspada dan memberikan laporan kepada Dishutbun, jika ditemukan ada lahan mereka yang terbakar.

       Sementara ancaman bagi yang membakar hutan dengan sengaja akan diancam Undang-undang nomor 4 tahun 1999 tentang kehutanan pasal 78 ayat 3, kurungan maksimal 15 tahun penjara atau denda Rp 5 miliar. Sementara yang lalai hingga terjadi kebakaran hutan, diancam maksimal lima tahun penjara atau denda Rp 1.5 miliar. (ins)

Hotspot Mudah Diakses Asal Tak Terhalang Pohon

Radar Banjarmasin ; Selasa, 28 Agustus 2007
BANJARBARU – Sejak resmi beroperasi, fasilitas hotspot internet yang terletak kawasan perkantoran Pemkot Banjarbaru mampu melayani akses internet dengan baik. Tak jarang, mahasiswa maupun pelajar yang ada di Banjarbaru ini memanfaatkan fasilitas gratis mengakses internet di sekitar kawasan Lapangan Murjani. Meski ada keluhan kendala mengakses, namun sejauh ini fasilitas hotspot masih bisa diterima dengan baik dengan radius 300 hingga 800 meter dari pemancarnya.

Hanya saja, untuk lebih memudahkan akses internet para penggunanya harus menggunakan laptopnya yang mengarah ke pemacar yang terpasang persis di atas samping gedung balaikota. Bila terhalang gedung, tembok atau bahkan pohon, akses internet tak bisa dilakukan.

Tak jarang, ketidaktahuan itulah membuat para pengakses internet mengeluh lantaran tak bisa menggunakan. Budi Sujamitko (19) misalnya, mahasiswa Unlam Banjarbaru mengaku sempat merasakan kesulitan mengakses pada sore hari lantaran terhalang pohon. Namun, setelah laptopnya diarahkan ke pemacar, usaha mengakses internet lebih mudah.

Diungkapkan M Noor Ifansyah, Kasi Data Telematika Pemkot Banjarbaru, saat dilakukan pengecekan langsung kemarin, sinyal pemancar hotspot sangat kuat bila diambil persis di depan kantor balaikota. Ini wajar, karena pemancar memang terletak persis di atas gedung Pemkot.

“Sampai saat ini, sinyal masih kuat. Speednya saja mencapai 54,00 Mbps dan ini sangat cepat untuk mengakses internet,” kata Ifansyah yang mengecek sinyal yang dipacarkan hotspot kemarin.

Meski saat pemantauan kemarin sinyal sangat kuat, Ifansyah mengungkapkan, sinyal yang dipancarkan bisa dipengaruhi oleh cuaca. Pasalnya, kekuatan sinyal antara pagi dan siang berbeda.

“Meski ada perbedaan kekuatan sinyal, tapi tetap bisa mengakses internet. Syaratnya asal jangan terlindung saja. Lebih baik lagi, mengakses persis di depan balaikota,” terang Ifansyah lagi.

Meski sejauh ini akses dan sinyal masih baik, pihaknya yang mengurusi masalah hotspot internet di Pemkot ini juga tetap berharap masukan semua pihak. Terutama bila akses internet tak bisa dilakukan. (mul)


Sunday, September 09, 2007

Ditemukan 5 Titik Panas Sengaja Membakar Diancam 15 Tahun Penjara

Thursday, 23 August 2007 01:35

KOTABARU, BPOST - Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pertengahan Agustus telah mendeteksi 73 titik panas (hotspot) di wilayah Kalsel, lima titik di antaranya di Kabupaten Kotabaru.

Kabid Konservasi dan Rehabilitasi Dinas Kehutanan setempat, Armadi Tamaju mengatakan, memasuki musim kemarau Agustus ini petani dan ladang berpindah mulai membersihkan lahan untuk persiapan tanam.

"Berdasarkan laporan dari Dinas Kehutanan Provinsi, ada 73 hotspot yaitu di Hulu Sungai Selatan 16 titik, Banjar 14 titik, Tanah Laut 11 titik, Banjarmasin 7 titik, Kotabaru, Tabalong dan Balagan masing-masing 5 titik, Tapin 4 titik, Batola 3 titik dan Tanah Bumbu 2 titik," kata Armadi, Rabu (2/8).

Meski tak menyebutkan luas areal yang terbakar, namun disebutkan lokasi hotspot di Kotabaru berada di kawasan hutan 9 titik dan kawasan non hutan 64 titik.

Hotspot di kabupaten ini menurun dibanding periode sama tahun 2006, dimana ditemukan 732 titik hotspot, dan 31 titik di antaranya terdeteksi pada Agustus.

