Monday, July 16, 2007

Korban Banjir Bertahan di Rumah Famili Ribuan Benih Udang Hanyut

Sunday, 08 July 2007 02:30

PELAIHARI, BPOST - Banjir yang melanda empat desa di Kecamatan Kintap (Kintapura, Kintap, Pasir Putih, dan Kintap Kecil), Kabupaten Tanah Laut, mulai surut. Tapi, masih banyak warga yang bertahan di pengungsian, yaitu rumah sanak famili.

Saniah, warga RT 3 Desa Kintapura menyatakan masih bertahan karena rumahnya masih tergenang selutut orang dewasa. "Air memang mulai surut. Tapi, di rumah saya, air masih selutut. Sebelumnya (Jumat) sepinggang," tuturnya.

Kondisi Desa Kintap lebih baik, karena topografinya berada di daerah lebih tinggi. "Semuanya sudah kembali ke rumah masing-masing. Pagi ini (kemarin, red) sudah bersih-bersih rumah," tandas Kades Kintap Iswandi.

Susutnya air bah itu menyusul cuaca cerah. Sabtu kemarin matahari bersinar terang dan cukup menyengat kulit. Meski begitu warga tetap diimbau agar waspada. "Mudah-mudahan cuaca cerah terus. Kalau ada hujan lebat lagi, air bisa naik lagi, " tukas anggota Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Tala Suratno.

Sementara itu, banjir yang melanda Desa Muara Kintap, Jumat (6/7) pagi, kembali mengempaskan kehidupan para petambak. Ribuan ekor benih udang yang baru ditabur musnah tersapu air bah.

Sentra pertambakan di Desa ini air bah mulai menyapu tambak Sabtu (7/7) dinihari pukul 01.00 Wita. Beruntung hanya sebagian kecil yang kebanjiran.

Kadir, petambak di desa itu menuturkan, ada puluhan ha tambak yang diterjang banjir. "Tambak milik saya sendiri, 4 petak atau kira-kira 10 hektare. Semuanya kebanjiran," tuturnya.

Seperti dilansir harian ini, 8.485 ha tambak ikan di Muara Kintap terserang banjir 14-16 Juni lalu. Dari luas tersebut, yang selamat hanya 62 ha. Sebanyak 4.730.000 ekor benih udang hilang, tanggul tambak juga banyak yang rusak.

Sementara di Desa Muara Asam Asam Kecamatan Jorong 212 ha tambak yang kebanjiran, 80 ha nya selamat). Tambak yang kebanjiran, dengan benih udang hilang 2.130.500 ekor.

Sebagian petambak Muara Kintap kini benar-benar dilanda kesusahan. Mereka tidak tahu lagi apakah masih bisa melanjutkan usahanya itu, karena modal sudah habis.

"Akibat banjir Juni lalu, kami rugi banyak karena udang belum sempat dipanen. Baru dua mingguan ini saya menabur 5.000 gelondongan (benih udang ukuran agak besar seharga Rp 200 per ekor). Ini pun dari uang utang. Eh, sekarang tersapu banjir lagi," keluh Kadir. "Kami sekarang benar-benar butuh bantuan," ucapnya.

Petambak lainnya, H Junaid, mengatakan pihaknya sangat mengharapkan uluran tangan dari Pemkab Tala. "Tidak usah berupa uang. Cukup dibantu benih udang dan pupuk saja, kami sangat berterimakasih."katanya.

Tambak H Junaid aman. Tapi ia tetap dirundung kekhawatiran. "Air rawa (banjir) merembes ke tambak. Ini bisa menyebabkan udang mati, karena air rawa cukup asam," ujarnya Junaid yang menabur 10 ribu ekor benih udangnya. roy

No comments: