Senin, 12 November 2007
Radar Banjarmasin
BANJARMASIN – Beberapa hari belakangan ini, hujan berulang kali mengguyur Banua. Seperti kemarin saja di Banjarmasin, Banjarbaru dan daerah sekitarnya, cuaca mendung sudah terlihat sejak pagi. Beranjak siang, hujan deras mengguyur. Teduh beberapa saat, kemudian hujan lagi.
Hujan tentu saja harus diwaspadai menjadi awal bencana banjir. Apalagi pada daerah-daerah yang selama ini menjadi langganan banjir, seperti di kawasan Banua Anam.
Gubernur Kalsel Rudy Ariffin mengungkapkan, telah mengantisipasi bencana banjir tersebut. Menurut mantan Bupati Banjar ini, Pemprov Kalsel telah menyusun beberapa program atau kegiatan. Diantaranya, program tanggap darurat jalan dan jembatan. Kemudian program pengendalian banjir, normalisasi sungai dan program penataan ruang.
“Pemprov telah memiliki program reboisasi dan rehabilitasi hutan dan lahan,” ujar suami Hj Hayatun Fardah ini beberapa waktu lalu di DPRD Kalsel. Dari data Pemprov Kalsel sendiri, lahan kritis saat ini mencapai 555.983 hektare, yang terdiri dari kritis 500.078 hektare dan sangat kritis seluas 55.906 hektare.
Selain memang intensitas hujan yang tinggi, banjir yang beberapa kali merendam beberapa wilayah di Kalsel, ditengarai disebabkan dengan kerusakan lingkungan hidup pada bidang pertambangan dan kehutanan.
Persoalan ini, dijelaskan Rudy, bahwa secara umum permasalahan lingkungan hidup di Kalsel adalah masalah pencemaran udara, pencemaran air dan kerusakan lahan. Pencemaran udara umumnya disebabkann oleh polutan dari kebakaran hutan atau lahan, sementara pencemaran air umumnya disebabkan limbah industri dan limbah domestik serta sedimentasi akibat kerusakan lahan.
“Perusahaan pertambangan batubara diwajibkan melaksanakan reklamasi areal bekas bukaan tambang sementara sebelum tahap reklamasi, mereka diwajibkan memberikan jaminan uang reklamasi,” jabar Ketua DPW PPP Kalsel ini. (pur)
No comments:
Post a Comment