Tuesday, April 03, 2007

Jakarta Lumpuh

Sabtu, 03 Februari 2007 02:10

* Banjir capai ketinggian 3 meter
* Sidang kabinet pindah
* Penerbangan tetap normal

Jakarta, BPost
Hujan deras terus mengguyur Jakarta. Sebagian besar wilayah ibukota terendam dengan ketinggian hingga tiga meter. Aktivitas masyarakat dan perekonomian lumpuh. Jakarta pun dalam kondisi Siaga III.

Sejak Jumat (2/2) dinihari, warga Jakarta sudah dipanikkan dengan terus meningginya genangan air. Akibatnya, aktivitas warga terganggu. Banyak kantor dan sekolah yang tutup. Sebagian besar toko di kawasan-kawasan perekonomian seperti Tanah Abang, Glodok, Mangga Dua dan Blok M, tutup.

Angkutan umum seperti bus kota, mikrolet dan busway sebagian besar tidak beroperasi. Ojek pun menjadi transportasi alternatif meski dengan tarif melonjak hingga seratus persen dari biasanya. Kereta api listrik yang melayani angkutan Jabodetabek pun tak berjalan. Stasiun-stasiun kecil pun tak lagi berfungsi.

Dengan cepat, wilayah-wilayah seperti Cipinang Muara, Kalimalang, Ciledug, Kapuk, Tomang, Bendungan Hilir, Kampung Melayu, dan Pasar Minggu pun terendam hingga ketingian dua meter.

Banjir juga menyebabkan akses dari kota-kota penyangga Jakarta seperti Bekasi, Tangerang, Bintaro, Ciputat, Bogor dan Depok terputus, sehingga para pekerja tidak masuk kantor. Kalau pun ada yang nekat dengan mengendarai sepeda motor, mereka terpaksa terlambat datang karena sering terjebak kemacetan dan mogok di tengah jalan.

Di kawasan itu, ketinggian mencapai 2,5 meter. Ribuan warga terpaksa mengungsi ke masjid-masjid sekitar pemukiman. "Banjir ini karena sungai di samping perumahan kami meluap. Hujan memang sudah reda, tapi air terus saja naik," kata Weni, Warga Perumahan Sari Bumi Indah, Karawaci Tangerang.

Perumahan mewah Jababeka, Bekasi juga tak luput dari banjir. Di kawasan asri itu banjir mencapai ketinggian satu setengah meter. "Mobil saya tinggal kelihatan atapnya saja," kata Lia (36), seorang warga.

Kemacetan pun terjadi di kawasan yang mengelilingi Jakarta ini. Akibatnya, sejumlah jalan protokol di pusat kota Jakarta menjadi lengang. Jalan Thamrin, Sudirman, Medan Merdeka, Kebon Sirih dan Rasuna Said yang biasanya pada pukul 7.30 WIB sudah disesaki berbagai jenis kendaraan hingga siang masih lengang.

"Saya terjebak di Jalan Buncit, macet sekali di sini. Padahal saya sudah berangkat dari Depok pukul 5.30 WIB," kata Adrian, seorang presenter di sebuah televisi swasta, yang batal siaran karena terlambat ke kantor.

Ketinggian air di Pintu Air Manggarai pada siang kemarin mencapai 920 cm, jauh melampaui ambang batas normal 750 cm. Petugas pun menetapkan status Siaga II.

"Air dari Depok dan Bogor terus mengalir karena di sana hujan terus turun. Ini bisa menambah ketinggian air di pintu Manggarai," tegas seorang petugas.

Air juga menggenangi Tol Sedyatmo yang menjadi jalur utama menuju Bandara Soekarno Hatta hingga ketinggian 1,5 meter. Jalur pun dialihkan dengan berputar melalui Tangerang.

"Masuk lewat jalan belakang, dari Tangerang. Tol ditutup," ujar penanggung jawab operasional bandara, Yudi.

Meski demikian, dia menegaskan aktivitas penerbangan masih berjalan normal. "Bandara belum tersentuh genangan air. Semua aktivitas penerbangan masih berjalan normal," ujarnya.

Melihat kondisi provinsinya yang berubah bak lautan, Gubernur Sutiyoso menetapkan status Siaga III. "Semua tempat memasuki siaga III kecuali Jakarta Barat seperti Angke yang sudah masuk Siaga I karena ketinggiannya lebih dari tiga meter," tegasnya.

Sidang Kabinet
Keprihatinan juga diperlihatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain mengeluarkan seruan agar gubernur DKI dan gubernur-gubernur daerah lain mewaspadai tingginya curah hujan, dia juga langsung turun melihat kondisi korban banjir di Jakarta.

"Saya meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus siaga menghadapi banjir. Bantuan untuk para korban harus segera didistribusikan," pintanya.

Selain itu, Yudhoyono juga memindahkan rapat kabinet ke kediamannya di Puri Cikeas Indah, Bogor, agar bisa memantau situasi di Jabotabek dan memberikan arahan kepada para menteri untuk turun ke lapangan mengatasi musibah ini.

Telkom Rusak
Banjir tak hanya melumpuhkan jalanan Jakarta, tapi juga melumpuhkan data center milik Telkom. Akibatnya, situs resmi kepresidenan pun lumpuh.

Data center milik Telkom yang rusak itu berlokasi di kantor pusat Telkom di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Kebetulan, situs resmi kepresidenan (www.presidensby.info) di-hosting di data center milik Telkom.

Tidak hanya situs resmi kepresidenan saya yang lumpuh, tapi semua situs yang di-hosting di data center Telkom pun lumpuh. Termasuk situs situs milik Telkom sendiri. dtc/ant/tim

No comments: