Jumat, 26 Januari 2007
Radar Banjarmasin PELAIHARI – Kota Pelaihairi Rabu kemarin dikepung banjir, sejumlah kawasan pemukiman di daerah rendah terendam air. Seperti Jl Kemkmuran Kelurahan Angsau, Jl Telaga Daim Kelurahan Karang Taruna dan Desa Kunyit. Meski kemarin air sudah beranjak surut, namun khusus di Jl Perintis II dan Jl Sawahan Kelurahan Pelaihari, air masih merendam rumah penduduk.
Di tempat ini, air mulai naik sejak pukul 17.00 wita dan baru mulai turun pukul 03.00 dinihari. Diperkirakan jumlah rumah yang terendam mencapai 500 buah, meliputi wilayah RT 18 dan 19 Jl Perintis, Kemudian RT 20 J Beramban dan RT 25 dan 29 Jl Sawahan.
Menurut M Hasani Warga RT 25, banjir di kawasan ini merupakan banjir kiriman dari Sungai Kandangan dan Sungai Tabanio.
“Dalam dua tahun terakhir, ini termasuk banjir paling besar,” ujarnya.
Sementara itu, karena cepatnya air meninggi, membuat satu keluarga terpaksa harus dievakuasi dengan perahu karet kemarin malam. Mama Hamdah dan putranya Masran, 14 tahun terjebak didalam rumah mereka. Dengan bantuan warga dan perahu karet milik kesbang, keduanya lalu dievakuasi dan sempat dibawa ke UGD RSUD H Boejasin. Namun berdasar laporan perawat di UGD, hanya Masran yang sempat berobat karena mengeluh sakit panas.
Kemudian, masih di Jalan Sawahan, sebuah sekolah terpaksa diliburkan, yakni SDN Pelaihari 8. Pasalnya bangunan sekolah di Jl Sawahan Gg Budi ini tepat berada disisi danau. Air di dalam ruang kelas mencapai satu meter. Parahnya, karena banjir terjadi di malam hari, banyak arsip sekolah yang tidak terselamatkan.
“Buku-buku sekolah yang baru dibeli dari dana BOS dan puluhan kotak kapur tulis ikut terendam,” ujar Rosita, seorang guru SDN Pelaihari 8.
Sementara itu, menurut pantauan Kepala Badan Kesbang Tala Drs Taufik Kuderat MM, banjir memang telah mengepung kota Pelaihari, daerah-daerah pinggiran yang memang berada di dataran rendah semuanya terendam air. Mulai dari Desa Kunyit, Kelurahan Pabahanan, Kelurahan Angsau, Kelurahan Pelaihari dan Karang Taruna.
“Tapi sekarang air sudah berangsur surut, tinggal di kawasan Jl Sawahan dan Perintis ini yang paling dalam,” ujarnya.
Karena itu, untuk membantu masyarakat yang terkena banjir, kemarin siang kesbang bersama masyarakat membuat dapur umum di Jl Perintis II. Dapur umum terpaksa dibuat di tengah jalan yang tidak terendam banjir.
“Untuk tanggap darurat, kita siap peralatan dapur umum juga logistik,” ujar Taufik.
Banjir kemarin juga menarik perhatian dua anggota DPRD, yakni Drs HM Djadi dari Fraksi Golkar dan Hj Asmiriyati Yunus yang juga ketua DPC PBB. Dari kunjungan tersebut, keduanya banyak menerima aspirasi masyarakat yang intinya meminta agar pemerintah segera memberikan bantuan kepada korban banjir dan serius menanggulani banjir, agar tidak terulang lagi. (bin)
No comments:
Post a Comment