"Paling dominan yang menyebar di dalam dan di luar kawasan hutan tersebut ditemukan di wilayah Pulau Laut dan Snakin, karena di wilayah itu banyak perusahaan perkebunan dan areal HPH PT Inutani," ujarnya.

Menurut Ali Arifin, Kepala Unit pelaksana Tugas (UPT) Berangas, titik panas sebagian besar berada di areal penggunaan lain (APL), bukan berada pada wilayah hutan lindung, dalam atau hutan tanaman industri. Juga bukan berada pada wilayah perkebunan kelapa sawit.

Meski demikian, pihaknya tetap meminta semua perusahaan perkebunan atau pemilik HPH, tetap waspada dan memberikan laporan kepada Dishutbun, jika ditemukan ada lahan mereka yang terbakar.

"Jika ditemukan warga atau perusahaan perkebunan sengaja membakar hutan, akan diancam Undang-undang nomor 4 tahun 1999 tentang kehutanan pasal 78 ayat 3, kurungan maksimal 15 tahun penjara atau denda Rp 5 miliar," katanya.

Bagi yang lalai hingga terjadi kebakaran hutan, diancam maksimal lima tahun penjara atau denda Rp 1.5 miliar.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Penanaman Modal Kotabaru, Mukhlis Hamidi, menyatakan, hingga saat ini pihaknya masih belum dilibatkan oleh dinas tekhnis terkait pengamanan hutan. ant

5 Kecamatan Rawan Banjir

Rabu, 22 Agustus 2007


MARABAHAN,- Kabupaten Barito Kuala, tak dapat dipungkiri menjadi langganan banjir pada tiap tahunnya. Sedikitnya tercatat ada 5 kecamatan di kabupaten ini yang rawan banjir, Kuripan, Tabukan, Bakumpai, Jejangkit dan Mandastana.

“Banjir hampir pasti terjadi tiap tahun, karena wilayah kabupaten adalah wilayah muara dari Sungai Barito dan anak-anak sungainya,” ungkap Kabag Humas dan Protokol Pemkab Barito Kuala Akhmad Wahyuni, S.Sos.

Jika di wilayah hulu di Propinsi Kalimantan Tengah maupun kabupaten lainnya di Kalimantan Selatan banjir, maka banjir tersebut akan menjadi banjir kiriman yang harus ditanggung Kabupaten Barito Kuala.

“Sifat banjir sendiri menggenang dalam waktu yang relatif lama. Pengalaman tahaun 2005 misalnya, banjir di Kurupan berlangsung selama 5 minggu,” paparnya.

Meski rawan bencana (hanya banjir), lanjut dia, Batola adalah wilayah yang bebas dari konflik sosial. Salah satu bukti, saat terjadi krisis atau konflik SARA di Kalimantan Tengah, Batola yang langsung berbatasan dengan wilayah tersebut menjadi daerah yang aman bagi siapa saja.

Bahkan, kala itu aktivitas perdagangan kayu yang didominasi kapal dari Pulau Madura terus berlangsung dan masuk ke dalam wilayah kabupaten sejauh 100 km (dari pantai) di Marabahan, tanpa gangguan apapun. (tri)

Penanggulangan Banjir Perlu Kerjasama Lintas Kabupaten

Rabu, 22 Agustus 2007


AMUNTAI,- Ancaman banjir kerap menghantui warga di Kabupaten HSU. Pasalnya, hampir tiap tahun daerah HSU yang dialiri dua buah sungai (Sungai Balangan dan Tabalong) yang berhulu di kabupaten tetangga tersebut saban tahunnya dapat dipastikan mengirimkan air yang berlimpah.

Menurut Kabid Tata Ruang, Fisik dan Sarana Bapedda HSU, Ir Syahrul Rahmadi, karena kondisi geografis HSU yang berada di wilayah resapan, maka ancaman banjir tiap tahun dipastikan cukup mengganggu pembangunan di HSU. "Sekadar untuk diketahui saja, saat musim kemarau debit air dua sungai tersebut berkisar 70-80 liter per detik, sementara saat memasuki musim penghujan arus airnya menjadi 400 liter per detik yang dikirimkan dari hulu ke daerah ini," bebernya.

Nah, itu artinya, ujar Syahrul, bila dua sungai tersebut tidak dibendung sangat berbahaya untuk daerah ini. Tak salah kalau rencana pembangunan dua buah bendungan yaitu Bendung Pitap di Balangan dan Bendung Tabalong secepatnya terselesaikan. "Kalau hanya hilir-nya saja yang selalu diperbaiki, semisal dengan meninggikan jalan, itu tidak menyelesaikan masalah. Banjir akan terus mengancam daerah ini," bebernya.

