Selasa, 27 Februari 2007
Banjarmasin, Kompas - Sekitar 2.000 warga Kecamatan Paramasan di kaki Pegunungan Meratus terkucil dalam sepekan terakhir karena jalan menuju ke kecamatan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, itu longsor. Warga pun sulit memperoleh barang kebutuhan pokok.
Jalan yang terputus tersebut membuat kendaraan pengangkut barang dari Kabupaten Tanah Bumbu atau Banjar tidak dapat mencapai Paramasan. Menjelang lokasi longsor, semua kendaraan harus berhenti. Selanjutnya barang diturunkan untuk dipikul ke Paramasan.
Untuk memenuhi kebutuhan, sejumlah pedagang terpaksa berbelanja ke ibu kota kabupaten di Martapura menggunakan sepeda motor. Akibatnya, harga barang kebutuhan pokok melambung di Paramasan.
Kepala Subdinas Penanganan Bencana Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan MasyarakatKalimantan Selatan Akhmad Arifin menjelaskan, setidaknya ada 10 titik longsor di ruas jalan mulai dari Loksado di Kabupaten huku Sungai Selatan hingga Menteweh di Kabupaten Tanah Bumbu yang panjangnya 189 kilometer.
Musibah itu terjadi bersamaan dengan hujan lebat yang mengguyur wilayah sekitar Pegunungan Meratus sepanjang pekan lalu. Jalan Loksado-Menteweh antara lain melintasi Piani di Kabupaten Tapin dan Paramasan di Banjar.
Arifin menguraikan, tiga titik longsor terdapat di Kecamatan Piani, sementara tujuh titik di Kecamatan Paramasan.
Saat ini sedang diupayakan untuk menimbun badan jalan yang longsor dengan meruntuhkan bukit yang ada di dekatnya. Hanya saja, usaha itu baru dilakukan di tiga titik longsor di Piani. Menurut Arifin, upaya tersebut memerlukan waktu beberapa pekan karena tim hanya memiliki satu alat berat.
Data di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Selatan menyebutkan, banjir yang beberapa kali berlangsung dalam dua bulan awal 2007 ini telah merendam 7.720 hektar sawah dan ladang. Sebanyak 1.780 hektar di antaranya dipastikan puso. (FUL)
No comments:
Post a Comment