Wednesday, April 11, 2007

Normalisasi Sungai Asam Asam Rp16 M

Rabu, 11 April 2007 01:56

Pelaihari, BPost
Pengerukan Sungai Asam Asam di Kecamatan Jorong, Tanah Laut untuk mencegah banjir, direalisasikan tahun ini. Kasi Pengairan Dinas Kimprasda Tala D Heru Purwanto memastikan biayanya bersumber dari APBN pada pos tanggap darurat.

Berapa besar dana yang dikucurkan pemerintah pusat, Heru belum bisa memastikan. "Yang pasti, kami mengusulkan Rp16 miliar untuk normalisasi beberapa aliran sungai vital di Tala," katanya usai mengikuti rapat di kantor bupati Senin (9/4).

Dana tersebut dibutuhkan untuk normalisasi Sungai Asam Asam, Sungai Tabanio, dan Sungai Kandangan. Keberadaan ketiga sungai ini vital karena berhubungan langsung dengan kehidupan keseharian warga, terutama yang bermukim di sekitar bantaran sungai.

Akibat kondisi alur sungai kurang terawat dan pendangkalan secara sporadis, menyebabkan air meluap pada musim penghujan. Seperti yang terjadi tahun lalu, ribuan rumah warga (permukiman Pintu Air, Sawahan, Panjaratan, Parit) terendam.

Beruntung musim penghujan tahun lalu, Sungai Asam Asam tidak meluap sehingga ribuan warga setempat selamat dari banjir. Namun, tahun sebelumnya banjir besar menyebabkan ribuan rumah warga terendam bahkan ada yang terlihat atapnya saja.

Sejak saat itu warga setempat dan sesuai hasil kajian teknis Dinas Kimprasda mencetuskan perlunya pengerukan sungai tersebut. Namun tahun lalu, rencana itu belum terlaksana karena keterbatasan anggaran hingga akhirnya harus melobi pemerintah pusat.

Heru mengatakan pihaknya telah membuat desain teknis normalisasi sungai itu.

Kegiatannya terdiri dari pengerukan (normalisasi) sekaligus meluruskan alur yang berkelok-kelok sepanjang tiga kilometer dan memecah alur (membuat alur baru) di bagian hilir dekat laut sepanjang 2 kilometer.

"Jika terlaksana, risiko banjir bisa diperkecil. Setidaknya luapan air pada puncak penghujan bisa dikurangi secara signifikan sehingga tidak sampai merambah ke permumikan warga. Air akan mengalir cepat ke laut melalui pelurusan kelokan sungai. Ini yang menyebabkan air lamban bergerak ke laut," jelas Heru.roy

No comments: