Wednesday, September 03, 2008

Bayi Itu Tak Lagi Punya Ayah

Kamis, 04-09-2008 | 01:50:35

• Tiga Pencari Intan Tewas
• Terkubur Hidup-hidup

TERTIMBUN - Para pendulang intan mencari rekannya yang tertimbun tanah longsor di salah satu lubang galian di Kampung Pumpung, Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (3/9). METRO BANJAR/DONNY SOPHANDI

BANJARBARU, BPOST

- Hujan yang mengguyur seharian menuai bencana di pendulangan intan perkampungan Pumpung Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, Rabu (3/9) sore. Di tengah deru mesin pompa, tiba-tiba dinding tebing lubang tambang bergetar dahsyat dan ambruk seketika menimpa para pekerja di bawahnya.

Empat orang sempat tertimbun longsoran tebing lubang sedalam 17 meter itu. Namun sesaat kemudian satu di antaranya, Sugiani (25), warga Sungai Tiung, berhasil menyelamatkan diri. Nyawanya tertolong oleh tekanan balik tanah dari dasar lubang yang terdorong ke atas sehingga tubuhnya ikut terangkat.
Sedang tiga rekannya bernasib nahas. Mereka terkubur hidup-hidup. Ketiga korban tewas adalah Anang (17) warga Sungai Tiung RT21 Belakang Kubah Makam Syarifah Badrun, Ucil (16) warga Basung Cempaka dan Ahdi (25) warga Sungai Tiung RT22.
Padahal Ahdi baru saja punya bayi. Saat menanti kehadiran jenazah suami di rumah mertua, Alus (17), terus menangis. Dia makin sedih bila melihat putrinya yang baru berusia dua bulan. “Alus menangis bila lihat anaknya,” ucap seorang tetangga.
Cobaan ini datang sekitar pukul 15.00 Wita. Sekitar dua jam penggalian, tubuh Anang berhasil ditemukan. Tubuhnya yang berlumur lumpur, dibersihkan seadanya dan langsung dibawa warga menggunakan kain sarung serta penyangga dua tongkat galam menuju ke rumah duka.
Pukul 17.16 Wita, kerja keras sekitar 50-an orang yang melakukan penggalian hanya menggunakan peralatan seadanya dibantu semburan air mesin pompa berhasil menemukan tubuh Ucil. Sama seperti Anang, mayat Ucil juga langsung dibawa ke rumah duka.     
Hingga masuk waktu magrib, pencarian korban Ahdi masih berlangsung. Tubuhnya diperkirakan tertindih rakitan kayu beserta mesin pompa di dasar lubang.
Informasi terhimpun, saat longsor, para korban seperti biasa mencari intan. Lubang yang dikerjakannya baru tergali sedalam dua meter. Tapi lubang ini berada di dasar lubang induk yang luasnya sekitar 0,5 ha dengan kedalaman lebih dari 15 meter. Longsoran lubang induk inilah yang menimbun korban.
Meski sejak pagi diguyur hujan, para pemburu intan tetap memaksakan diri bekerja. Kebetulan ketika hari beranjak siang, hujan sempat mereda. Kesempatan ini langsung dipakai untuk bekerja lagi mencari intan.
Mereka menuruni lereng lubang induk dengan menggunakan tangga. Setibanya di titik galian, mereka berbagi tugas. Satu orang menjaga mesin pompa yang diletakkan di atas lubang galian. Lainnya berada di dasar lubang menyemprotkan air dan lainnya lagi memisahkan batu.
Saat asyik bekerja, keempatnya dikejutkan oleh getaran longsoran. Dalam hitungan detik, mereka lenyap tertimbun. Saking dahsyatnya terjangan lumpur sampai-sampai kayu rakitan penyangga mesin pompa hancur berantakan. Sedang mesinnya ikut tertimbun bersama para korban.(sar)

No comments: