Senin, 15 Januari 2007
Manado, Kompas - Regu penolong masih terus mencari sepuluh korban tanah longsor dan banjir yang melanda Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Hingga Minggu (14/1), jumlah korban tewas dilaporkan 24 orang. Sebanyak 12 orang lainnya dirawat di rumah sakit, dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Bupati Kepulauan Sangihe Winsulangi Salindeho di Manado, Minggu, mengatakan, akibat musibah longsor tersebut, 1.400 warga diungsikan setelah bangunan rumah mereka rusak diterjang banjir dan tanah longsor. Banjir dan tanah longsor pada hari Kamis malam menimbun tiga kelurahan, yakni Dumuhung, Soa Taloara, dan Mahena. Sebelumnya longsor juga menimpa sejumlah desa di Kecamatan Tabukan Utara.
Kemarin, Bupati Kepulauan Sangihe melaporkan musibah tanah longsor di Tahuna kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie di Manado. "Hal menyedihkan bagi kami adalah rusaknya jaringan komunikasi dan air bersih kepada masyarakat Tahuna," katanya.
Aburizal Bakrie mengatakan, pemerintah siap membantu setiap anggota masyarakat yang mengalami musibah ataupun bencana alam. Menurut dia, dana bencana pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2007 sebanyak Rp 2 triliun.
Untuk bantuan korban bencana Tahuna, Aburizal mengatakan tengah menunggu verifikasi data dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe serta tim dari Menko Kesra yang berkunjung ke Tahuna. "Pak Bupati mengatakan, makanan dan permukiman pengungsi tidak ada masalah, tetapi saya telah meminta Dolog Sulut agar melepas stok beras bantuan bencana ke Tahuna," katanya.
Winsulangi mengatakan, kerugian akibat bencana banjir dan longsor diperkirakan mencapai Rp 27 miliar karena banyak bangunan rumah warga yang hancur. Jaringan pipa air bersih di Tahuna juga hancur dan nilainya diperkirakan Rp 2 miliar.
Jaringan air bersih dari PDAM Tahuna menyuplai sekitar 5.000 pelanggan. Akan tetapi, air bersih yang bisa dipasok ke rumah-rumah warga hanya sebanyak dua mobil tangki.
Kesulitan yang sama mereka alami setelah jaringan telepon rusak, yang melumpuhkan komunikasi, akibat banjir di Kelurahan Dumuhung.
Menurut Bupati, jaringan komunikasi tersebut baru berfungsi normal pada tanggal 17 Januari mendatang. Itu pun bersifat darurat setelah banyak peralatan rusak. (ZAL)
No comments:
Post a Comment