Friday, 16 January 2009 09:51 redaksi
MARTAPURA - Setelah beberapa hari air luapan sungai Martapura sempat surut sehingga membuat beberapa kawasan di wilayah kabupaten Banjar yang tadinya terendam air, tidak lagi kebanjiran. Kini, akibat hujan yang turun walau sebentar namun deras membuat beberapa kawasan kembali terendam.
Bahkan, dibanding kebanjiran beberapa waktu sebelumnya, ketinggian air kali ini lebih tinggi sehingga membuat kawasan yang tadinya tidak terjamah genangan air, kini turut terendam. Ketinggian air bervariasi antara 50 centimeter hingga mencapai 1 meter khususnya di kawasan yang lebih rendah.
Akibat ketinggian air yang terus naik ini, memaksa sejumlah warga kembali mengungsi. Bahkan, tak hanya membuat warga terpaksa meninggalkan rumahnya, banjir kali ini juga menyebabkan puluhan sekolah setingkat SD, MI dan TK terutama di kecamatan Astambul terendam.
Contohnya seperti sejumlah sekolah dasar di desa Sei Alat, Jati Baru, Astambul Kota, Danau Salak, Limamar, TK Lok Gabang, dan Madrasah Diniyah Syirajut Thalibin Banua Anyar. Kemudian sekolah dasar di desa Tambak Baru Ilir dan MI Baitul Atiq Kecamatan Martapura terpaksa diliburkan, karena sekolah terendam dan jalan menuju sekolah terputus.
Banjir terparah dirasakan warga Desa Tambak Baru RT 3 dan RT 4 Kecamatan Martapura dan Desa Munggu Raya, Astambul Kota dan Astambul Seberang, Jati Baru dan Pingaran Ulu serta Pingaran Ilir Kecamatan Astambul. Rata-rata ketinggian air sekitar 50 centi hingga 70 centi di jalan desa setempat.
Pembakal Desa Tambak Baru, Zainal Arifin mengatakan, saat ini ada 15 kepala keluarga yang terdiri dari 32 jiwa mengungsi ke Madrasah Baitul Atiq karena rumah mereka terendam air selutut orang dewasa sedangkan ketinggian air yang menggenangi jalan desa mencapai 75 centimeter.
"Sejak hari Selasa lalu warga yang rumahnya kebanjiran dan terendam air datang ke balai desa. Padahal, baru beberapa hari mereka pulang karena banjir pertama lalu mereka juga mengungsi ke sini (balai desa, red)," ujar Zainal dihubungi Mata Banua, Kamis petang.
Dikatakan Zainal, ketinggian air saat ini melebihi ketinggian air yang merendam desa setempat beberapa waktu sebelumnya. Jika banjir pertama lalu ketinggian air hanya mencapai 65 centimeter maka sekarang ketinggian air sudah mencapai 75 centimeter sehingga pengungsi diarahkan ke Madrasyah Baitul Atiq di sebelah balai desa yang bangunannya berlantai dua.
"Saat ini, balai desa yang sebelumnya tidak terendam kini lantainya sudah terendam setinggi 3 centimeter. Bahkan, sebelumnya ketinggian air hanya naik 1 centimeter setiap 2 hingga 3 jam tetapi sekarang kenaikannya 5 centimeter," ungkap Zainal yang memperkirakan air bakal terus meninggi apalagi jika di bagian hulu hujan deras terus mengguyur.
Beberapa kawasan lain yang terendam dengan ketinggian air lebih dari biasanya adalah desa Pekauman. Di wilayah yang persis berada di tepi alur Sungai Martapura ini, ratusan rumah termasuk sekolah dan puskesmas terendam sehingga cukup mengganggu aktivitas rutin warga setempat.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Astambul, Afifus mengkhawatirkan jika banjir yang merendam ratusan rumah warga maupun fasilitas publik lainnya terus meningkat, seiring meningkatkan curah hujan. Oleh karenanya, warga diminta meningkatkan kewaspadaan dan mencari tempat yang lebih aman.
"Saat ini, ketinggian air di beberapa kawasan di kecamatan Astambul sudah mencapai 65 cm sehingga banyak rumah warga yang terendam termasuk jalan desa. Banjir terparah melanda desa Munggu Raya dimana hampir seluruh rumah warga terendam banjir," katanya. yoi
No comments:
Post a Comment