Selasa, 26 Desember 2006
Palangkaraya, Kompas - Banjir setinggi 1,5 meter akibat luapan Sungai Kapuas sudah sepekan ini menggenangi ruas jalan di Desa Lungkuh Layang, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Banjir tersebut menghambat lalu lintas dari Palangkaraya ke Buntok, ibu kota Kabupaten Barito Selatan.
"Kami terpaksa masih menggunakan pola estafet bagi penumpang travel," kata Dani, tenaga staf perusahaan mobil angkutan umum antarkota CV Eka Sinta, di Palangkaraya, Senin (25/12). Rute Palangkaraya-Buntok saat ini dilayani dua perusahaan angkutan umum seperti itu, CV Eka Sinta dan Danum Belum.
Banjir setinggi 1,5 meter sepanjang 300 meter di ruas Lungkuh Layang itu membuat mobil-mobil pribadi dari kedua arah tidak dapat meneruskan perjalanan. Pasalnya, tidak ada rakit kayu yang dapat menyeberangkannya.
Sementara itu, penumpang mobil angkutan antarkota yang biasa disebut travel diseberangkan ke sisi lain banjir dengan perahu bermotor atau kelotok. Tarif satu perahu adalah Rp 150.000. Sampai di seberang, penumpang sudah ditunggu mobil lain dari perusahaan angkutan yang sama.
Waktu tempuh Palangkaraya-Buntok pun mulur menjadi 8 hingga 12 jam, padahal biasanya hanya lima jam.
Lama waktu 12 jam tersebut hampir sama dengan waktu tempuh Palangkaraya-Buntok apabila melalui jalur memutar lewat Banjarmasin, Kalimantan Selatan. "Pengusaha travel harus menambah biaya akibat genangan air," kata Effendi, pemilik travel CV Eka Sinta.
Padahal, saat tidak banjir pun perusahaan travel sudah harus membayar tarif rakit untuk menyeberangi empat sungai pada ruas Palangkaraya-Buntok. Pasalnya, empat sungai yang melintas jalur ini, yaitu Sungai Mangkutup, Murui, Kapuas, dan Barito, belum dilengkapi jembatan. Tarif rakit penyeberangan di setiap sungai sebesar Rp 50.000, Rp 35.000, Rp 50.000, dan Rp 75.000.
Dibangun jembatan
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Tengah Ober Gultom, melalui Kepala Subdinas Pengembangan Prasarana Transportasi Dinas Pekerjaan Umum setempat, Leonard J Ampung, menyatakan saat ini tengah dibangun jembatan layang di lokasi itu. Juga dilakukan penimbunan untuk mempertinggi permukaan jalan. Proyek tersebut senilai Rp 58 miliar. Proyek yang berlangsung sejak November itu ditargetkan selesai Januari 2007. (CAS)
Wednesday, January 10, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment