Senin, 25 Juni 2007
Oleh: M Jazuli Rahman SPd*
COMMUNITY Based atau pendekatan yang Berbasis Masyarakat adalah upaya pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk dapat mengenali, menalaah dan mengambil inisiatif untuk memecahkan permasalahan yang ada secara mandiri.
Tujuan dari pendekatan yang berbasis masyarakat adalah meningkatnya kapasitas masyarakat dan mencoba untuk menurunkan kerentanan individu, keluarga dan masyarakat luas serta adanya perubahan perilaku dan sikap masyarakat dalam upaya menangani permasalahan yang terjadi di lingkungannya. Di samping itu program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan yang berbasis realita bahwa dengan cara-cara yang relatif sederhana dan mudah dilaksanakan, maka masyarakat di kalangan bawah pun dapat melakukan perubahan yang positif untuk menuju ke arah yang lebih baik.
Sasaran dari program ini adalah masyarakat rentan yang hidup di daerah rawan serta bersedia untuk menerima perubahan. Dan juga Penekanan perencanaan program berbasis masyarakat lebih bersifat internal daripada faktor ekternal dengan pendekatan bottom up, bukan top down. Potensi ancaman tidak di luar, namun di dalam dengan sistem sosial. Untuk mengurangi tingkat ancaman/bahaya dan risiko kejadian bencana harus menjadi bagian dari pertimbangan pembangunan.
CBDP (Community Based Disaster Preparedness) atau Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat dan CBRR (Community Based Risk Reduction) atau Pengurangan risiko berbasis Masyarakat, adalah suatu program Palang Merah Indonesia (PMI) yang mengupayakan pemberdayaan kapasitas masyarakat agar dapat mengambil inisiatif dan melakukan tindakan dalam meminimalkan dampak bencana yang terjadi di lingkungannya.
Masyarakat selalu menghadapi bencana, tanpa adanya upaya-upaya pengurangan risiko yang dilakukan. Dengan adanya Program CBDP/CBRR, PMI akan melakukan langkah-langkah pemberdayaan kapasitas masyarakat bagaimana agar mereka mampu mengurangi tingkat risiko dan dampak bencana yang ditimbulkan.
CBDP/CBRR sangat relevan, karena masyarakat sebagai pihak langsung yang terkena dampak bila bencana terjadi. Melalui pembekalan masyarakat tinggal di daerah yang rawan bencana dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan tentang kesiapsiagaan bencana dan tanggap darurat bencana, maka masyarakat diharapkan dapat berperan langsung sebagai “the first responder” bagi keluarga maupun warga masyarakat lainnya.
Melalui program CBDP/CBRR, masyarakat di daerah rawan bencana dapat memitigasi dampak bencana, sehingga secara bertahap meningkatkan produktivitas kerja yang berimplikasi pada meningkatnya kondisi kehidupannya.
Program CBDP/CBRR bersifat partisipatif dan merupakan pendekatan lintas-sektoral untuk memobilisasi masyarakat agar mereka dapat mengupayakan sendiri meminimalkan dampak bencana disaat sebelum terjadinya bencana melalui langkah-langkah mitigasi yang ditujukan pada pengurangan kerentanan fisik, kerentanan sosio-ekonomi dan sebab-sebab yang tidak terduga.
Program CBDP/CBRR lebih menfokus pada upaya-upaya pemberdayaan dan penyadaran daripada solusi fisik semata. Perencanaannya tidak diarahkan pada upaya solusi teknologi, namun lebih menekankan pendekatan pro aktif daripada reaktif strategi. Potensial ancaman tidak di luar, namun di dalam dengan sistem sosial. Untuk mengurangi tingkat ancaman/bahaya dan risiko kejadian bencana harus menjadi bagian dari pertimbangan pembangunan kawasan desa.
Berbicara tentang risiko sangat luas cakupannya. Bisa saja risiko yang terkait dengan dampak Bencana, masalah kesehatan, lingkungan, ekonomi, sosial dan sebagainya. ICBRR/PERTAMA merupakan solusi program yang sangat tepat dalam rangka mengurangi kerentanan struktural masyarakat. Masyarakat yang hidup di daerah yang rawan bencana, di daerah pandemic penyakit, maupun yang tinggal di lingkungan yang sangat parah kerusakannya, harus ditingkatkan kapasitasnya. Mereka tidak boleh hanya pasrah terhadap nasib dan takdir, namun mereka didorong agar berupaya seoptimal mungkin bagaimana dengan kapasitas yang dimilikinya mampu mengurangi kerentanan dengan melakukan upaya-upaya proaktif mengurangi tingkat bahaya dan risiko seperti halnya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan.
Program ini ditujukan untuk masyarakat yang sangat rentan dan sangat miskin di area rawan bencana. CBDP/CBRR sangat tepat untuk desa/daerah yang sangat rawan bencana, yang masyarakatnya memiliki tingkat kerentanan yang sangat tinggi serta mudah untuk dimobilisasi. Tujuannya adalah meningkatnya kapasitas masyarakat dalam merespon dan memitigasi dampak bencana serta meningkatnya kapasitas PMI dalam memberikan pelayanan tepat waktu kepada para korban bencana.
