Sunday, February 15, 2009

Ratusan Nelayan Tabanio Belum Berani Melaut

Monday, 22 December 2008 10:53 redaksi

BANJARMASIN - Ratusan nelayan di Desa Tabanio, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut (Tala), selama sepekan terakhir ini pihaknya belum berani melaut untuk mencari ikan seperti biasanya, akibat cuaca buruk.

"Kami pasca bencana air pasang rup (pasang dalam), sampai saat ini belum berani melaut untuk mencari ikan, karena cuaca di laut masih kurang baik," ujar Ahyani, salah satu nelayan di Desa Tabanio, Jumat.

Pernyataan salah seorang nelayan tersebut diungkapkan disela-sela kunjungan kerja Wakil Gubernur Kalsel, HM Rosehan Noor Bahri, SH, di Desa Tabanio, Tanah Laut, yang sempat merendam ratusan rumah warga tersebut.

Selain cuaca buruk selama sepekan ini, kata Ahyani, nelayan di Tabanio belum bisa melaut, karena persediaan garam nelayan sekitar 10 ton telah larut bersama dengan datangnya bencana pasang rup beberapa waktu lalu.

Akibat tidak bisa melaut untuk mencari ikan yang merupakan mata pencaharian nelayan untuk mencukupi kebutuhan hidup, kini ratusan nelayan Tabanio mengharapkan uluran tangan dari pemerintah terutama untuk mencukupi kebutuhan sembako.

"Kami sangat berharap uluran tangan dari pemerintah untuk meringankan beban nelayan terutama untuk mengatasi kebutuhan sembako," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Desa Tabanio, Bahrani, melaporkan, akibat banjir rup tersebut warga masyarakat mengalami kerugian yang cukup besar yakni padi yang tersimpan di dalam kindai sekitar 5.000 belik terendam dan garam sebanyak 10 ton bagi nelayan larut terbawa air.

Selain itu, kata Bahrani, sebanyak tujuh ekor ternak sapi hilang, delapan ekor kambing, 2.000 ekor itik dan ayam hilang, kemudian 200 buah mesin pompa air milik masyarakat rusak akibat terendam banjir dan 250 rumah terendam banjir.

Warga Tabanio yang tertimpa bencana pasang rup, kata Bahrani, berharap ada bantuan dari pemerintah untuk sembako, karena itu sangat dibutuhkan warga.

Wakil Gubernur Kalsel, HM Rosehan Noor Bahri, SH, ketika mengunjungi korban banjir rup menyerahkan bantuan dari pemerintah provinsi, antara lain air bersih sebanyak enam tangki, beras satu ton dan selimut.

"Saya berharap bantuan air bersih dan beras ini hendaknya dibagikan kepada korban yang mengalami musibah sesuai dengan kerugian akibat bencana itu," katanya.

Dia berpesan, apabila dimasa mendatang menemukan kasus banjir rup hendaknya terlebih dahulu menyelamatkan diri sendiri, jangan terlalu memperhatikan barang-barang yang dimiliki, karena barang itu masih bisa dicari.

"Saya nantinya tidak ingin lagi mendengar ada warga yang meninggal dunia akibat bencana banjir rup ini, karena tidak ingin meninggalkan lokasi hanya untuk menunggui harta benar yang dimiliki," pintanya. ani/mb05

No comments: