Kamis, 12 Juli 2007
Palangkaraya, Kompas - Satelit North Oceanic Atmospheric Administration mulai mendeteksi kemunculan titik panas di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Selama 10 hari terakhir di Kalteng, titik panas terpantau di Kabupaten Seruyan, Sukamara, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Barito Utara, dan Katingan.
Sebanyak lima titik panas ditemukan dalam kurun dua hari pada awal Juli silam di Seruyan. Di Sukamara dideteksi dua titik, satu di Kotawaringin Barat, tiga di Kotawaringin Timur, dan dua di Barito Timur.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng Edy Sutiyarto menuturkan, titik panas yang terpantau itu belum tentu merupakan api kebakaran lahan. "Titik panas merupakan api jika keberadaannya berlangsung minimal tiga hari berturut-turut dalam satu lokasi," kata Edy di Palangkaraya, Rabu (11/7).
Setiap titik panas yang terpantau dalam 10 hari terakhir hanya "berumur" satu hari dan hilang di hari berikutnya. Pemantauan lapangan dilakukan jika satu titik api terdeteksi selama tiga hari berturut-turut.
Sementara di Kalsel, satelit memantau 20 titik panas dalam dua bulan terakhir. Sebanyak 18 di antaranya ada di kawasan pertanian dan perkebunan. Jumlah itu masih kecil dibandingkan periode yang sama pada tahun 2006 dengan jumlah 500 titik.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru juga mencatat tingkat kekeringan di provinsi tersebut meningkat. Beberapa hari terakhir, kekeringan bergerak ke arah ekstrem. Itu perlu diwaspadai karena semua vegetasi bisa mudah terbakar.
Dalam kesempatan terpisah, Dinas Perkebunan Kalsel meminta 62 perkebunan besar dengan total luas lahan 476.685 hektar mewaspadai kebakaran di areal mereka. Diingatkan, semua perusahaan wajib membuka lahan tanpa membakar.
"Kalau sampai terjadi kebakaran, perusahaan bersangkutan harus bertanggung jawab," kata Kepala Dinas Perkebunan Kalsel Haryono.
Sebanyak 43 perusahaan di antaranya sudah memiliki izin hak guna usaha dan sudah menanam di areal seluas 258.908 hektar.
(CAS/FUL)
No comments:
Post a Comment