Friday, March 02, 2007

Diare Hantui Korban Banjir

Sambas, KompasMinggu, 07 Januari 2007

Bantuan Logistik Tersendat-tersendat
- Sebanyak 1.200 dari 2.104 pengungsi korban banjir di Kecamatan Tebas, Sambas, Kalimantan Barat, harus mendapat perawatan medis. Sementara bantuan logistik untuk pengungsi tersebut masih tersendat.

Menurut Camat Tebas, Muzani, yang ditemui di lokasi pengungsian Desa Sungai Kelambu, Sabtu (6/1), "Rata-rata sakit diare, batuk, demam, dan gatal-gatal."

Seluruhnya kini ada sembilan dari 15 desa di Tebas dilanda banjir setinggi 1-3 meter. Banjir datang dari Sungai Kelambu, Matang Labong, Pangkalan Kongsi, Bukit Sekuler, Batu Makjage, Tebas Sungai, Maktangguk, Serindang, dan Segedong.

Telah didirikan tujuh posko pengungsian, yaitu di Masjid Ar Rohim Sungai Dungu, Min Rosada Sebebal, SDN Galanak, SDN Parit Jawi, SDN 22 Maktangguk, jembatan Sungai Kelambu, serta SMPN 3 Sekadim.

Ditangani dua dokter

Pelayanan kesehatan di semua penampungan tersebut ditangani oleh dua dokter yang dibantu sejumlah bidan desa dan petugas Palang Merah Indonesia. Obat- obatan dari Pemerintah Kabupaten Sambas sudah dipasok.

Perlengkapan di posko-posko pengungsian tersebut amat terbatas. Posko Jembatan Sungai Kelambu untuk 142 warga hanya ada dua barak dengan 28 tempat tidur lipat. Sebagian pengungsi terpaksa tidur di lantai beralaskan terpal. Hingga Sabtu kemarin, belum ada bantuan selimut.

Ketika hujan deras turun disertai angin kencang, pengungsi basah kuyup karena tenda bocor. Ada 28 ibu hamil di pengungsian. Mereka sulit mengungsi ke bangunan permanen karena jaraknya jauh. Posko Jembatan Sungai Kelambu juga dikepung air.

Kondisi penampungan yang kurang memadai, kelelahan fisik, dan cuaca buruk membuat pengungsi rentan terserang penyakit. Dinas Kesehatan Sambas memerintahkan semua puskesmas di wilayah banjir bersiaga 24 jam.

Bantuan tersendat

Secara terpisah, Kepala Bagian Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Sambas Arsyad menuturkan, saat ini ada 25.899 jiwa di 76 desa menjadi korban banjir.

"Kebutuhan beras rata-rata per hari delapan ton. Hingga Sabtu, cadangan beras di Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Sambas tinggal 17 ton. Diperkirakan hanya cukup untuk dua hari (hingga Senin 8/1)," katanya.

Rabu (3/1) lalu Satlak PB Sambas meminta bantuan 90 ton beras kepada pemerintah provinsi, tetapi kata Arsyad, ternyata harus mendapat persetujuan Menteri Sosial.

Oleh karena APBD 2007 belum disetujui DPRD Sambas, kini pemerintah daerah masih berutang ke toko-toko. (why)

No comments: