Kamis, 22 Februari 2007
Radar Banjarmasin
BARABAI,- Hujan yang mengguyur mulai Selasa malam hingga siang kemarin, membuat sungai dan anak sungai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) meluber. Akibatnya, beberapa desa terutama yang berada di pinggiran sungai mulai terendam.
Di Kecamatan Haruyan, hujan deras di Pegunungan Meratus ini berdampak debit air Sungai Haruyan meluber. Tercatat ada lima desa, dari 17 desa di kecamatan tersebut, yang sudah kemasukan air. Antara lain Desa Haruyan, Teluk Masjid, Lok Buntar, Mangunang, dan Haruyan seberang. Akses jalan dari Kantor Camat Haruyan menuju Desa Batu Panggung, Sungai Harang, Lok Buntar, dan Pangambau Hulu, tidak bisa dilalui. Masyarakat yang mau ke kecamatan terpaksa harus melewati jalan alternatif atau berputar sejauh 8 kilometer dari jalan semula.
Ketinggian air di Haruyan, seperti depan Masjid As Shalihin, mencapai pinggang orang dewasa. “Dalamnya hingga sepinggang,” kata Johan, warga Haruyan. Menurutnya, banjir seperti ini sudah langganan. Tahun 2006 lalu sampai tiga kali Sungai Haruyan meluber hingga merendam sebagian rumah warga. Namun ia menyakini, banjir ini akan cepat surut. “Bila pagi banjir paling-paling sore sudah surut,” timpal Udin, warga lainnya.
Meskipun warga terbiasa, dari laporan Kades Haruyan Rusdian ke kantor kecamatan, ketinggian air sekira pukul 14.48 Wita meninggi hingga 30 sintemeter.
Camat Haruyan Akhmad Fathoni mengatakan, warga yang rumahnya terendam tidak ada yang mengungsi karena tinggi air dalam rumah masih bisa ditolerir. Sedangkan areal pertanian di beberapa desa memang dilaporkan ikut terendam. “Berapa luasannya belum bisa dihitung,” kata camat saat ditemui di kantornya, kemarin.
Menurutnya, banjir di wilayahnya hanyalah banjir lewat, artinya kejadian ini kerap terjadi apabila di daerah hulu Pegunungan Meratus terjadi instesitas hujan yang tinggi. Nah, gara-gara curah hujan tersebut maka sungai tidak bisa menampung air. Logis, akhirnya air pun meluber hingga ke pemukiman penduduk, jalan maupun ke dalam rumah warga. Ia memperkirakan, bila curah hujan tidak mengganas di hulu maka banjir di beberapa desa akan cepat surut. “Surutnya air dalam hitungan jam saja,” terangnya.gara-gara air sungai yang meluber, anak-anak pun banyak yang menjadikannya sebagai kolam renang. Meski berair keruh mereka pun dengan gembira mandi di sana.
Sementara itu, Sungai Barabai juga menunjukkan peningkatan volume. Air pun mulai merayap hingga ke pelataran rumah warga yang berada di pinggir sungai. “Kondisinya lebih dalam dari sebelumnya,” kata Lia, seorang warga Jalan Brigjen H Hasan Basri yang rumahnya berada di pinggir Sungai Barabai.
Sementara itu Satkorlak juga sudah siaga mengantisipasi musibah banjir. Tak hanya itu, Dinas PMPP dan Kessos juga sudah menyiapkan evakuasi kit dan buffer stok bila sewaktu bencana alam terjadi. Menurut Kepala Dinas PMPP dan Kessos Yazid Bustami, evakuasi kit berupa lima buah tenda masing-masing berkapasitas 75 matras atau bila menggunakan bed dapat menampung 40 orang. Juga 2 set dapur umum yang dapat menyediakan kebutuhan makanan bagi 2.000 orang, dan generator set bertenaga 6 ribu kilowatt. “Kami siap siaga mengantisipasi banjir yang datang tak terduga,” ujarnya. Tak hanya peralatan evakuasi, dinas ini juga menyediakan buffer stok (makanan cadangan), yakni 1.500 kaleng sarden, 480 botol sambal, sebanyak 180 botol minyak goreng, 480 botol kecap manis, dan 400 bungkus mie instan. (why)
No comments:
Post a Comment