Dijelaskannya, saat ini semua kabupaten/kota di Kalsel sedang mengumpulkan dokumen-dokumen terkait musibah banjir untuk dikumpulkan dan dikaji oleh pihak Unlam Banjarmasin. "Dari dokumen-dokumen tersebut bakal dicarikan solusi pemecahan masalahnya, yang tentunya melibatkan semua daerah. Ini lantaran penanggulangan banjir tidak hanya bisa melibatkan satu pemerintah daerah, tapi perlu dukungan kebijakan dari daerah-daerah lainnya, terutama daerah yang berada di hulu DAS (daerah aliran sungai, red)," jelasnya.

Penataan kembali tata ruang wilayah HSU ini perlu ditindaklanjuti, semisal pengalihan arus sungai, pengerukan sungai dan penataan kembali DAS.

Seperti yang pernah dilakukan Pemkab HSU yang melakukan sodetan (pembuatan saluran baru, Red) Sungai Balangan di Desa Kandang Jaya terbilang tidak efektif. Pasalnya, lanjutan sodetan sungai tersebut tidak dilanjutkan oleh pemerintah kabupaten tetangga. Tapi karena sodetan tersebut memasuki wilayah kabupaten lain, Pemkab HSU pun tidak meneruskannya. (bie)

Muncul 73 Hot Spot Ancaman Kabut Asap Masih Rendah

Sabtu, 18 Agustus 2007

BANJARMASIN – Dalam sepekan terakhir, jumlah hot spot (titik api) di Kalsel terus bertambah. Berdasarkan data yang didapatkan koran ini dari Dinas Kehutanan Kalsel, sampai kemarin telah muncul 73 hot spot yang tersebar di Kabupaten Banjar, Tabalong, Kotabaru, dan Tapin. “Berdasarkan pantauan satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), sampai hari ini (kemarin, red) telah muncul sebanyak 73 hot spot di Kalsel, dan kemunkinan akan terus bertambah mengingat kemarau yang kian terik belakangan ini,” ungkap Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Ir Suhardi Atmoredjo kepada koran ini, usai mengikuti upacara peringatan detik-detik proklamasi di halaman Kantor Gubernur Kalsel, kemarin.

Tapi, paparnya, jumlah tersebut setiap saat dapat berubah mengingat di sejumlah kawasan masih terjadi hujan, yang menyebabkan sejumlah hot spot hilang. “Sebagai contoh, dua hari lalu tepatnya tanggal 15 Agustus, jumlah hot spot hanya 12 titik,” katanya.

Menurutnya, fenomena alam yang terjadi belum begitu memprihatinkan, terlebih ancaman kabut asap akibat pembakaran hutan dan lahan. Meski begitu, ia mengimbau masyarakat jangan melakukan pembakaran saat membuka lahan pertanian dan perkebunan. “Saya kira kesadaran sebagian masyarakat agar tidak membakar saat membuka lahan masih rendah. Buktinya, saat dalam perjalanan dari Pulau Jawa menuju Banjarmasin dengan pesawat terbang, saya melihat sendiri kepulan asap masih terlihat walaupun jumlahnya kecil,” bebernya.

Lantas, bagaimana dengan ancaman kabut asap kiriman? Mantan Wakil Kepala Dinas Kehutanan Kalsel ini menyatakan, pihaknya terus memonitor ancaman asap kiriman dari provinsi tetangga Kalteng. “Biasanya asap kiriman tergantung arah angin, sehingga sulit diprediksi kapan datangnya. Maski demikian, kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memonitornya,” tandasnya.

Sementara itu, Sekretaris Satkorlak PB Kalsel, Fahruddin, mengemukakan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pertemuan untuk membahas seputar kemungkinan ancaman kabut asap. Mantan Karo Umum dan Perlengkapan Setdaprov Kalsel ini mengharapkan, pertemuan nanti menjadi media konsolidasi dan peningkatan koordinasi. “Saya belum menentukan jadwalnya, pokoknya sesegera mungkin rapat koordinasi akan digelar,” katanya.(sga)

Syamsudin Noor Dikepung Titik Panas

Friday, 17 August 2007 23:43

BANJARBARU, BPOST - Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru sejak beberapa hari ini dikepung titik panas (hot spot) akibat pembakaran lahan pertanian di sekitar lokasi bandara.

