Thursday, 12 July 2007 04:33
BANJARBARU, BPOST - Musim kemarau dan ancaman bencana tahunan kabut asap sudah saatnya diwaspadai lagi. Stasiun Klimatologi (Staklim) Kelas I Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kalsel di Banjarbaru menyatakan indeks bahaya kebakaran saat ini pada katagore ekstrim.
Teriknya matahari nyaris tanpa hujan deras beberapa waktu terakhir yang memicu panasnya suhu udara di wilayah ini, patut diwaspadai karena berisiko kebakaran lahan.
Forecaster Staklim Kelas BMG Kalsel di Banjarbaru, Irman Sonjaya menjelaskan, grafik fire danger rating system (FDRS) atau sistem peningkatan bahaya kebakaran menunjukan peningkatan. Peningkatan terjadi drought code (DC) atau indeks kekeringan dan konsumsi bahan bakar total yang menggambarkan potensi asap menunjukkan angka yang terus meninggi.
Imbasnya Fire Weather Index (FWI) atau indeks dari bahaya kebakaran, intensitas api, dan peringkat penanggulangan kebakaran pun mencapai titik ekstrim. Dari data yang terlihat, indeksnya telah mencapai 88. Hal itu terlihat jelas sejak 7 Juli dan 8 Juli.
"Ini artinya tingkat intensitas api mulai ekstrim. Kemungkinan pemadaman yang dilakukan sangat kecil dan harus memerlukan peralatan canggih. Tanpa harus dibakar pun, tanaman yang mengering bisa terbakar kapan saja. Jadi patut diwaspadai," kata Irman.
Tidak heran, jika sepekan terakhir, kabut asap mulai menyaput sebagian wilayah Banjarbaru. Meski tipis, namun cukup mengganggu aktivitas warga. Mereka yang harus beraktivitas lewat tengah malam sampai dini hari kerap menghirupnya. Kawasan yang mulai diselimuti asap ini, seperti Landasan Ulin sampai Liang Anggang.
Mengenai korelasinya dengan suhu udara, Irman menjelaskan, posisi saat ini masih kategori normal yaitu berkisar 30 sampai 31 derajat celcius.
Diakuinya, intensitas hujan mulai berkurang. "Kalau pun ada hujan, dalam seminggu itu hanya sekali saja dan maksimal sekali hujan maksimal 3 jam saja," imbuh Irman. niz
No comments:
Post a Comment