Selasa, 16 Januari 2007
Tahuna, Kompas - Regu penolong kembali menemukan dua korban tewas akibat bencana banjir dan tanah longsor di Tahuna, Kabupaten Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, Senin (15/1). Dengan penemuan itu jumlah korban meninggal menjadi 26 orang, sementara delapan orang masih dicari.
Pencarian korban itu terus dilakukan sejak pagi hingga malam hari, namun pada petang hari sempat terhenti karena turun hujan di lokasi pencarian. Dua korban ditemukan yakni Sartin Manabung (40) dan Wandi Pampang (26) di Desa Soa Taloara. Mayat kedua korban tidak utuh lagi, karena beberapa anggota tubuh telah terpisah.
Sebelumnya, regu penolong juga menemukan sesosok jenazah tanpa tubuh, yang hingga Senin kemarin belum teridentifikasi. Korban misterius itu kini berada di RS Kendage Tahuna.
Bupati Sangihe Winsulangi Salindeho mengatakan, pencarian korban bencana tanah longsor itu terus dilakukan hingga semua korban hilang ditemukan. "Kami terus mencari korban hilang tanpa batas waktu," katanya.
Menurut bupati, konsentrasi pencarian difokuskan di Kelurahan Dumuhung dan Soa Taloara karena laporan yang diterima bahwa korban terbanyak ada di dua kelurahan itu.
Upaya penanggulangan bencana seperti banjir dan tanah longsor terus dilakukan dengan meminta warga yang tinggal di kawasan berbukit meninggalkan rumahnya saat hujan lebat.
Warga sendiri sangat sadar atas bahaya longsor. Puluhan anggota masyarakat bahkan telah meninggalkan rumahnya untuk mencari tempat lebih aman dihuni. Sejauh ini, korban yang diungsikan 1.400 orang.
Curah hujan di Sangihe dan Kota Manado belakangan cukup tinggi. Menurut Koordinator BMG Sulut Subardjo, setiap hari kedua turun hujan yang berpotensi bencana. Apalagi Tahuna dikelilingi perbukitan. (zal)
No comments:
Post a Comment