"Bandara Syamsudin Noor kini dikepung titik api yang berasal dari pembakaran lahan secara sporadis oleh masyarakat sekitar lokasi tersebut," kata Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Suhardi Jumat (17/8).

Menurutnya, pembakaran lahan pertanian untuk tanaman sayur-mayur tersebut kendati tidak di lokasi lahan yang cukup luas, namun jumlahnya cukup banyak dan mengelilingi bandara.

"Pembakaran lahan yang dilakukan hanya sekitar empat sampai lima borong untuk setiap lokasi, namun jumlahnya cukup banyak. Beruntung sebelum dibakar lahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu sehingga apinya tidak menyebar," katanya.

Kendati pembakaran lahan mulai marak di sekitar bandara, namun belum menimbulkan kabut asap tebal sehingga belum mengganggu penerbangan, jarak pandang juga masih normal.

Selain di sekitar bandara, pembakaran lahan juga terjadi hampir di seluruh wilayah Kalimantan, mengingat saat ini mulai memasuki musim tanam ke dua terutama di lahan lebak. ant

Tuesday, September 04, 2007

Titik Panas Meningkat Tajam Tersebar di 13 Kabupaten/Kota se Kalsel

Thursday, 16 August 2007 01:21

BANJARBARU, BPOST - Titik panas (hot spot) di Kalsel terdeteksi terus bertambah. Pengamatan satelit di Departemen Kehutanan sejak Selasa (14/7), penambahan titik panas terjadi di sebelah timur utara bandara, tepatnya di Kabupaten Banjar.

Jarak Pandang 700 Meter

Kendati kabut asap di Banjarbaru belum parah, namun sempat memendekkan jarak pandang di kawasan Bandara Syamsudin Noor. Pantauan BPost kabut menyaput sejak pukul 06.00 Wita membuat landasan pacu (runway) Bandara nyaris tertutup asap.

Munculnya asap disertai bau menyengat khas pembakaran lahan dan berangsung-angsur hilang pukul 08.30 Wita seiring tingginya matahari.

Data dari hasil pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Bandara Syamsudin Noor Rabu (15/8) menyebutkan, jarak pandang mencapai 700 meter. "Jarak pandang tersebut masih aman untuk penerbangan, meski ada halangan asap," terang Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandara, Dwi Agus Priyono,

Agus mengingatkan, saat ini ancaman kabut asap patut diwaspadai. Meski kemarau belum puncaknya, suhu minimum 23,4 derajat celcius dan kelembaban 87 persen cukup memudahkan peluang kebakaran. Apalagi, curah hujan di Kalsel berangsur-angsur berkurang. niz

Namun, satelit milik BMG Singapura justru mendeteksi lebih banyak. Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandara, Dwi Agus Priyono, mengatakan, ada tambahan dua hot spot yang terlihat yaitu di kawasan Kintap Tanah Laut (Tala).

Lebih rinci lagi, dari data posko siaga, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel, Satelit NOAA-18/15/12 (National Oceanic Atmospheric Administration Advanced) mencatat, Agustus ini titik panas di Kalsel meningkat tajam.

Dari semula 25 titik panas di bulan Maret, sampai 7 Agustus 2007 ini sudah ada 67. Titik panas ini tersebar di 13 kabupaten/kota, kebanyakan terkonsentrasi di luar kawasan hutan yaitu 86,57 persen. Sisanya berada di kawasan hutan.

Dari urutan kabupaten, hot spot tertinggi terpantau di Kabupaten Banjar, dengan total 14 titik atau 20,89 persen. Selanjutnya Tanah Laut dan Hulu Sungai Selatan (HSS), masing-masing 11 titik panas atau 16,42% dan Banjarmasin dengan 7 titik atau 10,45%.

Petugas Posko Siaga BKSDA Kalsel, Ali Fahmi, menjelaskan posisi hot spot bakal terus meningkat. Informasi terakhir sampai 14 Agustus masih terjadi pertambahan. "Data masih kita proses. Berdasarkan rekaman NOAA ada tambahan 6 titik panas lagi. Jadi akumulasinya 73 titik dan ini masih dikoordinatkan di mana saja pertambahan hot spot itu," jelas Ali.

Ditambahkan Kepala BKSDA Kalsel, Siswoyo, saat ini pihaknya telah mengadakan apel siaga penanggulangan asap dan kebakaran di kabupaten-kabupaten dan berkoordinasi dengan barisan pemadam kebakaran. Dua regu pemadam beberapa hari ini telah diturunkan untuk memadamkan titik panas di Kecamatan Gambut dan sekitar Bandara Syamsudin Noor. niz