Kamis, 22 Februari 2007
Makassar, Kompas - Gempa yang mengguncang kawasan Maluku Utara dalam dua hari ini menimbulkan ketakutan bagi warga kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan. Karena ketakutan, ribuan orang meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi ke perbukitan yang diyakini tak terjangkau tsunami.
Rabu (21/2), gempa susulan kembali terjadi. Menurut catatan Badan Meteorologi dan Geofisika, ada dua gempa susulan yang terasa kuat. Gempa pertama terjadi pukul 11.19 WIT dengan kekuatan 6 skala Richter (SR). Pusat gempa berada di koordinat 0,87º Lintang Selatan (LS) dan 127,31º Bujur Timur (BT) di kedalaman 22 kilometer. Gempa berikutnya terjadi pukul 13.41 WIT pada koordinat 1,02º LS dan 127,25º BT di kedalaman 33 kilometer.
Sejak gempa pertama berkekuatan 6,5 SR pada Selasa pukul 17.05 WIT, gempa susulan masih kerap terjadi. Pada Selasa malam, misalnya, terjadi gempa yang cukup kuat, masing-masing berkekuatan 5,3 SR (pukul 22.14 WIT) dan 6,1 SR (pukul 23.25).
Guncangan gempa yang terus terjadi menimbulkan gelombang pengungsi sejak Selasa malam hingga kemarin sore. Informasi yang diperoleh Kompas menyebutkan, saat terjadi gempa susulan pada Rabu siang, warga kota Labuha kembali dilanda kepanikan. Mereka berhamburan keluar rumah begitu merasakan guncangan gempa yang cukup keras.
Karena takut ancaman tsunami, warga pun berlarian menuju kawasan perbukitan yang dianggap aman.
Kota Labuha yang persis berada di tepi pantai di Selat Bacan dilaporkan agak sepi karena penduduk tiga desa di ibu kota Kabupaten Halmahera Selatan tersebut mengungsi. Ribuan warga, terutama kaum ibu, anak-anak, dan orang lanjut usia, meninggalkan rumah mereka di Desa Amasing Kota Utara, Amasing Kota Selatan, dan Labuha. Ketiga desa itu memang berada di dataran rendah dan daerah rawa-rawa. Di desa-desa tersebut hanya sebagian kaum lelaki yang berjaga-jaga. Meski demikian, kantor-kantor tetap buka hingga sore.
"Warga mengungsi karena trauma dengan tsunami. Mereka belum berani kembali ke rumah. Karena itulah, aparat pemda maupun kepolisian melakukan pengamanan rumah-rumah yang ditinggalkan itu. Saat ini situasi di Labuha sudah terkendali," kata Sekretaris Satuan Pelaksana Bencana Alam Halmahera Selatan Hamka Abdurrazak yang dihubungi dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Hingga Rabu malam, jumlah pengungsi tercatat 1.635 orang. Mereka mengungsi di bukit-bukit di Desa Makian dan tinggal berdesakan di kantor desa dan sekolah-sekolah.
Kirim bantuan
Untuk membantu para pengungsi, Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi Halmahera Selatan Zulfikar Duwila menyatakan, pemerintah telah mengirimkan bantuan bahan makanan dan obat-obatan. "Kami mengimbau warga untuk kembali karena tidak terjadi apa-apa," katanya.
Sejauh ini kerusakan akibat gempa terdata di Pulau Mandioli dan Batanglomang. Di Desa Pelita di Pulau Mandioli, 18 rumah rusak ringan, sedangkan di Desa Toin di Pulau Batanglomang tercatat 9 rumah rusak ringan serta 2 rumah, 1 kantor desa, dan 1 bangunan SD rusak berat.
Pemerintah setempat juga terus mendata kerusakan dari berbagai daerah. (ssd)
No comments:
Post a Comment