Tuesday, April 03, 2007

Ratusan Rumah Masih Terendam

Rabu, 28 Februari 2007 01:38

Martapura, BPost
Ratusan rumah di Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar masih terendam banjir. Ketinggian air sekitar lima cm dari lantai.

Terparah di Desa Pingaran dan Munggu Raya sebanyak 240 rumah di dua desa itu terendam. Meski begitu, warga masih bertahan di dalam rumah.

Air juga bertahan di Kecamatan Martapura Barat dan Sungai Tabuk. Di Desa Tajau Landung, dilaporkan petugas kesehatan, Asnawi kepada Posko Induk Satkorlak PB, hampir seluruh rumah di desa itu terendam lantainya, meski tidak terlalu tinggi, berkisar sampai 10 cm.

Namun, secara umum banjir di Kabupaten Banjar berangsur surut. Pasalnya, kiriman air dari Sungai Riam Kiwa mulai berkurang. Sungai Riam Kanan juga tak meluap, bahkan ketinggian air normal yakni 57,4 meter.

"Jika ketinggian air waduk 62 meter lebih sebagai tanda Sungai Riam Kanan meluap, tentu kondisinya akan lebih runyam, sebagaimana banjir besar Juni 2006, Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiwa bersamaan meluap," ujar Camat Karang Intan Yahmi Yadi, Selasa (27/2).

Menurutnya, banjir kali ini memang berdampak bagi sektor pertanian, namun jauh dibanding dampak yang ditimbulkan oleh banjir Juni 2006.

"Sektor perikanan tidak terkena dampak. Dari laporan sejumlah pambakal, tidak ada keramba yang hanyut atau rusak. Kalau pun ada wilayah Karang Intan yang terkena dampak, hanya di Desa Jingah Habang. Sebab, wilayah itu rendah dan itu pun akibat air kiriman Sungai Riam Kiwa," terangnya.

Jalan Martapura-Karang Intan sejak kemarin mulai normal dan bisa dilalui kendaraan roda dua maupun empat. Begitu juga Desa Bincau, Bincau Muara, Tunggul Irang Ulu dan Tunggul Irang Ilir (Kecamatan Martapura), air sudah turun.

Dari pengamatan, air di Kecamatan Martapura Timur maupun Martapura Kota juga sudah turun, meski masih ada puluhan rumah yang lantainya terendam hingga 15 cm.

Camat Martapura Barat Irwan Kumar, mengatakan, banjir dianggap warga belum berbahaya karena air hanya beberapa sentimeter di dalam rumah. "Warga belum ingin dievakuasi, karena masih bisa menjalankan aktivitas," ujarnya.

Ditambahkan Irwan, dia belum mengetahui seberapa besar dampak banjir bagi sektor pertanian. "Saat ini, petugas pertanian masih mendata kerusakan lahan pertanian. Memang, di sebagian wilayah sudah ada petani yang menanam bibit padi. Tetapi, sebagian besar belum," katanya.

Kadinkes Banjar dr Toto Medyanto mengakui belum mendapat laporan permohonan bantuan obat-obatan ke lokasi banjir. "Yang perlu diwaspadai adalah penyakit gatal-gatal yang biasanya muncul pascabanjir.

Kita telah menurunkan tim kesehatan ke Kecamatan Sungai Pinang, Pengaron dan Simpang Empat yang sudah lepas dari banjir. Biasanya, kalau warga bersih-bersih rumah usai banjir, kan sering kakinya terendam air, biasanya timbul keluhan penyakit kulit," ujarnya. adi

No comments: