Sidoarjo, Kompas. Rabu, 10 Januari 2007
Siswa Menumpang Ujian di Gedung Sekolah Lain
- Siswa sekolah menengah tingkat pertama yang gedungnya terendam lumpur panas di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengikuti ujian akhir semester I dengan menumpang di gedung sekolah lain. Hingga kini Lapindo Brantas Inc belum merelokasi sekitar 30 gedung sekolah yang terendam lumpur.
Ujian akhir semester untuk siswa sekolah menengah tingkat pertama (SMP) di Kabupaten Sidoarjo diselenggarakan enam hari, 8-13 Januari. Akibat belum mempunyai gedung sekolah, sejumlah SMP atau sederajat terpaksa melaksanakan ujian di gedung sekolah lain.
Kayis, Kepala SMPN 2 Porong, Selasa (9/1), menyatakan, peserta ujian akhir semester di sekolahnya berjumlah 669 siswa. Ujian tersebut diikuti semua siswa mulai kelas I sampai kelas III.
Sudah sekitar lima bulan terakhir SMPN 2 Porong melaksanakan kegiatan belajar-mengajar menumpang di gedung SMPN 1 Porong. Gedung SMPN 2 Porong sendiri terendam lumpur sejak 13 Juni 2006.
Karena menumpang, ujian terpaksa dilakukan siang hingga sore hari. Dalam sehari, terdapat dua mata pelajaran yang diujikan. Ujian pertama pukul 13.00-14.30, sedangkan yang kedua pukul 14.45-14.45.
Fiky Fadly (14), siswa kelas II SMPN 2 Porong, mengaku tidak bisa optimal mengikuti ujian. Alasannya, ujian dilaksanakan siang hingga sore sehingga siswa cenderung mengantuk. "Apalagi cuacanya panas sekali, sangat gerah," kata Fiky.
Ahmad Unul Mudofir (14), siswa lainnya yang mengungsi akibat rumahnya terendam lumpur panas, mengatakan, ia selalu takut terlambat mengikuti ujian sehingga terus gelisah. Pasalnya, tempatnya mengungsi berjarak sekitar 8 kilometer. Untuk mencapai SMPN 1 Porong, Mudofir yang naik angkutan umum terjebak kemacetan di sekitar Pasar Porong. Dibutuhkan sekitar satu jam untuk lolos dari kemacetan di ruas 2-3 kilometer itu. "Di tempat pengungsian, saya juga kesulitan belajar," kata Mudofir.
Minta direlokasi
Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Sidoarjo Hadi Sutjipto menyatakan, September 2006 lalu dia telah mengirimkan proposal kepada Lapindo Brantas Inc melalui Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk secepatnya merelokasi SMPN 2 Porong. Namun, sejauh ini belum ada tanggapan.
Dalam proposal itu, lanjut Sutjipto, selain merelokasi gedung SMPN 2 Porong, Lapindo juga diminta memberi uang kompensasi transportasi kepada siswa dan guru yang besarnya Rp 10.000 per orang. Alasannya, biaya transportasi menjadi naik karena jarak tempuh ke sekolah tumpangan makin jauh. Tidak sedikit siswa yang dulunya berjalan kaki ke sekolah sekarang terpaksa naik angkutan umum.
Secara terpisah Vice President PT Energi Mega Persada TBK Yusuf M Martak menyatakan, besar kemungkinan relokasi sekolah yang terendam lumpur panas dilaksanakan secara terpadu dengan proyek Sidoarjo Membangun Baru. "Kemungkinan pembangunan sekolah diintegrasikan dengan Kawasan Sidoarjo Membangun Baru," katanya.
Proyek Sidoarjo Membangun Baru adalah proyek real estat yang disiapkan Kelompok Bakrie di atas lahan seluas 500 hektar di Kabupaten Sidoarjo. Sebagian wilayah ini disediakan bagi korban lumpur yang berminat. Meski demikian, belum diketahui pasti di mana persisnya lokasi proyek Sidoarjo Membangun Baru tersebut. (LAS)
Friday, March 02, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment