Sunday, February 15, 2009

Korban Gelombang Pasang Aluh-Aluh Ingin Pindah

Saturday, 20 December 2008 13:07 redaksi

BANJARMASIN - Sejumlah korban bencana alam gelombang pasang yang menimpa puluhan rumah warga yang tinggal di pesisir laut, Desa Bakambat, Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, menyatakan keinginannya untuk pindah dari lokasi bencana tersebut.

"Kami ingin pindah ke lokasi yang lebih aman dan berharap pemerintah untuk mencarikan lahan untuk membangun kembali rumah jauh dari pesisir laut ini," ujar beberapa wanita Desa Bakambat yang menjadi korban gelombang pasang, kemarin.

Pernyataan sejumlah wanita yang menjadi korban bencana gelombang pasang yang memporak-porandakan puluhan rumah penduduk di pesisir pantai tersebut disampaikan kepada Wakil Gubernur Kalsel, HM Rosehan Noor Bahri, SH, ketika berkunjung ke lokasi bencana.

Sejumlah wanita korban bencana gelombang pasang yang bergerombol bersama anggota keluarganya itu, menyatakan, mereka trauma dengan bencana yang menimpa rumah sejumlah warga di pesisir pantai yang langsung menghadap Laut Jawa itu.

Dalam kesempatan pertemuan dengan Wagub Kalsel itu, mereka meminta pemerintah untuk memikirkan lokasi baru bagi warga yang tinggal di pesisir pantai tersebut, karena mereka tidak lagi membangun rumah di lokasi bencana.

Selain ingin pindah, sejumlah warga korban bencana alam yang saat ini sebagian hidup dipenampungan sementara itu, mengharapkan uluran tangan pemerintah dan masyarakat terutama memenuhi keperluan sembako.

"Kami saat ini sangat membutuhkan sembako untuk keperluan sehari-hari, karena sembako yang dimiliki lenyap bersama bencana alam gelombang pasang," katanya bersamaan yang disaksikan Camat Aluh-Aluh, Drs Abdul Muis.

Secara terpisah, Camat Aluh-Aluh, Abdul Muis menjelaskan, gelombang pasang yang melanda Kecamatan Aluh-Aluh tersebut meliputi lima desa antara lain, Desa Bakambat, Tanifah, Polantan, Labat dan Muara dengan jumlah rumah yang rusak 99 buah.

Selain itu, kata Muis, sebuah mushala juga mengalami kerusakan yang cukup parah, sedangkan jumlah rumah yang rusak parah antara lain di Desa Bakambat sebanyak 17 buah, Desa Labat Muara, 41 buah dan Tanifah dua buah.

Gelombang pasang yang terjadi di Kecamatan Aluh-Aluh, tahun 2008 ini, katanya, yang cukup parah menimpa warga Desa Bakambat dan Desa Labat Muara.

Menanggapi keinginan warga masyarakat tersebut, Wagub Kalsel, HM Rosehan Noor Bahri, menyatakan, pihaknya terlebih dahulu akan berkoordinasi dengan jajaran Pemerintah kabupaten (Pemkab) Banjar untuk mencari lokasi bagi korban bencana yang ingin pindah.

Sementara itu, untuk keperluan sembako telah ada bantuan dari pemerintah provinsi dan telah diserahkan kepada pihak kecamatan untuk mengatur pembagiannya dan diharapkan pembagian bantuan bersifat adil sesuai dengan tingkat kerusakannya.

Dia berharap, warga masyarakat yang tertimpa musibah tersebut hendaknya bersabar, pemerintah baik provinsi dan kabupaten jelas akan memberikan perhatian dan bantuan terhadap korban sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Namun demikian, kata Rosehan, bantuan yang diberikan itu memang tidak sebesar keinginan dari masyarakat yang menjadi korban, tetapi diharapkan sedikit meringankan beban masyarakat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Dia menjelaskan, musibah banjir dan gelombang pasang tersebut tidak hanya terjadi di Kabupaten Banjar dan Tanah Laut, tetapi juga telah menimpa penduduk lainnya seperti di Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Utara (HSU), Hulu Sungai Tengah (HST).

"Kita masih melakukan pendataan terhadap para korban yang tertimpa bencana banjir dan gelombang pasang, guna memberikan bantuan untuk meringankan penderitaan korban bencana alam tersebut," katanya.

Sebelum mengunjungi Desa Bakambat dan Desa Labat Muara, Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Wagub juga mengunjungi korban banjir rup (pasang dalam) di Desa Tabanio, Kabupaten Tanah Laut (Tala), beberapa waktu lalu.

Dilaporkan Kepala Desa Tabanio, Bahrani, akibat banjir rup tersebut warga masyarakat mengalami kerugian yang cukup besar yakni padi yang tersimpan di dalam kindai sekitar 5.000 belik terendam dan garam sebanyak 10 ton bagi nelayan larut terbawa air.

Selain itu, kata Bahrani, sebanyak tujuh ekor ternak sapi hilang, delapan ekor kambing, 2.000 ekor itik dan ayam hilang, kemudian 200 buah mesin pompa air milik masyarakat rusak akibat terendam banjir dan 250 rumah terendam banjir. ani/mb02

No comments: