Selasa, 26-08-2008 | 01:20:50
• Ratusan Rumah Terendam Banjir
BATULICIN, BPOST - Nurudin begitu perkasa membopong tiga anaknya melintasi banjir. Dia tak lagi peduli dengan hartanya yang terendam. Baginya, menyelamatkan keluarga lebih penting.
Warga Desa Sebamban Kampung, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu itu harus meninggalkan rumahnya. Hujan yang mengguyur sejak Jumat (22/8) hampir menenggelamkan kampungnya. Ketinggian air mencapai dua meter lebih.
“Kami takut di rumah. Makanya semua keluarga kami boyong ke tempat yang aman dulu. Yang penting selamat,” kata Nurudin begitu sampai di daerah yang lebih tinggi.
Bukan hanya warga Sebamban Kampung yang sibuk mengungsi.
Warga Desa Sekapuk Kecamatan Angsana, pun panik. Air deras masuk ke rumah, sehingga para penghuni memilih menyelamatkan diri.
Selain deras, ketinggian air bertambah. Dari yang semula hanya setinggi lutut orang dewasa, air terus naik hingga dua meter lebih. Bahkan beberapa rumah penduduk yang berada di dataran rendah, tenggelam.
Hingga malam tadi, data resmi rumah penduduk yang terendam belum diketahui. Hanya saja, rumah sepanjang jalan mulai Desa Sebamban Kampung hingga Desa Sekapuk yang jaraknya sekitar enam kilometer terendam air.
Untuk sementara, pengungsi ditampung warga yang rumahnya berada di dataran tinggi. Belum ada bantuan datang, baik logistik maupun tenda.
Jalur Banjarmasin-Batulicin pun tak luput dari derasnya banjir. Meski ketinggian air di jalan provinsi itu masih bisa dilewati mobil, namun derasnya aliran air membuat para sopir takut melintas. Banyak yang balik kanan. Namun tak sedikit juga yang memilih bertahan menunggu air surut.
“Saya kembali ke Banjarmasin saja. Kalau nekat menerobos arus takut tergelincir nantinya,” kata seorang sopir ekspedisi, Didi yang terpaksa belok kanan di Sungai Danau.
Mobil dari Banjarmasin menuju Batulicin tertahan di Jorong, Asam Asam dan Sungai Danau. Sedang yang dari arah sebaliknya, Batulicin-Banjarmasin, tertahan di Desa Sebamban Kampung.
Berdasar pantauan BPost, antrean mobil di Desa Sebamban Kampung begitu panjang mencapai ratusan meter. Mereka yang memilih bertahan mengaku menunggu air surut.
“Mau nekat menerobos banjir takut mobil terguling. Kalau menunggu surut, tidak jelas sampai kapan. Kasihan juga para penumpang. Kami bingung,” kata seorang sopir angkutan Banjarmasin-Batulicin PP.
Sementara itu jalur Trans Kalimantan arah Pelaihari-Kintap terutama di empat titik yaitu di Tajau Pecah, Jilatan, Jorong, dan Asam Asam juga putus. Terparah di Desa Jilatan. Namun malam tadi air mulai surut.(coi/roy)
No comments:
Post a Comment