Kamis, 28 Agustus 2008
BATULICIN – Bukan hanya Desa Sebamban Baru dan Sebamban Lama yang direndam banjir, namun juga sejumlah wilayah di sekitarnya seperti Desa Sekapuk Kecamatan Angsana dan desa-desa di Kecamatan Satui. Akibat banjir itu, puluhan rumah ikut tergenang air. Jalur trans Kalimantan yang menghubungkan Banjarmasin-Batulicin, juga mengalami nasib yang sama. Namun, tidak sampai menyebabkan arus transfortasi terputus.
Sejak dua hari lalu, ketinggian air mencapai lutut kaki orang dewasa. Namun, air berangsur-angsur surut, sejak kemarin. Warga yang rumahnya terendam air tampak sibuk membersihkan kotoran lumpur yang terbawa arus. Dinding rumah mereka yang berwarna coklat juga disikat hingga bersih.
Musibah banjir juga dialami 120 KK di 4 desa di Kecamatan Kusan Hulu (Lasung). Empat desa itu adalah Desa Lasung, Anyir Baru, Manuntung dan Sungai Rukan. Ketinggian air dalam rumah warga mencapai 50 sentimeter. Selain menenggelamkan rumah milik warga, banjir yang diakibatkan hujan di kawasan pegunungan itu juga menenggelamkan sawah milik warga.
Muhammad, salah satu warga Desa Sungai Rukan, mengharap bantuan sembako, obat-obatan, tenda dan posko dari Pemkab Tanbu melalui instansi terkait.
“Terus terang, kami sangat mengharapkan bantuan itu,” keluh Igur via telepon.
Senada dengan dia, Jamil warga Desa Lasung, meminta agar bantuan yang mereka harapkan segera diberikan.
“Sudah ada puluhan rumah yang terendam hingga warga memilih mengungsi ke dalam hutan. Kami hanya minta posko untuk berlindung dari hujan dan dinginnya angin malam,” katanya.
Muhammad khawatir, kondisi seperti ini akan terus berlangsung. Karena, cuaca tidak pernah cerah, sementara itu hujan terjadi setiap harinya. Akibat pengungsian itu, sudah ada beberapa warga yang menderita penyakit gatal-gatal.
Sekedar diketahui, Kecamatan Kusan Hulu memang wilayah langganan banjir. Setiap tahun, banjir selalu menggenangi rumah warga. Akibat banjir itu, mereka terpaksa mengungsi untuk sementara menunggu air surut. (kry)
No comments:
Post a Comment