Selasa, 31 Oktober 2006
Palangkaraya, Kompas - Sudah hampir sebulan ini semua sekolah di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, terpaksa diliburkan karena tebalnya kabut asap akibat pembakaran lahan. Daya saing dan tingkat pengetahuan para murid pun dikhawatirkan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan murid di daerah lain.
"Dilematis, meliburkan sekolah terlalu lama merugikan perkembangan pendidikan murid karena jam belajar berkurang. Namun, apabila murid dibiarkan bersekolah di tengah kualitas udara buruk, (hal itu) berbahaya bagi kesehatan anak sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Tengah (Kalteng) Hardy Rampay, Senin (30/10) di Palangkaraya.
Selain berharap kabut menipis, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalteng akan membahas solusi masalah pendidikan itu. "Dikhawatirkan, daya saing murid di Kalteng menurun dalam menghadapi ujian nasional. Padahal, Kalteng sedang giat-giatnya berusaha meningkatkan kualitas pendidikan," kata Hardy.
Tingkat kelulusan siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kalteng dalam ujian nasional tahun 2006 sebesar 93,07 persen, tingkat madrasah aliyah (MA) 95,03 persen, dan sekolah menengah kejuruan (SMK) 93,64 persen.
Sebanyak 9.615 siswa dari total 10.300 siswa SMA/MA di Kalteng yang mengikuti ujian nasional dinyatakan lulus. Dari 2.580 siswa SMK, 2.416 di antaranya lulus.
Sebagai perbandingan, angka kelulusan siswa tahun ajaran 2004/2005 pada ujian tahap pertama untuk SMA/MA sebesar 57,48 persen dan SMK sebesar 42,91 persen. Pada ujian tahap kedua, angka kelulusan siswa SMA/MA mencapai 98,93 persen dan SMK sebesar 98,47 persen.
Sehubungan dengan masalah asap, Kepala Badan Pengawasan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Daerah Kalteng Moses Nicodemus menuturkan, berlarut-larutnya kabut asap disebabkan oleh maraknya kebakaran lahan gambut, terutama di selatan Kalteng.
Luas lahan gambut di Kalteng sekitar tiga juta hektar. Kawasan gambut Kalteng merupakan yang terluas di Kalimantan. Luasnya lebih dari sepertujuh total luas lahan gambut Indonesia.
Penduduk di sejumlah kota juga masih menderita karena buruknya kualitas udara akibat asap. Kota-kota itu, di antaranya, adalah Pontianak (Kalimantan Barat), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), bahkan Palu (Sulawesi Tengah) yang mendapat kiriman asap dari Kalimantan Timur.
Asap pekat terutama menyelimuti Banjarmasin pada pukul 06.00 hingga 08.00. Jarak padang berkisar 100 hingga 500 meter. Asap diduga berasal dari kebakaran lahan di pinggiran Banjarmasin, di sekitar Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut. Pada jalan penghubung Banjarmasin- Banjarbaru, kebakaran lahan ada yang sudah mencapai tepi aspal jalan.
Sementara itu, di Pontianak, kabut asap yang kembali turun memang belum tebal, tetapi cukup mengganggu aktivitas warga. Situasi yang sama tampak di Kota Palu. Kabut asap mengakibatkan Pegunungan Gawalise yang mengelilingi Kota Palu hanya tampak samar-samar. Biasanya, Pegunungan Gawalise yang menghijau tampak jelas dari hampir semua sudut di Kota Palu. (CAS/RYO/FUL/REI/NAT)
Sunday, November 12, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment