Monday, July 16, 2007

Aspal Jalan Langsung Terkoyak Warga Kintapura Reboisasi Lahan Kritis

Tuesday, 10 July 2007 03:25

PELAIHARI, BPOST - Banjir yang melanda sejumlah desa di Tanah Laut, pekan tadi, menyisakan masalah baru. Badan jalan desa menjadi compang-camping akibat terkoyaknya lapisan aspal.

"Beberapa titik badan jalan di desa kami menjadi semakin rusak setelah disapu banjir. Ini dampak paling nyata yang kami rasakan," kata Kades Kintapura Husaini, Senin (9/7).

Kerusakan badan jalan terparah terjadi di RT 4 yang berpenduduk 150 kepala keluarga. Husaini memerkirakan panjang kerusakan mencapai 300 meter dari total panjang jalan 500 meter.

Sebelumnya badan jalan di titik tersebut memang tidak lagi mulus. Namun pascabanjir semakin banyak dan semakin besar lobang-lobang yang menghiasi badan jalan. Lapisan aspal terkoyak sehingga bebatuannya pun banyak yang terhambur.

Pengakuan serupa diutarakan Kades Asam Asam Subandi. "Setelah banjir memang kondisi badan jalan banyak yang rusak, mungkin akibat terlalu lama terendam. Memang tidak parah, tapi perlu diperbaiki segera."

Dalam tempo kurang dari sebulan, banjir memang melanda Asam Asam dan Kintapura. Termasuk menjamah Desa Kintap, Kintap Kecil, dan Pasir Putih di Kecamatan kintap. Banjir pertama terjadi 14 Juni lalu dan disusul 6 Juli pekan tadi.

Warga tidak berpangku tangan. Seperti yang dilakukan warga Kintapura yang tergabung dalam Koperasi Serba Usaha Kintap Bersatu (KSUKB), mereka menyiagakan perahu-perahu untuk mengevakuasi korban banjir.

"Kami juga telah melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon akasia. Dari luasan areal 1.000 hektare, yang sudah kami hijaukan 110 hektare," tutur M Yus’a Saleh humas KSUKB didampingi Manajer SUKB H Rahman yang datang ke redaksi BPost.

Warga di desanya, lanjutnya, heran terhadap banjir kedua Jumat pekan tadi. Pasalnya justru desanya yang terendam cukup parah. Sementara Desa Kintap Kecil yang topografinya lebih rendah tidak terlalu kebanjiran.

Pemkab Tala terus berupaya untuk mencegah atau setidaknya meminimalisasi banjir. roy

No comments: