Friday, March 02, 2007

Lumpur panas,Khawatir Banjir, Warga Sudet Gorong-gorong

KOmpas Minggu, 07 Januari 2007


Sidoarjo, Antara - Merasa terkena meluasnya luapan lumpur, warga Desa Glagah Arum, Kecamatan, Porong, Sidoarjo, bergotong royong menyudet gorong-gorong yang tersumbat lumpur Lapindo Brantas Inc.

Informasi yang dihimpun Antara, Sabtu (6/1), menyebutkan, upaya penyudetan itu dilakukan karena selama ini saluran air desa menuju Kali Afur Jatianom di sebelah selatan desa tidak berfungsi karena tersumbat lumpur.

"Warga merasa takut setelah adanya tanggul di sekitar Dusun Wangkal jebol. Sedangkan saluran air Desa Glagah Arum ini tidak berjalan maksimal karena tertutup lumpur. Karena itu, kami mengambil langkah membuka kembali gorong-gorong secara gotong royong," kata Chafid Afandi, Kepala Desa Glagah Arum, Kecamatan Porong.

Ia mengaku, pekerjaan penyudetan ini untuk mengalirkan air dari saluran desa menuju Kali Afur dan setelah air berada di Kali Afur dilanjutkan dengan pembuatan jalan sebatas air dapat mengalir sekitar 100 meter memanjang di Kali Afur Jatianom.

Sementara itu, petugas pengairan Sidoarjo, Nurhadi, menjelaskan, sebenarnya pembuatan saluran air dilakukan dengan cara mengambil lumpur di Kali Afur dengan menggunakan bego.

Namun, masyarakat merasa keberatan dengan pengerukan itu karena masyarakat takut setelah lumpur naik dapat menghambat saluran air desa. Selain itu, warga takut desanya terendam karena terhalang gundukan tanah kali dan akhirnya pekerjaan pengerukan tertunda.

"Pengairan di desa terus kami pantau dan pengurukan lumpur di jalan juga sudah kami bersihkan. Namun, saluran air Desa Glagah ini berasal dari Desa Renokenongo yang telah terhalang oleh endapan lumpur," katanya.

Safik, warga RT 15 RW 3 Desa Glagah Arum, Kecamatan Porong, mengaku, penyudetan ini membantu karena desa bisa terhindar dari genangan air tertahan. Selama ini saluran itu adalah saluran alternatif yang mengarah ke saluran di Desa Sengon.

Sementara itu, warga masih khawatir bila hujan deras dan lama redanya, desanya akan diterjang lumpur karena sumber lumpur hingga kini belum ada tanda-tanda akan berhenti.

"Kami minta soal luberan lumpur jangan hanya diatasi dengan pembuatan tanggul karena tanggul sekuat apa pun jika terkena hujan pasti jebol. Justru dipikirkan, bagaimana caranya membuang lumpur yang langsung dari titik semburan lumpur," ujar Paiman, warga Glagah Arum.

No comments: