Tuesday, 19 June 2007 03:30
BANJARBARU, BPOST - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Banjarbaru memperingatkan warga pesisir Kalsel terutama Tanah Bumbu (Tanbu) dan Tanah Laut (Tala) tetap waspada banjir, menyusul curah hujan di daerah itu di atas normal.
PLN Makin Waswas
Hujan deras yang mengancam kawasan tambang membuat PT PLN wilayah Kalsel Kalteng (KSKT) semakin waswas karena pasokan batu bara ke PLTU akan semakin tak tertuntaskan. Jika prediksi BMG terjadi, pabrik pengolah daya listrik ini hanya berharap pasokan dari PT Arutmin.
Perusahaan batu bara ini relatif lebih dapat diandalkan. Diharapkan, 1.500 ton batu bara yang telah masuk ke gudang PLTU beberapa hari lalu tetap dapat dipenuhi. Ini mengingat, keberadaan stockpile milik PT Arutmin yang hanya terletak 1,5 kilometer dari PLTU Asam Asam cukup menguntungkan.
"Kita hanya bisa pasrah dan berharap batu bara pasokan dari Arutmin yang bisa menutupi kekurangan batu bara," kata Manajer Pembangkitan PT PLN Wilayah KSKT Dwi Priyo Basuki.
Sekarang, pasokan batu bara PLN hanya mampu bertahan pada produksi listrik maksimal 2X62 MW dari total 2X63 MW pada saat beban puncak. Sementara siang harinya, hanya 2X45 MW.
Ini terkondisi karena pasokan bara di PLTU hanya 1.300 ton saja. Secara rinci pasokan ini digelontor dari PT Arutmin 500 ton, JBG 500 ton dan ARJ 300 ton. niz
Forecaster Stasiun Klimatologi Staklim BMG Banjarbaru Irman Sonjaya, mengatakan, hujan yang melanda daerah itu disebut orografi yakni hujan yang terhalang oleh pegunungan.
"Inilah yang membuat curah hujan jauh di atas normal dari biasanya. Bahkan, sampai mencapai 400 milimeter," katanya, Senin (18/6).
Terhalangnya hujan ini, ungkap Irman dapat menyebabkan pola angin dari arah Tenggara langsung naik sehingga membentuk awan pembentuk hujan. Awan jenis ini pun dipastikan terus terbentuk.
Kondisi seperti ini akan bertahan sampai seminggu ke depan. Setelah itu hujan kembali normal yakni 200 milimeter, kemudian masuk kemarau.
Hujan di atas 400 milimeter itu, kata dia, selain berpotensi menimbulkan banjir juga bisa menimbulkan tanah longsor terutama di dataran tinggi.
Menurut Irman, tingginya curah hujan juga akibat efek cuaca secara global dan diprediksi dua bulan lagi baru memasuki musim kemarau.
Menurutnya, hujan orografi parah ini juga akan melanda Kotabaru, terutama yang berdekatan dengan kawasan pegunungan di Tanah Bumbu.
Sementara di Tanah Laut, kawasan paling rawan dilanda hujan deras adalah tempat yang selama ini menjadi langganan banjir seperti Kintap, Asam Asam, Jorong dan Pelaihari.
Sebelumnya, Staklim BMG memang memprediksi Kotabaru dan Tanah Bumbu bakal mengalami musim kemarau Agustus. Sementara di sebagian Tanah Laut diprediksi Juli nanti.
Sebelum diketahui ada hujan orografi, BMG menganalisa daerah yang dekat laut memang terlambat memasuki musim kemarau karena aktivitas awan konveksi pembentuk hujan bermula dari sana. niz
No comments:
Post a Comment