Rabu, 22 November 2006
Palangkaraya, Kompas - Pesawat amfibi pengebom air Beriev BE-200 akhirnya dapat mengambil air di Mandomai yang merupakan alur Sungai Kapuas di Kalimantan Tengah. Lokasi pengambilan air tersebut berada dekat dengan lahan-lahan yang terbakar di provinsi tersebut.
Sebelumnya, pesawat sewaan dari Rusia itu harus mengambil air di perairan Tabonio, Kalimantan Selatan. Lokasi baru pengambilan air ini semakin mengefektifkan upaya pemadaman titik api karena frekuensi pengeboman menjadi lebih sering.
"Ketika mengambil air di Tabonio, dalam satu hari rata-rata BE-200 hanya mampu mengebom dengan 24 ton air. Setelah mengambil air di Mandomai, pesawat mampu mengebom sebanyak 96 ton per hari," kata Koordinator Tim Penanganan Bencana Asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Kalteng, Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana, Soetrisno, di Palangkaraya, Selasa (21/11).
Pemilihan Mandomai sebagai area pengambilan air didasarkan pada beberapa pertimbangan teknis. Alur sungai di Mandomai lurus dengan panjang tiga kilometer dan lebar 300 meter. Itu memudahkan BE-200 menukik dan mengambil air. Selain itu, di tepian sungai itu tidak ada permukiman penduduk.
"Ada enam speedboat polisi air yang berpatroli di ruas tersebut setiap akan ada pengambilan air oleh BE-200 agar semua lancar dan aman," kata Soetrisno.
Dalam dua hari terakhir, BE-200 berangkat dari Bandara Syamsudin Noor di Banjarbaru, Kalsel. Setiap hari pesawat dua kali mengambil air di Tabonio untuk dijatuhkan di daerah Gohong dan Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, yang masih berasap.
Menjelang tengah hari, BE-200 mendarat di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, untuk mengisi bahan bakar dan memberi kesempatan kru beristirahat. Dalam sehari, BE-200 bisa 11 kali mengambil air di Mandomai dan mengebom titik-titik api di Kalteng. (CAS)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment