Wednesday, September 10, 2008

Banjir Dianggap Biasa

Kamis, 11 September 2008
BATULICIN,- Bagi kebanyakan orang, musibah banjir merupakan momok yang cukup menakutkan. Namun, tidak bagi masyarakat Kecamatan Satui. Bagi mereka, banjir adalah sesuatu yang biasa dan tidak perlu ditakuti.

“Masyarakat menganggap banjir terjadi tiap tahun sehingga dianggap sesuatu yang biasa saja,” ujar Kasi Kessos Kecamatan Satui Taufik, saat dikonfirmasi koran ini terkait musibah banjir yang melanda Kecamatan Satui, kemarin.

Menurutnya, akibat dianggap sebagai sesuatu yang biasa tadi, warga yang rumahnya terendam banjir tetap tak berajak dari rumah. Hanya sebagian kecil saja yang mengungsi ke rumah tetangga maupun keluarga mereka. Bahkan, ada atau tidaknya bantuan untuk mereka, tidak pernah dipersoalkan. “Kalau ada ya syukur. Tapi kalau tidak ada ya mau apa lagi,” katanya.

Sampai siang kemarin, bantuan untuk korban banjir memang sudah ada. Yakni berasal dari Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Kalsel, berupa 1 ton beras, selimut dan kelambu. Hanya saja bantuan tersebut masih disimpan di Kantor Camat Satui. “Secepatnya bantuan itu akan kami salurkan kepada warga,” janji Taufik.

Dikatakannya, bantuan untuk korban banjir memang sangat minim. Bahkan, sejumlah perusahaan batubara tidak ada yang membantu. Sementara itu, Pemkab Tanbu berencana akan memberikan bantuannya hari ini (kemarin, red). “Tapi saya belum tahu bantuan itu berupa apa,” katanya.

Namun, berkaca pada pengalaman banjir sebelumnya yang terjadi pada bulan Juli 2008 lalu, Pemkab Tanbu memberikan bantuan berupa air mineral, beras, selimut serta mie bungkus. “Kemungkinan bantuannya juga sama seperti dua bulan lalu,” katanya.

Sekadar diketahui, akibat banjir itu mengakibatkan dua orang tewas terseret banjir.

Dua orang yang tewas itu adalah karyawan PT Berkat Banua Indah (BBI), bernama Kardi (50) warga Desa Bukit Baru RT 37 Kecamatan Satui dan Ati (25) warga Desa Sungai Danau kecamatan setempat. Keduanya terseret arus sekitar pukul 21.00 Wita bersama truk tronton yang dikemudikan Kardi.

Banjir di Kecamatan Satui sendiri merendam ratusan rumah di Desa Jombang, Bukit Baru, Satui Timur dan Satui Barat serta Desa Sungai Danau. “Kelima desa itu berada di pinggiran bantaran sungai,” katanya.

Akibat banjir itu, lanjut dia, mengakibatkan sebagian kecil warganya terpaksa mengungsi

ke rumah tetangga maupun keluarga. Namun, sebagian besar bertahan di rumah, meskipun tergenang air. “Mereka memanfaatkan atap rumah istirahat,” pungkasnya.

Sementara itu, banjir yang melanda Desa Sebamban Lama dan Baru, Kecamatan Sungai Loban, yang sempat memutuskan jalur trans kalimantan yang menghubungkan Banjarmasin-Batulicin, berangsur-angsur surut. Sebelumnya, banjir mengakibatkan puluhan rumah warga di pinggiran bantaran sungai terendam air. Warga terpaksa mengungsi ke rumah tetangga maupun keluarga. Bahkan, ada yang memanfaatkan musala untuk tempat istirahat hingga menunggu air surut. (kry)

No comments: