Rabu, 17 Januari 2007
Tahuna, Kompas - Di tengah upaya pencarian korban banjir dan longsor yang terjadi Kamis pekan lalu, bencana longsor kembali melanda Kota Tahuna, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara. Longsor yang terjadi Senin (15/1) pukul 23.30 itu menimbun 11 rumah permanen milik warga Kampung Pisang, Kelurahan Soa Taloara II.
Dalam peristiwa itu, dilaporkan tujuh rumah hancur dan empat rumah rusak berat meski tidak mengakibatkan korban jiwa. Rumah-rumah penduduk memang sudah kosong ditinggalkan pemiliknya mengungsi tak lama setelah longsor pekan lalu.
Kepala Kesatuan Bangsa Kabupaten Sangihe Paul Balaneho Selasa kemarin menyebutkan, penyebab longsor adalah hujan deras yang turun sepanjang Senin malam. Selain longsor, sejumlah dataran Kota Tahuna dilanda banjir yang mengakibatkan jembatan di Kelurahan Mala di Tahuna Barat terputus.
Koordinator Badan Meteorologi dan Geofisika Sulut Subardjo mengatakan, cuaca di wilayah Sangihe masih berpotensi turun hujan setiap saat. Karena itu, masyarakat diimbau tetap waspada.
Menurut Balaneho, sekarang ini sekitar 4.000 warga atau hampir seperempat jumlah penduduk Tahuna dalam status mengungsi. Kondisi pengungsi cukup memprihatinkan karena minimnya pasokan air bersih.
"Untuk makanan, rasanya cukup. Namun, warga kesulitan air bersih," katanya. Pasokan air kurang karena jaringan pipa air di Tahuna rusak diterjang banjir pekan lalu.
Tentang pencarian, kemarin ditemukan lagi tiga korban meninggal. Mereka adalah Silvana (11), Silvia (3), dan Tiara Untu (6). Dengan demikian, jumlah korban yang sudah ditemukan meninggal menjadi 29 orang. Lima korban lagi hingga saat ini masih dicari, yakni Inang Mandaha (23), Adrilen Meilan Miroga (21), Jutrin Usman (18), Nurachim Untu (16), dan Lidya Gedoan (24). (zal/fr)
No comments:
Post a Comment