Tuesday, April 03, 2007

Pedagang Nekat Lewati Jalan Longsor

Sabtu, 03 Maret 2007 00:29

Bensin di Paramasan Rp8.000

Rantau, BPost
Jalan provinsi menghubungkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Tanah Bumbu yang merupakan akses warga di Banua Enam masih lumpuh total. Meski kawasan ini sulit dilewati, pedagang menggunakan sepeda motor tetap nekat melewatinya.

Sementara, sejak tiga hari lalu sudah didatangkan alat berat eksavator untuk membersihkan timbunan tanah longsor di atas jalan. Pantauan BPost Jumat (2/3) dua alat berat mulai bekerja mengeruk tanah. Para pekerja dari PT Adhi Karya itu rencananya juga melakukan pengaspalan di daerah Gunung Sabuk, Tanbu.

Namun hingga kemarin timbunan tanah di atas jalan masih menumpuk seperti gunung. Jalan longsor sekitar tujuh kilometer terjadi di wilayah Desa Munggu Ringgit, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin.

Jalan aspal ambruk hingga jatuh ke dalam jurang. Namun sebenarnya lebih 20 titik longsor, terjadi di jalan provinsi tersebut mulai Kecamatan Loksado, Kab HSS, Piani Kab Tapin, Paramasan Kab Banjar sampai ke Tanbu. Longsor terparah terjadi di Munggu Ringgit.

Titik jalan putus total dibuatkan jembatan bambu oleh warga sehingga sepeda motor para pedagang bisa lewat. Kebanyakan pedagang berasal dari HSS yang berjualan ke berbagai dusun di Kecamatan Paramasan, Kab Banjar sampai Tanah Bumbu.

Mereka melewati jalan berkubang lumpur dan berbagai rintangan yang membahayakan keselamatan. Misalnya harus melewati jalan aspal terbelah sepanjang sekitar dua kilometer. Padahal di sampingnya ada jurang menganga. Bahkan kondisi jalan yang licin dan becek bisa mengakibatkan ban motor rawan slip. Lubang menganga tak mereka hiraukan, padahal sepeda motor mereka membawa beban barang dagangan seperti minyak tanah, bensin, sembako dan berbagai makanan lainnya.

Rudi seorang pedagang mengakui kalau tak terbiasa melewati jalan di daerah pegunungan lebih baik tak usah mencoba.

"Kalau kami sudah terbiasa makanya tak takut lagi," kata pedagang barang kelontongan dari Kab HSS, saat ditemui di lokasi longsor Munggu Ringgit.

Akibat kondisi jalan tersebut ribuan pedagang dan buruh asal Kab HSS di Kabupaten Banjar dan Tanbu kini kesulitan transportasi untuk pulang kampung. Mobil angkutan HSS-Batulicin praktis tak bisa beroperasi lagi.

Suri warga Munggu Ringit mengatakan ambruknya jalan selain menghambat perekonomian, harga bensin di Paramasan, Kabupaten Banjar melonjak. Dari Rp5,5 ribu atau Rp6 ribu kini menjadi Rp8.000 perliter. Sementara, kebutuhan pokok seperti beras, telur dan minyak goreng masih normal.

"Khusus beras tak masalah karena kebanyakan warga Paramasan petani ladang sehingga stok masih ada," kata Suri yang juga perantauan asal Padang Batung, HSS ini.

Di lokasi longsor, dua mobil masih terjebak , satu di antaranya mobil dinas Pemkab Banjar. Dua mobil ini tak bisa dievakuasi karena posisinya di tengah longsor. Sedangkan dua sepeda motor warga Munggu Ringgit yang terpendam sudah ditemukan. ary


No comments: