Wednesday, June 18, 2008

Derita Korban Banjir Bati Bati (1), Kaki Sampai Balancatan

Senin, 07-04-2008 | 00:50:12

PASRAH dan berdoa. Hanya inilah yang bisa dilakukan warga dua desa--Benua Raya dan Bati Bati--di Kecamatan Bati Bati, Kabupaten Tanah Laut. Desa itu hingga kini masih terendam air bah. Tiap hari warga berkubang air, baik di luar maupun di dalam rumah.

Luapan air memang mulai turun menyusul membaiknya cuaca. Namun penurunannya lambat. Selama sepekan terakhir, penurunan air hanya kurang lebih setinggi lima jari.

Bahrudin (45), warga RT 2 Desa Benua Raya, menuturkan, banjir di terjadi sejak sebulan lalu, dan masih bertahan sampai sekarang. Selama itu pula ia bersama istri dan tiga anaknya--Maharin (kelas V SD), Rido (kelas II SD), dan Muhaddah (5)--berkutat dengan air. Hingga Sabtu (5/4), genangan air di dalam rumahnya masih setinggi mata kaki.

Banjir yang melanda Kecamatan Bati Bati tahun ini adalah banjir besar. “Ini terjadi lima tahun sekali. Tahun 2003 lalu juga seperti ini kondisinya. Pun dengan tahun 1997 silam,” tutur H Gazali, warga Benua Raya RT 3.

Puncak luapan air bah di Bati-Bati terjadi Senin (23/3) lalu. Genangan air saat itu merendam jalan trans Kalimantan (jalur Pelaihari-Banjarmasin) di desa setempat di empat titik. Saat ini di jalan vital itu tersisa satu titik dengan ketinggian genangan 10 sentimeter.

Desa Benua Raya paling parah, karena dekat sungai. Tercatat 600 rumah warga terendam. Sedangkan di Desa Bati-Bati rumah warga yang terendam sekitar 400 rumah.

Lambannya air bah menyusut, disebabkan tidak adanya saluran pembuangan di bagian hilir di kawasan Lebak Dalam, Kecamatan Bati-Bati dan pendangkalan Sungai Bawah Layung yang merupakan pintu pembuangan air karena bermuara langsung dengan laut Jawa.

Lama berkutat dengan air membawa masalah baru bagi warga korban banjir. Cukup banyak dari mereka yang mengalami penyakit kulit, terutama gatal-gatal (kutu air).

“Ini kaki saya balancatan (luka),” tutur Bahrudin sembari memperlihatkan sela-sela jarinya yang belah dan berlobang-lobang kecil. Ia bersyukur ketiga anaknya tidak terserang gatal-gatal.(idda royani)

No comments: