Sunday, November 12, 2006

KABUT ASAP

Sabtu, 28 Oktober 2006
Palangkaraya, Kompas - Rezeki para penyedia jasa di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, Kalimantan Tengah, seperti porter, sopir taksi, pemilik restoran, dan pengemudi ojek, hilang dalam tiga pekan ini. Pasalnya, selama itu Tjilik Riwut lumpuh karena tebalnya kabut asap.

Meski awal pekan ini sempat menipis, pada Jumat (27/10) asap kembali menebal. Jarak pandang di bandara turun menjadi 200 meter dari sehari sebelumnya yang antara 500 meter dan 600 meter. Batas jarak pandang minimal di bandara 800 meter.

Kemarin suasana di Bandara Tjilik Riwut amat lengang. Hanya beberapa pegawai bandara dan Badan Meteorologi Palangkaraya yang beraktivitas di sana.

Sehari-harinya, saat bandara aktif, ada sekitar 30 pengangkut barang (porter), 20 sopir taksi bandara, dan puluhan tukang ojek yang menunggu penumpang pesawat. Dua warung makan dan restoran di kawasan itu pun tutup sejak bandara lumpuh mulai 8 Oktober 2006.

"Sejak tidak ada penerbangan, porter dan sopir taksi kehilang- an pendapatan," kata Paidin, seorang petugas keamanan. Upah yang diterima porter bergantung pada pemberian penumpang, minimal Rp 5.000 sekali angkut.

Adapun tarif taksi Rp 50.000 sekali jalan dari bandara ke tempat tujuan di Palangkaraya. Berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia, taksi di Palangkaraya hanya ada di bandara dan tidak diizinkan mencari penumpang di jalan. Angkutan kota dilayani kendaraan umum bertrayek.

Ilham, warga yang tinggal di dekat bandara, menuturkan, tukang ojek pun kehilangan pendapatan. "Padahal, selain dari penumpang, tukang ojek juga biasa mendapat persen Rp 5.000 dari hotel tujuan dia mengantar penumpang," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Palangkaraya Hidayat menuturkan, saat ini hujan mulai turun di beberapa daerah di utara Kalimantan Tengah, seperti di Kabupaten Murung Raya dan Barito Utara. "Hujan di Palangkaraya awal pekan lalu adalah hujan alami, bukan hujan buatan," ujarnya.

Pada wilayah tengah dan selatan Kalimantan Tengah, seperti Gunung Mas, Palangkaraya, dan Pulang Pisau, musim hujan diperkirakan baru akan mulai pada awal hingga pertengahan November. Itu mundur 10 hari dari prakiraan sebelumnya.

"Tanda-tanda datangnya musim hujan sudah terlihat dalam satu minggu terakhir, yaitu perubahan arah angin. Sebelumnya angin didominasi oleh angin dari arah selatan dan tenggara sehingga menjadi tidak beraturan. Kini sudah bertiup angin dari arah barat dan utara," kata Hidayat. (CAS)

No comments: