Selasa, 07 Nopember 2006 02:55:26
Banjarbaru, BPost
Dua pesawat Rusia, yang bertugas memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia, dijadwalkan tiba di Bandara Syamsudin Noor, Rabu (7/11).
Kehadirannya dipastikan dalam rapat di Posko Penanggulangan Asap dan Kebakaran Lahan Wilayah Kalimantan di ruang VIP II Bandara Syamsudin Noor, Senin pagi. Rapat dipimpin Gubernur Kalsel Rudy Arifin dan dihadiri Danrem 101/Antasari Kolonel Inf Waris, Danlanud Syamsudin Noor Letkol Pnb Anang Nurhadi Susila, pihak TNI AL serta perwakilan Kalteng.
Di hadapan hadirin dan pers, salah seorang pilot pesawat BE-200, Evgeny Serykh, mengatakan pesawat yang akan dikemudikannya datang Rabu. Sebelumnya, pesawat amphibi bermesin jet ini bertugas di Sumatera.
"Dua hari ke depan, pekerjaan besar ini akan kita lakukan. Perlu koordinasi bagus antara kita semua, baik pelaksana maupun masyarakat sekitar, juga dukungan Tuhan tentunya," kata Evgeny dalam bahasa Rusia yang diterjemahkan oleh RM Soeryo Goeritno selaku agen pesawat.
Setibanya di Syamsudin Noor, kedua pesawat akan menurunkan suku cadang. Setelah itu, pesawat langsung melakukan penyiraman titik api di Kalsel dan kemudian di Kalteng. "Mungkin akan satu kali penyemprotan dan hanya satu pesawat dahulu yang operasional pada hari pertama," lanjut Georitno.
Sebagaimana di Sumatera, pesawat tidak akan mengambil air di sungai karena alasan keamanan. Air akan diambil dari laut di sekitar perairan Tabunio, Tanah Laut.
Guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan, mengingat pesawat akan memuntahkan sekitar 12 ton air, setidaknya ada tiga areal harus steril. Pertama di Bandara Syamsudin Noor, kemudian di Tabunio dan ketiga di daerah titik api yakni Kecamatan Gambut dan Simpang Empat Kabupaten Banjar.
Danlanud, Anang, mengatakan pihaknya akan mengatur jadwal penerbangan bersama PT Angkasa Pura I selaku pengelola Syamsudin Noor.
Meski sementara ini fokusnya adalah titik api di kawasan hutan, aparat pemerintahan di Kabupaten Banjar diminta mengamankan warganya. Masyarakat diminta menjauh dari areal titik api saat penyiraman. Ini karena muntahan air tidak berupa butiran seperti hujan melainkan benar-benar laksana bom. Apalagi, pesawat berbadan bongsor ini diperkirakan terbang rendah, hanya 100-150 meter di atas permukaan tanah. Rumah pun dapat hancur jika terkena siramannya.
Sayangnya, meski menakutkan, sosialisasi di Kecamatan Gambut dan Simpang Empat baru dilakukan. Camat Gambut H Abdul Razak mengaku baru mendapat kabar dari Muspika setempat.
Masyarakat di sejumlah desa yang selama ini banyak terdapat titik api seperti Desa Pematang Panjang, Guntung Ujung, Guntung Papuyu dan Kayu Bawang diharapkan mengosongkan hutan. Mereka diminta tidak ke hutan melakukan aktivitas seperti mencari kayu bakar atau berladang.
Sosialisasi juga dilakukan kepada para nelayan di perairan Tabunio. "Nelayan sudah diinformasikan tentang kerja besar ini dan kami harapkan mereka tak melaut selama proses pengambilan air," kata WS Palaksa Angkatan Laut Banjarmasin, Sumarsono.
Sugeng dari Badan Kordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB) mengungkapkan pengeboman air ini tak dapat maksimal memadamkan kebakaran karena pesawat yang digunakan cuma dua.
"Kita berharap selama disewa 45 hari hujan bisa lebih cepat turun. Perkiraan kita November hujan sudah terjadi," jelasnya.
Maka dari itulah, lanjutnya, usaha lain seperti pembuatan hujan buatan dan kerja sama dengan instansi lain terus ditingkatkan agar hasil yang didapat lebih maksimal.
Sementara itu, kemarin, hujan mengguyur Kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Meski cuma 5-15 menit, udara di dua kota ini terasa lebih segar.
Prediksi Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi dan Geofisika (Staklim BMG) Kelas I di Banjarbaru menyebutkan ini hujan lokal saja.niz
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
Friday, December 08, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment