Wednesday, May 30, 2007

Kalsel Siapkan Pemadam

Wednesday, 30 May 2007 01:49

  • Antisipasi bencana asap
  • 20 Hotspot terdeteksi

BANJARBARU, BPOST - Ancaman asap belum juga berakhir dan masih menghantui warga di Banua. Terbukti, Satelit NOAA-AVHRR (National Oceanic Atmospheric Administration Advanced Very High Resolution Radiometer) telah mendeteksi mulai munculnya titik api (hotspot) di Kalsel.

Untuk mengantisipasi dampaknya pemerintah pusat bakal memberikan alat khusus pemadaman kebakaran lahan Gambut kepada Pemprov Kalsel.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Departemen Kehutanan RI, Sony Partono yang kemarin khusus datang ke Kalsel dalam rangkaian pencegahan bencana asap, menjelaskan, Departemen Kehutanan menargetkan penurunan jumlah titik api.

Selama 2007, asap di delapan titik rawan kebakaran lahan dan ancaman kabut asap ditarget menurun 50 persen. Salah satu upaya yang dilakukan, dengan membeli peralatan khusus.

"Pemerintah merencanakan akan menyewa tiga helikopter dan bekerjasama dengan PT Pindat, membeli alat khusus pemadaman kebakaran di lahan gambut yang mirip tank. Salah satunya dioperasikan di Kalsel," tandas Sony.

Program ini meminimalkan titik api menjelang musim kemarau ini tetap pada penyadaran lingkungan, kepada warga yang masih hobi membukaan lahan, baik di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan dengan cara membakar.

Sebagai shock terapi pada pembakar lahan, jika dalam satu bulan ada 100 lebih hot spot ditemukan, pembuka lahan akan diburu dan diperingatkan serta kemungkinan diberi sanksi keras.

Kadishut Kalsel Suhardi, Selama 2006 tadi, jumlah titik api di daerah ini telah melesat bahkan melebihi temuan 2005. Setahun silam, terdapat 1.453 titik. Grafik data kumpulan titik api di Kalsel bahkan terus meningkat tajam dari sebelumnya yang berkisar kurang dari 700 titik.

Dari rekap data hotspot di Dishut, diketahui titik api tertinggi lima tahun terakhir ditemui 2004 tadi yaitu mencapai kisaran 2.000 titik. Sebelumnya, sejak 2002 titik api berkisar pada level 1.000 titik dan paling rendah jumlahnya pada 2005 tadi. niz

No comments: