Tuesday, May 08, 2007

Dua Desa Terendam Banjir Selaru dan Sungai Pasir dapat Air Kiriman

Rabu, 9 Mei 2007


Radar Banjarmasin
KOTABARU ,- Akibat hujan deras sepanjang hari, dua desa di Kecamatan Pulau Laut Tengah, yaitu Desa Selaru dan Sungai Pasir, terendam banjir. Bahkan kedalaman air mencapai 1 meter dan menenggelamkan ruas jalan raya yang melewati kawasan dua desa tersebut.

Hujan yang terus berlangsung sejak Sabtu (5/5) sampai hari Minggu (6/5) itu membuat air mulai meninggi. Hingga akhirnya, luapan air dari gunung yang mengalir deras itu mengakibatkan rumah-rumah penduduk terendam air sampai lutut orang dewasa. Datangnya banjir pun tidak diduga-duga warga, karena saat air mulai naik warga dua desa tersebut masih terlelap tidur.

"Saat banjir datang kami masih tertidur. Kami baru tahu sekitar pukul empat dini hari. Ketika terbangun saya melihat kompor di warung istri saya hanyut dibawa air dan sepeda yang ada di gudang roboh dan mengapung," ujar Kepala Desa Sungai Pasir Haderansyah kepada wartawan, kemarin.

Melihat harta bendanya hanyut terbawa air, kepala desa itu langsung berusaha menyelamatkan harta bendanya yang masih tersisa dan masih bisa diselamatkan. Seperti surat menyurat dan barang-barang elektronik ke tempat yang lebih tinggi, karena hujan tidak berhenti sehingga air terus meninggi.

Untung saja hujan selanjutnya tidak begitu deras dan air luapan dari gunung mengalir deras ke laut sehingga genangan air berangsur-angsur menurun. "Yang cukup membahagiakan, kami sudah melakukan panen tahun ini, sehingga tanaman padi tidak ada yang rusak dan warga tidak banyak mengalami kerugian akibat banjir kiriman ini," katanya.

Air bah yang menerjang desa tersebut berasal dari Gunung Jambangan dan Gunung Samiaran. Sedikitnya 20 rumah penduduk di Desa Sungai Pasir terendam oleh banjir yang berlangsung sekitar 12 jam itu.

Pada saat yang sama banjir juga terjadi di Desa Selaru, yang berjarak sekitar 30 km dari Sungai Pasir. Banjir di Selaru tampak lebih parah, karena ketinggian air lebih tinggi dari pada Desa Sungai Pasir.

Menurut data dari Kepala Desa Selaru Abdul Malik, jumlah rumah yang terendam tidak kurang dari 40 buah rumah. Fasilitas umum yang juga ikut terendam seperti sebuah masjid dan sebuah poliklinik desa.

Sama seperti yang dialami warga Desa Sungai Pasir, warga Desa Selaru juga tidak menyangka akan datangnya air bah yang datang secara tiba-tiba itu. Karena selama ini Desa Selaru tidak pernah terkena banjir dan selalu aman dari bencana ini.

"Selama puluhan tahun tinggal di desa ini, baru kali ini rumah saya terkena banjir," ujar seorang ibu, sambil membenahi barang-barangnya yang tercecer akibat banjir.

Akibat banjir tersebut jalan raya di Desa Selaru terendam air yang mengalir deras. Beberapa mobil harus antre melewati jalan yang terendam air setinggi sekitar satu meter itu. Sedangkan sepeda motor harus dituntun dan dibantu masyarakat sekitar untuk melewati jalan agar tidak terseret arus deras.

Banjir yang pertama kali terjadi ini diyakini oleh warga adalah akibat dari penggundulan hutan dan pengalihfungsian hutan. "Air bah kiriman dari Gunung Aru. Karena di sana pohon-pohonnya sudah banyak yang ditebangi oleh masyarakat, dan sebagian hutannya jadi perkebunan kelapa sawit. Dulunya kawasan tersebut adalah daerah tangkapan air, tapi sekarang ini sudah tidak lagi. Akibatnya air langsung turun dan menenggelamkan beberapa desa yang ada di bawahnya.

Camat Pulau Laut Tengah Sultan Syahril S.Sos, ketika meninjau desa-desa yang terendam banjir menyatakan bersyukur tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut dan genangan air cepat menurun, sehingga masyarakat tidak harus mengungsi dan masih bisa tinggal di rumahnya masing-masing.

"Untuk banjir ini kita tidak akan membangun posko, karena warga sudah bisa melanjutkan aktivitasnya dan tetap tinggal di rumahnya masing-masing karena genangan air sudah turun," ujarnya seraya berharap tidak lagi mengalami musibah yang sama. (ins)

No comments: