Thursday, August 30, 2007

1.000 Hekatre Tambak Hancur

Saturday, 11 August 2007 03:00

KOTABARU, BPOST - Kerusakan tambak udang dan bandeng di Kotabaru akibat terendam banjir terus meningkat. Jika sebelumnya diperkirakan hanya 500 hektare, ternyata setelah dilakukan peninjauan ke lapangan lebih dari 1.000 haktare.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru Sabrie Madani mengatakan, kerusakan 500 haktare itu hanya di Kecamatan Pamukan Selatan, Pulau Laut Tengah dan Sampanahan. Belum termasuk data di Kecamatan Kelumpang Utara dan Kelumpang Selatan.

"Bisa jadi jumlahnya ribuan hektare. Apabila sudah terdata semua, selain melaporkan kepada pusat kami juga akan mintakan bantuan bagi petani yang tambaknya rusak karena banjir," jelas Sabrie saat melaporkan kerusakan itu kw Sekretaris Dirjen Perikanan dan Kelautan Marwoto.

Dia juga berjanji akan menindaklanjuti laporan ke Kepala Biro Perencanaan Departemen Kelautan dan Perikanan RI.

Selain itu akan mengusahakan bantuan bagi petambak yang mengalami kerugian karena banjir malalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) Perubahan.

Menurutnya, pemerintah pusat sedang menyusun cara mengatasi semua persoalan perikanan yang sifatnya mendesak.

Seperti pemberian bantuan bagi nelayan tambak udang Kotabaru yang terserang banjir beberapa waktu lalu.

Sementara Marwoto berjanji mengusahakan perbaikan speedboat Dinas Perikanan dan Kelautan Kotabaru yang terbalik melalui dana alokasi khusus (DAK). dhs

Wednesday, August 29, 2007

Banjar Terparah Kerugian Banjir Rp 227 Miliar

Thursday, 09 August 2007 23:55

BANJARMASIN, BPOST - Kerugian akibat banjir yang melanda empat Kabupaten di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang terjadi sejak dua tahun terakhir mencapai Rp 227.385.318.500 dan 12 orang meninggal.

Total kerugian banjir tersebut disampaikan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kalsel Rachmadi Kurdi dalam acara Rapat Regional Lingkungan Hidup (LH) se-Kalimantan, Rabu (8/8).

Menurut Rachmadi, kerugian itu meliputi kerusakan infrastruktur seperti jalan dan jembatan, pertanian, perikanan, kelautan dan peternakan.

Kerugian bidang perikanan dan kelautan, untuk empat kabupaten mencapai Rp 28,817 miliar dengan rincian, Kabupaten Banjar, Rp 22,9 miliar, Tala Rp 855 juta, Tanbu Rp 4,899 miliar dan Kotabaru Rp 163 juta.

Selanjutnya, sektor pertanian kerugian Rp 99.623.788.500 yang terdiri dari persawahan yang terkena banjir, 23.067 hektare, persawahan puso, 10.862 hektare, tanaman persemaian yang rusak, 166.384 kilogram, persemaian yang puso, 123.345 kilogram.

Sementara itu, kerugian di sektor peternakan Rp 1.969 miliar dengan rincian, kerugian ayam ras yang mati Rp 27 juta, itik Rp 48,4 juta, ayam buras Rp 651.570.000, kambing, Rp 117 juta, sapi Rp765 juta dan kerbau Rp 240 juta.

Sedangkan kerugian fasilitas umum dan infrastruktur se-Kalsel diperkirakan Rp 75 miliar, yaitu Kabupaten Banjar 137 unit SDN, SMPN lima buah, dan satu unit SMAN dengan total kerugian Rp 690 juta.

Kemudian Kabupaten Tanbu, dua unit TK, SDN 22 unit, SD swasta satu unit, MIN satu unit, SMP dua unit, MTSN tiga unit, dengan total kerugian Rp 610 juta.

Kabupaten Tala dan Kotabaru total kerugian akibat banjir diperkirakan mencapai Rp 1,3 miliar dan kerusakan jalan dan jembatan milik Kabupaten se-Kalsel diperkirakan Rp 58,9 miliar. ant

20 Titik Api Baca juga Dishut Tiap Hari Patroli Udara

Wednesday, 08 August 2007 01:39

Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Suhardi melalui Untung operator Satelit NOAA-AVHRR (National Oceanic Atmospheric Administration Advanced Very High Resolution Radiometer) menyebutkan, titik api (hot spot) di Kalsel masih belum menunjukkan pertambahan. Ini karena satelit tersebut hanya mampu mendeteksi titik panas jika suhu di daratan mencapai 40 derajat celsius.

"Titik api kita di Kalsel masih terpantau 20 titik. Belum bertambah, karena biasanya satelit NOAA baru mendeteksi jika suhu sudah 40 derajat celsius," terangnya.

Sejak Maret tadi, terdeteksi 20 hot spot. Tersebar di tiga kabupaten yaitu tujuh di kabupaten Banjar, sepuluh di Kabupaten Tanah Laut (Tala) dan tiga di Banjarmasin.

Dua titik api di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Mandiangin Kecamatan Karang Intan. Sementara 18 titik api lainnya tampak di luar kawasan hutan.

Rekap data hot spot di Dishut, diketahui titik api tertinggi lima tahun terakhir terjadi pada 2004 tadi yaitu 2.000 titik api. niz

Korem Antasari Siapkan Satgas Kebakaran Hutan

Saturday, 04 August 2007 00:28:40

BANJARMASIN, BPOST - Korem 1010/Antasari Jumat (3/8) pagi pukul 08.00 Wita, menggelar pasukan Satgas PRC PBP di halaman Stadion Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Gelar pasukan tersebut dilaksanakan dalam mempersiapkan Satgas PRC PBP untuk tugas penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan serta monitoring hot spot, di seluruh wilayah Kalimantan Selatan.

