Kamis, 04 Januari 2007 01:40:49
Sidoarjo, BPost
Sebanyak 31 Kepala Keluarga atau 95 jiwa, warga Desa Kedungbendo dan Desa Renokengo yang menjadi korban semburan lumpur Lapindo, akhirnya menyusul ke pengungsian di Pasar Baru Porong (PBP), Rabu (3/1).
43 jiwa (17 KK) berasal dari RT 14 dan 36 jiwa (10 KK) dari Perum Citra Pesona, Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin serta 16 jiwa (4 KK) dari Dusun Wangkal, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong. Sedang total jumlah pengungsi yang berada di pengungsian PBP kini tercatat sebanyak 12.388 jiwa (3.515 KK).
Petugas Pendataan PBP Hidayat di pengungsian PBP menjelaskan, warga Desa Renokenongo masuk ke pengungsian mulai Selasa (3/1) malam, sedangkan warga desa Kedungbendo dari Perum Citra Pesona masuk, Rabu (3/1).
"Masuknya warga dua desa ke pengungsian itu, akibat warga merasa ketakutan karena air dan lumpur telah memasuki rumah mereka, sedang untuk Perum Citra Pesona yang berada di sebelah Selatan Balai Desa Kedungbendo kondisi rumahnya sudah terendam, sehingga wajar jika memilih mengungsi," ungkapnya.
Sementara pengungsi dari dua desa yang sudah masuk ke pengungsian tertampung di los I, M dan sebagian ada yang memilih lokasi sendiri yang berdekatan dengan sanak saudara dan kenalan.
Minta Diperpanjang
Meski masa aktif Timnas Penanggulangan Bencana Semburan Lumpur di Sidoarjo (PSLS) sesuai Keppres 13/2006 berakhir dua bulan lagi, tetapi Bupati Sidoarjo Win Hendrarso, meminta kepada pemerintah agar keberadaan Timnas PSLS nantinya dapat diperpanjang lagi.
Permintaan perpanjangan masa aktif Timnas PSLS itu disampaikan Bupati Sidoarjo saat menerima empat anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo dalam rangka kunjungan kerjanya menjaring aspirasi masyarakat, Rabu (3/1).
"Daerah ini masih perlu bantuan Timnas PSLS, untuk itu kami berharap agar keberadaan Timnas yang akan berakhir pada 8 Maret 2007 nanti bisa diperpanjang. Kami jangan ditinggal sendirian," ucap Win.
Keberadaan Timnas PSLS dalam menangani bencana lumpur di Sidoarjo dinilai sangat mendesak, selain bersifat spesifik dalam melihat kasus bencananya, juga masa waktu penanganannya pun dinilai sangat komulatif, sehingga waktunya pun tidak bisa diprediksi sampai kapan bisa tertangani.
Selain meminta memperpanjang keberadaan Timnas, Win juga mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk membiayai dana "recovery" (pemulihan) infrastruktur melalui APBN 2007, sebesar Rp2 triliun, terdiri biaya pemulihan "relinement" sebesar Rp1,2 triliun, rel kereta api Rp375 Milliar, Jalan Raya Porong Rp250 miliar dan dana revitalisasi pipa gas sebesar Rp100 miliar.
"Untuk masalah sosial itu tanggung jawab Lapindo, sedang kami meminta kepada pemerintah pusat untuk bisa ikut menangani masalah pemulihan infrastrukturnya. Ini harus dipikirkan, sebab ini berdampak ‘multiplayer effect’ yang sangat kompleks dan penting, yaitu masalah perekonomian," jelasnya.ant/rci
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
No comments:
Post a Comment