Program CBDP/CBRR mencakup: pertama kesehatan, tindakan pencegahan dan upaya mitigasi yang terkait pada penyelamatan jiwa/kehidupan manusia sehingga membantu setiap individu dapat memperoleh akses pelayanan kesehatan terhadap dampak bencana, seperti: epidemi, polusi, kekurangan gizi dan lain-lain. Kedua ekonomi, Tindakan pencegahan dan upaya mitigasi yang terkait pada pengamanan sumber-sumber ekonomi/kehidupan manusia sehingga membantu setiap individu dan kelompok-kelompok masyarakat agar tidak kehilangan sumber-sumber penghasilan akibat dampak bencana. Ketiga lingkungan, Tindakan pencegahan dan upaya mitigasi yang terkait pada perlindungan lingkungan fisik yang dapat menyebabkan bencana alam.
Strategi yang digunakan dalam Program CBDP/CBRR, yaitu strategi advokasi dan diseminasi, strategi pengembangan kapasitas, strategi partisipatif, strategi penyadaran gender, strategi penyadaran Sosial, strategi kerjasama Multi-sektoral, strategi Implementasi yang bertahap.
Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan Program CBDP/CBRR mencakup sosialisasi dan advokasi, kemitraan dengan Pemda dan Institusi lain, pembentukan Tim Satgana dan Tim Siaga Bencana Tingkat Desa, pendidikan dan pelatihan, upaya-upaya Mitigasi, upaya-upaya penyadaran dan kesiapsiagaan masyarakat, pemetaan tingkat Bahaya, Risiko dan Sumber Daya, mobilisasi masyarakat, memastikan adanya sustainabilitas
Prinsip-prinsip utama yang diperlukan dalam menjalankan program CBDP/CBRR yaitu: kemitraan, advokasi, pemberdayaan, Analisis, swadaya, integrasi, terfokus, aksi nyata, dan keberlangsungan.
Program CBDP/CBRR memberikan manfaat sebagai berikut: Peningkatan kapasitas masyarakat dalam kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana. Tim Siaga Bantuan Berbasis Masyarakat mengorganisir sumber-sumber daya masyarakat setempat dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan peningkatan keselamatan dan keamanan dan mengadvokasikan cara-cara yang yang tepat terhadap upaya–upaya hidup sehat dan aman. Pelibatan sistem administrasi pemerintahan desa setempat untuk konsep pembangunan yang memperhatikan aspek lingkungan dan dampak bencana. Konsep CBDP/CBRR sangat mudah dan aplikabel dilapangan, sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai model pengembangan kesiapsiagaan baik di PMI, Pemerintah maupun institusi yang peduli pada masalah penanggulangan bencana.
Upaya mitigasi struktur fisik yang dilaksanakan dalam program CBDP/CBRR diharapkan mampu mengurangi tingkat bahaya dan risiko dampak bencana, yang pada akhirnya dapat mengurangi pula kerentanan dan kemiskinan struktural di masyarakat.
Adapun berdasarkan pengalaman dari berbagai negara yang melaksanakan program serupa menunjukan bahwa pelibatan masyarakat secara partisipatif dalam memobilisasi masyarakat memberikan mamfaat sebagai berikut; penilaian yang lebih baik dalam pengenalan situasi dan kondisi dan masyarakat serta penelian terhadap bahaya, risiko, dan sumber daya setempat. Menggambarkan disain proyek mitiigasi dan rencana kerja yang lebih baik menjawab permasalahan dan kebiutuhan masyarakat. Manajemen sumber daya yang lebih baik sebagai masyarakat yang memberikan kontribusi kemitraannya dalam menyediakan dana, tenaga dan material. Peningkatan perkembangan kapasitas individu diantara warga masyarakat. Pengembangan kapasitas kerja masyarakat. Hubungan kemitraan yang lebih baik antara masyarakat dengan PMI.
Dalam jangka panjang program CBRR/CBDP diharapkan mampu dijadikan sebagai model bagi pembangunan daerah yang memperhatikan aspek-aspek bahaya dan risiko bencana. Pada saat yang sama, peta bahaya, risiko dan sumber daya masyarakat diharapkan dapat membentu masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa dan pertimbangan dalam penggunaan lahan. Sehingga akan menghindari penggunaan lahan di daerah yang memang sangat rentan dan sangat rawan.
Program CBRR/CBDP agar dapat terlaksana harus mendapat dukungan dari semua pihak. Hanya dengan inilah, CBRR/CBDP dapat terintegarasi, multisektoral dan multidipliner. Warga dari berbagai organisasi yang ada di masyarakat setempat direkrut sebagai tim siaga bencana tingkat desa. Merekalah yang akan memobilisasi anggota masyarakat yang lainnya dalam semua aktivitas CBRR/CBDP, termasuk diantaranya adalah pendidikan dan pelatihan, upaya mitigasi, penyadaran masyarakat terhadap bahaya bencana, dan peningkatan kesiapsiagaan.
Program CBRR di Kalimantan Selatan sudah dilakukan oleh PMI di 3 cabang PMI Daerah Kalsel yaitu PMI cabang Banjar dengan 3 desa binaan, PMI cabang Batola 3 desa binaan, PMI cabang Tanah Laut 1 desa binaan.***
*) Relawan Penanggulangan Bencana PMI