Gelar pasukan Satgas ini tidak lain, lantaran sebentar lagi akan datang musim kemarau yang seperti tahun-tahun sebelumnya, banyak terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"Maka dari itulah, kita persiapkan sedini mungkin. Pasukan ini sudah kita laksanakan sejak 2006 lalu, utuk itu kesiapsiagaan personel dan materil Satgas PRC PBP Korem 101/Ant harus disiapkan secara optimal," kata Letnan Kolonel Infantri Martono, Kepala Staf Korem 101/Ant, pada gelar pasukan kemarin.

Menurutnya, Satgas ini tidak hanya bertugas di wilayah Kalsel, melainkan juga ke wilayah yang lainnya di Kalimantan. "Kita ingin meringankan beban berat pemerintah, caranya tidak lain dengan ikut serta menjaga kestabilan nasional, sepereti membantu untuk menanggulangi bencana alam," terangnya.

Martono berpesan, beban penderitaan rakyat yang timbul akibat datangnya berbagai bencana alam, perlu peran aktif dari seluruh komponen bangsa.

"Saya harapkan, adanya kemauan dari semua unsur untuk bekerjasama di dalam menyelesaikan permasalahan bangsa, dengan dilandasi cinta tanah air, rasa kebangsaan, kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan individu atau golongan, serta dengan saling bahu membahu menyelesaikan masalah ini, dalam bingkai Negara Kesatuan RI," pesannya. dua

Banjir Rusak Jalan Empat Desa

Thursday, 02 August 2007 01:30

MARTAPURA, BPOST - Banjir bandang yang menggenangi Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar beberapa waktu terakhir mengakibakan rusaknya jalan di empat desa.

Tidak hanya itu, ratusan hektare sawah di beberapa kecamatan di Kabupaten Banjar juga rusak diterjang banjir. Akibatnya, ratusan petani kehilangan mata pencaharian dan mengalami kerugian jutaan rupiah.

Dari pantauan, jalan desa yang mengalami kerusakan akibat digenangi air hingga tiga hari kemarin, terjadi di Desa Jati Baru, Sungai Alat, Astambul Kota, dan Kelampayan Ilir. Banjir di sana menyisakan lobang-lobang besar di jalan-jalan.

Warga yang melintasi harus ekstra hati-hati, karena untuk sampai ke tempat tujuan harus melewati lobang yang menganga. Jalan-jalan tersebut terlihat licin di beberapa titik karena masih ada sisa lumpur bekas genangan air.

Camat Astambul, H Bambang Tunggono, Rabu (1/8) mengatakan, banjir telah merusakkan jalan di empat desa di wilayahnya. Menurutnya wilayah itu memang langganan banjir, saat hujan deras di wilayah hulu sungai Riam Kiwa.

"Luapan sungai sejak Rabu hingga Jumat kemarin sempat menggenangi badan jalan di empat desa itu. Air genangan telah mengelupas aspal hingga menjadi lubang-lubang di badan jalan," jelasnya.

Warga sudah menyampaikan keluhannya."Kami berharap Pemkab Banjar bisa menggunakan dana darurat untuk perbaikannya," ucapnya.

Banjir yang terjadi di Kabupaten Banjar 2007 ini telah mengakibatkan kerusakan jalan di beberapa kecamatan. Tak hanya di Kecamatan Astambul, di Desa Tangkas Kecamatan Martapura Barat, dan Jalan Martapura Lama juga rusak. sig


Tuesday, August 21, 2007

Jembatan Ambruk Diterjang Banjir

Tuesday, 31 July 2007 02:08

  • Desa Tirawan Terisolir

KOTABARU, BPOST - Banjir yang melanda Kotabaru, Minggu (29/7), menghancurkan jembatan darurat Baharu-Tirawan, Desa Tirawan, Kecamatan Pulau Laut Selatan.

Tak hanya itu, banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Tirawan itu menyebabkan beberapa pohon besar tumbang. Diduga pohon itu hanyut terbawa derasnya arus Sungai Tirawan menghancurkan jembatan di atas sungai itu.

Dari pantuan BPost, sebuah pohon berdiameter 50 cm berada di bawah runtuhan jembatan. Tak satu pun kendaraan bermotor yang bisa melintas di jembatan itu.

Kepala Desa Tirawan Sabrani, mengatakan jembatan darurat dengan lebar sekitar satu setengah meter dan panjang 10 meter roboh sekitar pukul 12.00 Wita.

"Saat itu hujan deras, air Sungai Tirawan di sebelah rumah saya meluap dan banyak batang pohon hanyut menghantam badan jembatan," kata Sabrani.

Runtuhnya jembatan itu membuat warga tak bisa bepergian. Mereka terpaksa bergotong royong membuat jembatan darurat sekitar 200 meter dari jembatan ambruk. Jembatan itu terbuat dari kayu papan yang dipasang di atas bebatuan sungai tanpa pondasi. Jembatan baru itu menjadi alternatif sementara agar bisa melintas ke seberang sungai.

Kepala Seksi Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Masruddin berjanji segera memperbaiki jembatan itu. Bahkan sudah dilakukan survei dan pengukuran.

Menurutnya, jembatan itu dibangun beton box bersamaan dengan satu jembatan lainnya. Kontrak kerja dimulai Juli hingga pertengahan November dengan anggaran Rp 1.211.100.000.

Hujan deras yang masih mengguyur Kotabaru sepekan terakhir juga menyebabkan jalan raya Kotabaru-Berangas, Kecamatan Pulau Laut Timur Km 21, longsor. dhs