Minggu, 04 Maret 2007 01:35
Martapura, BPost
Sedikitnya 880 hektare areal persawahan tersebar di Kecamatan Karang Intan, Astambul, Martapura Timur, Martapura Kota, Pengaron dan Simpang Empat diterjang banjir sehingga terancam puso.
Kadistan Banjar Eddy Hasbi, Sabtu (3/3) mengatakan belum bisa memastikan apakah padi mereka menjadi puso, karena masih diamati petugas di lapangan. Namun diakui banyak bibit yang disemai petani menjadi mati.
Total 880 haktare tersebut berdasarkan laporan sementara. "Tapi petani tidak perlu khawatir. Departemen Pertanian akan meluncurkan program subsidi bibit padi varietas unggul, untuk mengganti varietas lokal, sehingga Indonesia mampu panen 2 juta ton gabah. Ini terkait kebijakan menghindari impor beras," jelasnya.
Untuk Kabupaten Banjar, pihaknya telah mencanangkan lahan seluas 16.800 hektare untuk menampung bibit varietas unggul tersebut.
"Setiap hektare, diperkirakan memerlukan 25 kilogram bibit. Program ini mesti didukung kesiapan kelompok tani dan lahannya. Kita akan mendata kesiapan tenaga dan lahan di lapangan," tambahnya.
Pasca banjir, banyak petani menjerit. Banjir merendam rumah dan lahan pertanian mereka membuat benih padi yang tengah disemai mati. Seperti dialami petani di Desa Tambak Baru Ulu. Puluhan petani mengeluh karena benih yang disemai mati akibat terlalu lama terendam.
Yuriah warga RT 4, mengatakan sekitar 7 liter padi bantuan Pemkab Banjar yang telah disemainya di galangan (persemaian) ludes diterjang banjir.
Sedangkan Nini Mardiah warga RT 5 di desa yang sama mengaku bingung mau menanami kembali padinya yang ludes diterjang banjir, karena tak punya persediaan bibit lagi. Dia berharap Pemkab Banjar segera memberikan bantuan bibit benih lagi, agar bisa menanam lagi.
Acil Ida petani lainnya menambahkan, bila tahun ini kembali mengalami gagal panen, tak ada lagi penghasilan yang bisa diharap mengingat bertani merupakan satu-satunya mata pencaharian penduduk desa ini. adi
No comments:
Post a Comment