Rabu, 22 Agustus 2007
MARABAHAN,- Kabupaten Barito Kuala, tak dapat dipungkiri menjadi langganan banjir pada tiap tahunnya. Sedikitnya tercatat ada 5 kecamatan di kabupaten ini yang rawan banjir, Kuripan, Tabukan, Bakumpai, Jejangkit dan Mandastana.
“Banjir hampir pasti terjadi tiap tahun, karena wilayah kabupaten adalah wilayah muara dari Sungai Barito dan anak-anak sungainya,” ungkap Kabag Humas dan Protokol Pemkab Barito Kuala Akhmad Wahyuni, S.Sos.
Jika di wilayah hulu di Propinsi Kalimantan Tengah maupun kabupaten lainnya di Kalimantan Selatan banjir, maka banjir tersebut akan menjadi banjir kiriman yang harus ditanggung Kabupaten Barito Kuala.
“Sifat banjir sendiri menggenang dalam waktu yang relatif lama. Pengalaman tahaun 2005 misalnya, banjir di Kurupan berlangsung selama 5 minggu,” paparnya.
Meski rawan bencana (hanya banjir), lanjut dia, Batola adalah wilayah yang bebas dari konflik sosial. Salah satu bukti, saat terjadi krisis atau konflik SARA di Kalimantan Tengah, Batola yang langsung berbatasan dengan wilayah tersebut menjadi daerah yang aman bagi siapa saja.
Bahkan, kala itu aktivitas perdagangan kayu yang didominasi kapal dari Pulau Madura terus berlangsung dan masuk ke dalam wilayah kabupaten sejauh 100 km (dari pantai) di Marabahan, tanpa gangguan apapun. (tri)
No comments:
Post a Comment