Senin, 01 Januari 2007 00:44
Tanjung, BPost
Banjir yang melanda puluhan desa dari delapan kecamatan di Kabupaten Tabalong telah merusak sejumlah sarana publik, khususnya jalan. Penyebabnya, aspal terkikis saat banjir, jalan becek karena lama terendam air, serta rusaknya badan jalan karena derasnya aliran air.
Informasi dari tiga kecamatan, Banua Lawa, Kalua dan Muara Harus, setidaknya ada 50 titik jalan yang rusak akibat banjir tempo hari.
Zulfanoor, Camat Kalua mengatakan, di wilayahnya ada 21 titik jalan yang rusak, tujuh di antaranya jalan protokol di RT1 dan 2 Kelurahan Pulau, RT3 Desa Putik Setegal, RT4 Desa Sei Buluh, RT2 dan 9 Desa Telaga Itar, RT3 dan 4 Desa Paliat.
"Kerusakan terjadi karena jalan terendam sehingga aspal terkikis sepanjang 10 meter sampai 1 kilometer," katanya.
Kerusakan juga terjadi di jembatan gantung sepanjang 400 meter di RT4 Desa Putik Setegal yang memang telah berumur tua. Selain itu juga ada dua unit rumah yang bergeser karena banjir di Desa Ampang dan sayap kiri pintu air yang ambruk di Desa Sei Buluh.
"Khusus untuk kerusakan di pintu air bila tidak segera diperbaiki, maka saat banjir lebih besar SDN Sei Buluh 1 yang ada dibelakangnya bisa tenggelam. Kerusakan itu sudah kami laporkan ke PT Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum," katanya, Sabtu lalu.
Camat Banua Lawas, Haris Fadilah juga melaporkan adanya sejumlah kerusakan di wilayahnya. Selain pintu air yang ambrol hingga membuat jalan Desa Hapalah sepanjang 10 meter putus karena becek, banjir juga menyebabkan jalan beraspal di Desa Bangkiling rusak karena terkikis.
Banjir juga menggenangi sekitar 10 hektare sawah di Desa Bangkiling, Bangkiling Raya dan Bungin. Namun belum berdampak pada kerugian materi karena petani baru mulai menggarap lahan.
"Kalau pun ada yang mulai tanam sedikit dan benih ditanam paling sekitar 0,5 blek saja," katanya.
Dampak banjir sebelumnya menggenangi sekitar 171 rumah di Desa Banua Rantau, Banua Lawas, Bangkiling, Bangkiling Raya, dan Hapalah di kecamatan setempat juga sudah dilaporkan ke Bina Marga.
Camat Muara Harus, Syamsul Hadi melaporkan adanya jalan rusak karena abrasi sungai yang meluap saat banjir seperti di Desa Tantaringin. Di desa setempat juga ada badan jalan yang longsor karena siring jalan ambrol.
Sementara itu persoalan pemberian bantuan kepada korban banjir yang sempat dikeluhkan mendapatkan tanggapan dari Kepala Dinas Sosial Tabalong, H Birhasani. Ia mengakui adanya penyimpangan di lapangan karena kurangnya pengawasan.
"Kita hanya bertugas memberikan bantuan natura sesuai dengan juklak dan aturan. Bantuan itu bukan untuk dibagi perorangan tapi untuk keperluan dapur umum, karena kalau dibagi memang tidak cukup dan bisa salah sasaran," katanya.
Soal pembagian bantuan secara langsung kepada masyarakat memang seharusnya ada peran Satlak di tingkat kecamatan dan kelurahan. Hanya belum bekerja secara optimal membantu mengawasi penyaluran bantuan.
Birhasani juga mengakui ada bantuan yang tidak sampai karena memang diselewengkan oleh ketua RT seperti terjadi di RT6 Pangkalan Hikun di Agung. Namun berdasarkan informasi terakhir, ketua RT setempat sudah mengembalikan natura yang sempat dijualnya kepada masyarakat.
Kepala Kesbanglinmas setempat Marzuki Hakim berjanji segera mengoptimalkan peran Satlak. Ia mengakui pada penanganan banjir kemarin Satlak di tingkat kelurahan dan kecamatan belum dibentuk dan disiagakan. nda
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
No comments:
Post a Comment