Friday, December 08, 2006

Optimis Atasi Kabut Asap

Rabu, 08 Nopember 2006 01:47:53
Banjarbaru, BPost
Kabut asap tebal kembali menyaput langit Kalsel terutama Banjarmasin, Banjar dan Banjarbaru. Bahkan, hingga Selasa (7/11) sore, Kota Banjarmasin gelap gulita karena terselimuti kabut asap akibat pembakaran lahan dan hutan itu. Di Bandara Syamsudin Noor pun sejumlah jadwal penerbangan tertunda.

Dikhawatirkan, kondisi ini mengganggu rencana pemadaman kebakaran lahan dan hutan dengan menggunakan bom air. Padahal, dua pesawat Rusia jenis BE-200 yang disewa untuk menjatuhkan bom air itu direncanakan tiba dan langsung menjalankan tugasnya pada Rabu (8/11).

"Besok (hari ini) pesawat itu dijadwalkan datang dan langsung bekerja satu kali shorty di Kalsel. Baru esoknya (Kamis) di Kalteng. Tapi, terlebih dulu melihat situasi cuaca di sekitar Bandara Syamsudin Noor sebagai posko pemadaman kebakaran lahan. Safety itu nomor satu. Kalau memang tak memungkinkan ya sementara ditunda dulu ke Kalimantan, biar parkir saja dulu di Palembang.

Semua tergantung perkembangan kondisi cuaca," tegas Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB) Mayjen TNI Syamsul Maarif.

Mengenai pesimistis sejumlah pihak terhadap efektivitas bom air ini, Syamsul menegaskan pemadaman dengan water bomb akan memadamkan titik api (hotspot). "Kalau tanya estimasi, saya yakin bahkan sangat yakin operasionalnya di Kalimantan dengan catatan daya dukungnya memadai ," tandasnya.

Keyakinan ini bukan tanpa alasan. Berkaca pada pengalaman di Palembang, Sumsel, ribuan hotspot di daerah itu padam begitu dibom dengan air. Dengan daya dukung pengamanan di darat, laut serta udara, juga koordinasi dan kondisi cuaca, pemadaman kebakaran lahan yang mengakibatkan sapuan asap tebal dapat ditanggulangi.

Padamnya titik api karena water bomb ini juga tak lepas dari pengalaman pilot asal Rusia yang memiliki jam terbang tinggi. Mereka terbiasa mengemudikan pesawat guna memadamkan api yang di lahan Afrika yang berkarakteristik mirip dengan Kalimantan.

Secara detil, Syamsul juga menjelaskan kerja pesawat berharga jual 42 juta dolar Amerika. Pada satu proses kerja atau satu shorty (semacam rute penerbangan, Red) pesawat ini mampu menyiramkan sekitar 200 ton air yang diambil bolak balik dari sumber air.

Dengan kekuatan teknis dan pengalaman tersebut, Syamsul kembali meyakinkan sebaran hotspot di Kalsel dan Kalteng dapat padam. "Jadi bukan sekali terbang hanya mengangkut 12 ton. Tapi satu kali penyemprotan 12 ton dan itu bisa ke sejumlah area. Tepatnya, satu kali shorty itu, 200 ton air bisa disemprotkan ke titik api," tuturnya.

Manager Operasional PT Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor, Noor Siswadi saat dikonfirmasi tentang pengaturan jadwal penerbangan sipil akibat kedatangan pesawat Rusia tersebut, mengaku masih melakukan perundingan dengan awak kru pesawat agar tidak menganggu penerbangan reguler.

Rencana bom air di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar dipastikan batal, sebab tidak terdapat titik api yang parah di wilayah tersebut. Berbeda dengan Kecamatan Gambut (Banjar) dan Landasan Ulin (Banjarbaru).

Camat Simpang Empat M Taufiq mengatakan, kabut asap yang juga sampai ke daerah itu dipastikan hanya impor dari daerah tetangga, Desa Alalak Padang (Batola).

Lain halnya dengan Kecamatan Gambut. Mereka telah siap menerima bom air, khususnya di seputar Jalan Gubernur Subarjo dan Gubernur Syarkawi. "Kita telah melakukan sosialisasi kepada warga yang bermukim di dua kawasan itu, melalui masjid-masjid, langgar-langgar hingga RT-RT-nya," ujar Camat Gambut Abdul Razak. niz/adi

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: