Senin, 22 Januari 2007
Medan, Kompas - Bencana tanah longsor kembali terjadi di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Longsor sedikitnya terjadi di 17 titik mulai dari Desa Muara Sambat hingga Desa Muara Tagor, Kecamatan Kota Nopan. Seorang warga tewas tertimpa tiang listrik dan jalur lintas barat Sumatera putus hingga 18 jam.
Longsor terjadi tepat di pinggir jalan lintas barat. Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Mandailing Natal Azwar Indra Nasution, Minggu kemarin, longsor terjadi Sabtu (20/1) sekitar pukul 16.30 di Desa Muara Sambat, lalu disusul longsor di berbagai tempat.
Longsor kedua terjadi sekitar pukul 19.00 saat longsoran pertama sudah dibersihkan dan lalu lintas sudah lancar lagi. Menurut Azwar, pembersihan terhambat oleh hujan deras.
Lebih lanjut Azwar menuturkan bahwa curah hujan tinggi seminggu terakhir menyebabkan terjadinya longsor tersebut. Pembersihan baru dilakukan Minggu pukul 13.00 saat hujan sudah berhenti.
Akibat jalur terputus selama 18 jam, antrean mencapai lebih dari 3 kilometer. Hal ini karena tidak ada alternatif jalan lain.
Seorang warga Desa Bandar Panjang Kecamatan Muara Siponggi, Armin (34), tewas tertimpa tiang listrik saat menumpang angkutan umum ke Kota Nopan. Jalur Kota Nopan-Muara Siponggi, menurut Azwar, memang rawan longsor. Kemiringan tebing di sisi jalan lintas Barat Sumatera di atas 60 derajat.
"Kalaupun kami tanami, begitu curah hujan tinggi, longsor lagi. Yang bisa tumbuh di tebing itu cuma rumput," kata Azwar.
Untuk saat ini, Pemkab Mandailing Natal hanya bisa mengingatkan warga yang tinggal di sekitar lokasi bencana maupun pengendara yang melintasi jalur itu untuk berhati-hati jika curah hujan tengah tinggi-tingginya.
Pemerintah tanggung rehab
Sementara itu, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah menyatakan bahwa pemerintah pusat akan menanggung sebagian dana rehabilitasi korban banjir di Nanggroe Aceh Darussalam. Rehabilitasi akan dimulai awal Februari.
Bachtiar menyatakan, rehabilitasi rumah bagi ribuan korban banjir harus segera dilakukan agar masyarakat bisa kembali beraktivitas dan mengurangi jatah hidup dari pemerintah.
Hal itu ia katakan seusai peresmian penggunaan 204 rumah yang dibangun kelompok usaha Bakrie di Gampong Deyah Raya, Syiah Kuala, Banda Aceh, Sabtu.
Hari Jumat Pejabat Gubernur NAD Mustafa Abubakar menjelaskan, dari data Satkorlak Bencana Provinsi NAD, bencana Desember 2006 mengakibatkan 3.501 rumah hanyut, 9.648 rusak berat, dan 19.823 rusak ringan. Bencana juga mengakibatkan 16 km jalan nasional, 51 km jalan provinsi, serta sekitar 6.000 meter jembatan rusak.
Bachtiar menjelaskan, pemerintah membantu Rp 10 juta untuk setiap rumah rusak atau hanyut. Rp 5 juta diserahkan ke pemerintah daerah untuk diteruskan. Bakornas, kata Bachtiar, akan merehabilitasi rumah di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Departemen Sosial akan merehabilitasi rumah di Kabupaten Langkat, Bener Meriah, Aceh Utara, dan Gayo Lues. (BIL/MHD)
No comments:
Post a Comment