Friday, March 02, 2007

Longsor, 14 Tertimbun

Pariaman, Kompas. Selasa, 09 Januari 2007


Kabupaten Padang Pariaman Tergolong Daerah Rawan Bencana

- Bencana kembali menimpa Sumatera Barat. Perbukitan Rimbu Takuruan di Jorong Sungai Sariak, Nagari Kudu Gantiang, Kecamatan V Koto Timur, Padang Pariaman, Senin (8/1), longsor dan menimbun lima rumah serta satu mushala. Sebanyak 14 orang tertimbun dan hingga pukul 22.00 belum bisa dievakuasi.

"Lokasi sulit dijangkau alat berat. Rumah yang tertimbun berada di kaki bukit dan material longsoran menimbun rumah setinggi lebih kurang 10 meter," kata Anes, pejabat Humas Kabupaten Padang Pariaman, yang ditemui di lokasi.

Dari data yang dihimpun Kompas di lokasi, 14 warga dilaporkan tertimbun. Mereka adalah Rindu (45), Nurni (35), Hendra (14), Putri (5), Nida (30), Fahmi (5), Tikau (45), Rohim (11), Tomi (13), Firman (11), Rozi (10), Pudin (50), Maniar (35), dan Buyung (3).

Longsor, kata Anes, terjadi pukul 16.30. Namun, informasi itu terlambat sampai ke Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman. Bupati Padang Pariaman Muslim Kasim, yang semalam masih berada di lokasi, mengerahkan sejumlah aparat dan masyarakat untuk melakukan evakuasi.

Lokasi kejadian berjarak sekitar 500 meter dari Jorong Talau. Untuk menuju tempat itu, karena menuruni lembah, tim penolong hanya bisa menggunakan sepeda motor.

Muslim Kasim mengatakan, tanah perbukitan yang berketinggian sekitar 25 meter dan bentuknya nyaris tegak lurus itu masih terus bergerak. "Malam ini kami belum bisa berbuat apa-apa, kecuali berdoa," katanya.

Menurut Anton, salah seorang keluarga korban yang selamat, longsor kali ini adalah yang kedua. Yang ia ketahui, pada tahun 1991 juga terjadi longsor, tetapi tidak sedahsyat saat ini, dan tidak ada korban jiwa.

Rawan bencana

Padang Pariaman, lanjut Muslim Kasim, memang merupakan salah satu daerah yang rawan bencana tanah longsor dan banjir. Selama tahun 2006 saja terjadi sembilan kali banjir akibat hujan deras.

"Pada setiap musim hujan juga sering terjadi tanah longsor, angin ribut, dan abrasi pantai yang merusak areal pertanian dan rumah-rumah penduduk. Kejadian longsor Senin ini cukup mengejutkan karena hujan terakhir lima hari lalu. Hujan berhenti, panas tiba sejak lima hari belakangan, menyebabkan tanah merekah dan longsor," katanya.

Melihat lokasi kejadian, menurut Muslim Kasim, perlu alat berat jenis ekskavator yang berukuran kecil atau sedang. "Evakuasi malam ini belum bisa dilakukan karena tanah longsoran terus bergerak sehingga membahayakan tim evakuasi," katanya.

"Selain itu, sampai pukul 22.00 belum satu alat berat pun yang sampai ke lokasi," lanjut Muslim Kasim. (NAL)

No comments: