Jumat, 17 Nopember 2006 02:14:25
Banjarmasin, BPost
Bagi orang awam, tidak ada hubungan langsung antara pekatnya kabut asap yang menyaput Kalsel dengan gangguan kejiwaan masyarakat. Namun bagi Direktur RSJ Tamban, dr Ahyar Nawi Husin SP Kj, kedua hal itu erat kaitannya.
Menurutnya, dalam enam bulan terakhir jumlah penderita gangguan kejiwaan mengalami peningkatan sebanyak 37 persen.
Selain himpitan ekonomi, ia menyebut hal itu disebabkan karena kondisi udara yang tidak sehat, terutama karena kabut asap.
Hal ini dikemukakannya dalam jumpa pers bulanan Pemprov Kalsel di Gedung PWI, Kamis (16/11). Hadir dalam acara ini, Ketua PWI Kalsel HG Rusdi Effendi AR beserta seluruh pengurus, Asisten Pemerintahan Fitri Rifani dan Kepala Biro Kesra Syamsul Hadi.
Dikatakan, berdasarkan hasil studi Bank Dunia disebutkan gangguan kejiwaan tidak hanya dipicu beban sosial dan ekonomi. Namun juga bisa karena polusi udara yang tinggi seperti halnya kabut asap.
"Kondisi udara yang jelek itu banyak mengandung nitrogen yang sangat berbahaya bagi otak. Jika nitrogen dihirup terus-menerus dan terakumulasi, maka mengakibatkan gangguan kejiwaan," ujar Ahyar.
Diakuinya, apa yang ia kemukakan memang belum melalui hasil uji penelitian. Namun, berdasarkan referensi berbagai buku kesehatan, dua hal tersebut sangat mendasar.
Mengenai jumlah penderita gangguan kejiwaan, Ahyar mengatakan dari 3.201.962 orang warga Kalsel, empat persen di antaranya atau 128.079 orang mengalami gangguan kejiwaan. Dari jumlah tersebut, 40 persennya atau 1.280.079 jiwa adalah anak. Dan dari populasi anak tersebut 192.000 anak atau 15 persennya perlu penanganan kejiwaan.
Sedangkan berdasarkan perhitungan BPS Kalsel 2003, proyeksi lima tahun mendatang, angka penderita gangguan kejiwaan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan empat persen.
Seperti 2006, dari jumlah penduduk 3,4 juta, jumlah penderitanya diperkirakan 138.048 orang. Semakin meningkatnya jumlah penderita gangguan kejiwaan itu membuat RSJ Tamban kewalahan menangani pasien. Pasalnya, fasilitas pendukung lainnya seperti dokter, perawat, tempat tidur pasien dan lainnya sangat terbatas.
"Makanya terpaksa kami selalu menolak pasien gangguan jiwa berat yang harus dirawat inap. Sebab perlakuan terhadap pasien gangguan kejiwaan ini berbeda dengan pasien penyakit umum yang bisa menempati selasar," tukasnya.
Beberapa waktu lalu, Direktur RSUD Ulin Banjarmasin, dr Abimanyu, mengatakan kabut asap memang berpotensi membuat orang menjadi linglung.
"Terlebih untuk orang yang menderita gejala penyakit asma. Karena dengan asap yang kadarnya di atas batas normal, tentu akan memicu kambuhnya orang sakit asma," tukasnya.
Tingkat oksigensi tubuh seseorang berkurang karena di dalam kabut asap itu banyak mengandung berbagai campuran gas lain yang berbahaya bila terhirup, seperti karbon, nitrogen dan partikel-partikel debu.
" Dan dalam kabut asap ini setahu kita, campuran yang paling banyak adalah partikel debu yang akhirnya mengganggu saluran nafas kemudian mengakibatkan seseorang menjadi linglung," tuturnya. ais
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
Tuesday, December 19, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment