Saturday, March 10, 2007

Banjir Rambah Istana Negara

Jumat, 02 Februari 2007 03:06


2 Tewas di Bekasi

Hujan lebat yang mengguyur Jakarta dalam beberapa hari terakhir, membuat wilayah ibukota negara terendam. Bahkan, hujan yang turun sepanjang Kamis (1/2), mengakibatkan Istana Kepresidenan di Jalan Merdeka Utara, tergenang hingga di atas mata kaki.

Menurut pantauan BPost, meski genangan air di halaman istana tidak terlalu tinggi, tetapi cukup mengganggu aktivitas para pejabat maupun staf di gedung yang termasuk simbol negara tersebut.

Para pejabat yang melintas di kompleks Istana mesti berjalan berjingkit seraya mengangkat ujung celananya, jika tak ingin berbasah-basah. Seperti halnya rombongan tim investigasi kasus haji pimpinan Tholchah Hasan saat hendak menyerahkan laporan kepada presiden.

Kendaraan yang membawa Tholchah sengaja berhenti di dekat koridor agar penumpang tidak kena hujan saat turun. Setelah itu, rombongan berjalan masuk ke Istana lewat koridor yang beratap.

Berdasarkan catatan, genangan air di Istana Kepresidenan pernah terjadi tahun 2002 lalu. Itu merupakan kali pertama terjadi pascakemerdekaan RI.

Waktu itu, banjir juga menggenangi Jalan Medan Merdeka Barat depan Kantor Kedutaan Amerika Serikat, Istana Wakil Presiden, Balaikota DKI Jakarta, pusat pertokoan Pasar Baru, kawasan Glodok, Jalan MH Thamrin, Jalan Sunda, Jalan Jend Sudirman, dan lain-lainnya.

Dalam kejadian kemarin, pihak Rumah Tangga Kepresidenan (RTK) pun tampak sibuk. Para petugas langsung membuka semua pintu gorong-gorong saluran air yang ada. Sialnya, Istana bebas genangan, tetapi kawasan Sekretariat Negara (Setneg)--yang letaknya berdekatan justru jadi korban.

"Air meluap di halaman Setneg sebelum mengalir ke Kali Cideng. Tampaknya saluran air di Setneg harus kita bersihkan agar tidak mampet," kata Kepala RTK Ahmad Rusdi.

Secara umum, hujan berjam-jam itu membuat kesibukan Jakarta relatif kacau karena nyaris tak ada jalan yang terbebas dari genangan. Arus lalu lintas di jalan-jalan protokol, seperti Sudirman-Thamrin, nyaris macet karena kendaraan melaju bak siput. Di wilayah tersebut genangan air mencapai 30 cm.

Di kawasan Jl Agus Salim Menteng, air juga meluber. Anak-anak SD terpaksa pulang sekolah dengan menerobos air setinggi dada.

Kejadian itu, selain karena tingginya curah hujan, juga karena kiriman air dari Bogor. Kondisi itu tetap mengancam dalam beberapa hari ke depan. Alasannya, Kota Bogor dan sekitarnya masih mengalami curah hujan tinggi hingga pertengahan Februari.

Sementara, banjir yang melanda Bekasi, Jawa Barat telah membawa korban. Tiga bocah hanyut terseret arus sungai yang meluap akibat banjir. Dua bocah kakak beradik, yakni Lulu Ayu (10) dan adiknya Taufik (4) telah ditemukan dalam keadaan tewas. Sedangkan satu bocah lainnya, Fugi Ilham Aditya (6), warga Desa Wanasari Cibitung, Bekasi, hingga kemarin belum ditemukan.

Selain dilanda luapan air, gempa dengan kekuatan 6,2 skala Richter juga sempat membuat panik warga Jakarta dan Jawa Barat.

Berdasarkan data BMG, gempa ini berpusat di 8,3 LS dan 107,05 BT. Gempa terjadi pada kedalaman 57 km sekitar pukul 03.31 WIB.

Sebagian warga ibukota sempat berhamburan keluar rumah, namun beberapa saat kemudian kepanikan mereda. Pihak BMG sendiri menyatakan gempa itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.dtc/ti/ant

No comments: