Sunday, March 23, 2008

Puluhan Warga Terpaksa Begadang

Jumat, 21-03-2008 | 00:55:36

• Perumahan Guru Kebanjiran

MARTAPURA, BPOST
- Puluhan warga Kelurahan Sungai Pering Martapura, Kamis (20/3) dinihari terpaksa tidak tidur. Mereka harus begadang karena rumah kemasukan air hingga beberapa sentimeter setelah terjadi hujan deras yang mengguyur Kabupaten Banjar dan sekitarnya.

Akibat banjir itu, puluhan warga di kelurahan itu terpaksa harus memindahkan perabotan rumah tangga mereka ke tempat yang lebih tinggi.

Bahkan, beberapa perempuan dan anak-anak kecil terpaksa harus tidur seranjang dengan barang-barang perabotan rumah lainnya, sementara pria memilih berjaga-jaga di dalam rumah bersiap-siap menghadapi hal terburuk.

Kelurahan Sungai Pering Martapura termasuk dataran rendah, terutama di RT 13 Guntung Alaban. Selain merupakan dataran rendah, wilayah ini juga merupakan pertemuan beberapa anak sungai dan parit dari beberapa titik yang ada di Martapura. Akibatnya, bila hujan deras, wilayah ini hampir dipastikan selalu kebanjiran.

Pada hujan deras Kamis dinihari kemarin, banjir sempat menggenangi tujuh unit rumah di kawasan ini termasuk mushala Darul Awwabin di RT 13 Guntung Alaban. Kejadian ini merupakan kali kedua yang dialami warga pada bulan Maret ini. Sebelumnya, pada Rabu (5/3) lalu kejadian serupa juga dialami warga setempat saat hujan lebat mengguyur wilayah ini dan mengakibatkan air guntung meluap.

Meluapnya air guntung yang masuk ke dalam rumah warga pada Kamis (20/3) dinihari kemarin tidak berlangsung lama, hanya sekitar dua jam saja. Air mencapai puncaknya pada Kamis subuh dan mulai surut sekitar pukul 07.00 Wita.

Inas, seorang warga di perumahan tersebut mengatakan, hujan yang mengguyur tanpa henti sejak pukul 02.00 Wita membuat warga langsung cemas. Karena hujan deras tak kunjung surut, warga berinisiatif memindahkan perabot rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi. Benar saja, pada Kamis subuh, air sudah mulai masuk ke dalam perumahan guru SD itu.

Lurah Sungai Pering Martapura, Abdul Bari mengatakan, warga kompleks tersebut sudah lama mengusulkan pengerukan guntung (saluran air) di kompleksnya. Tapi, dari pengetahuannya di APBD tahun ini, pengerukan guntung itu tidak dianggarkan.

“Kita tetap mengusulkan pengerukan guntung itu, siapa tahu bisa dianggarkan melalui anggaran biaya tambahan (ABT) Banjar tahun ini,” harapnya. (sig)

No comments: